Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Berjongkok setelah Berhubungan Seksual, Efektifkah Cegah kehamilan?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 26 Dec 2022 21:40 WIB

Pasangan Suami Istri
Berjongkok Setelah Berhubungan Seksual, Efektifkah Cegah kehamilan?/ Foto: Getty Images/iStockphoto/tongpatong

Berjongkok setelah berhubungan seksual disebut bisa mencegah kehamilan. Benar enggak ya, Bunda?

Beberapa orang percaya bahwa posisi jongkok usai berhubungan seksual bisa mendorong air mani yang mengandung sperma keluar. Percaya atau tidak, teknik masih digunakan wanita usai berhubungan seksual untuk mencegah kehamilan.

Melansir dari Medical News Today, sama seperti mitos lainnya, berjongkok tidak terbukti secara ilmiah bisa mengeluarkan air mani dari vagina. Begitu air mani memasuki serviks melalui vagina, tidak ada cara yang terbukti bisa mengeluarkannya.

"Air mani memasuki rahim dalam beberapa menit setelah ejakulasi. Sperma dapat hidup di dalam vagina hingga tujuh hari. Begitu sperma memasuki rahim, tidak ada cara yang terbukti secara ilmiah bisa mengeluarkannya," kata Alana Biggers, M.D., MPH, Dokter Penyakit Dalam dan Asisten Profesor di University of Illinois di Chicago College of Medicine.

Air mani adalah cairan yang mengandung vitamin, mineral, dan sperma. Beberapa cairan ini mungkin saja keluar dari vagina setelah beberapa menit atau beberapa jam. Meski diantaranya mengandung sperma, sebagian besar terdiri dari campuran protein dan vitamin.

Teknik berjongkok ini hampir sama dengan mandi atau buang air kecil usai berhubungan seksual. Beberapa cara tersebut dianggap bisa membersihkan vagina dari sperma, bahkan mengeluarkan sperma.

Sejauh ini, belum ada banyak bukti yang membuktikan bahwa cara-cara tersebut efektif mengeluarkan air mani bahkan sperma dari vagina. Satu-satunya cara untuk mencegah kehamilan adalah menggunakan kontrasepsi ya, Bunda.

Cara cegah kehamilan usai berhubungan seksual

Salah satu cara untuk mencegah kehamilan usai berhubungan seksual adalah minum pil KB darurat.

Pil KB darurat mengacu pada metode kontrasepsi yang dapat digunakan untuk mencegah kehamilan setelah hubungan seksual. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), sejumlah pil KB darurat aman digunakan bagi wanita.

Tidak ada batasan usia untuk penggunaan pil kontrasepsi darurat. Namun Bunda tidak bisa mengonsumsi pil kontrasepsi darurat jika mengalami alergi, menderita asma, atau minum obat yang bisa berinteraksi dengan pil kontrasepsi darurat.

"Pil KB darurat dapat mencegah kehamilan dengan menunda ovulasi dan tidak menyebabkan aborsi. Pil KB ini biasanya mengandung bahan kimia levonorgestrel," demikian kata WHO dalam laman resminya.

NHK Inggris menjelaskan, penggunaan alat kontrasepsi darurat ini dapat mencegah kehamilan hingga lebih dari 95 persen kehamilan bila digunakan dalam waktu 5 hari setelah berhubungan seksual.

Sementara itu, ada pula yang mengharuskan untuk minum pil ini dalam waktu 3-5 hari setelah berhubungan seksual. Semakin cepat seseorang menggunakannya, semakin efektif.

Pil KB darurat dapat digunakan segera setelah berhubungan seksual untuk mencegah kehamilan. Selain itu, ada pula beberapa kondisi yang memerlukan pil KB darurat ini, Bunda.

Simak penjelasan lengkap, di halaman berikutnya ya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga 6 masalah seks pasutri yang perlu dikonsultasikan ke dokter, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

KONDISI BUNDA MEMBUTUHKAN KONTRASEPSI DARURAT

Ilustrasi Suami Istri

Berjongkok Setelah Berhubungan Seksual, Efektifkah Cegah kehamilan?/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Kondisi Bunda membutuhkan pil KB darurat

Menurut WHO, semua wanita usia reproduksi mungkin memerlukan pil KB darurat untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. Sejauh ini, tidak ada kontraindikasi medis yang mutlak untuk penggunaan kontrasepsi darurat.

Banner Hari Pertama Masuk Sekolah

Meski begitu, kontrasepsi darurat tidak dapat menggantikan pil KB reguler. Pil KB darurat ini juga sebaiknya digunakan dalam kondisi tertentu, seperti:

  1. Tidak menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan seks.
  2. Ketika ada kekhawatiran terkait kegagalan penggunaan kontrasepsi atau penggunaan yang kurang tepat atau tidak benar, seperti kondom rusak, terselip, atau salah memakainya.
  3. Lebih dari 3 hari melewatkan pil kontrasepsi oral kombinasi secara berurutan.
  4. Terlambat lebih dari 3 jam dari waktu biasanya minum pil progestogen atau lebih dari 27 jam setelah pil sebelumnya.
  5. Terlambat lebih dari 12 jam dari waktu biasa konsumsi pil yang mengandung desogestrel (0,75 mg) atau lebih dari 36 jam setelah pil sebelumnya.
  6. Lebih dari 2 hingga 4 minggu terlambat untuk suntik KB.
  7. Terlambat lebih dari 7 hari untuk kontrasepsi suntik kombinasi.
  8. Penarikan penis yang gagal saat berhubungan seksual.
  9. Kesalahan perhitungan masa ovulasi atau masa subur.

Ayah dan Bunda sebaiknya konsultasi dulu ke dokter bila sedang program hamil atau mencegah kehamilan. Cara mencegah kehamilan yang tepat itu enggak hanya sekedar mendengar mitos belaka.


(ank/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda