kehamilan

12 Cara Berhubungan Intim yang Tidak Mengakibatkan Kehamilan, Beri Tahu Suami Bun

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 29 Sep 2022 16:40 WIB

Jakarta -

Bunda sedang menunda kehamilan? Ada beberapa cara berhubungan intim yang tidak mengakibatkan kehamilan lho, Bunda.

Berhubungan seksual tetap bisa dilakukan saat program menunda momongan ya. Tapi, pasangan suami istri perlu memahami dulu hal-hal yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk mencegah kehamilan saat berhubungan seksual.

Ada beberapa pilihan metode yang efektivitasnya mencapai 99 persen dalam mencegah kehamilan. Ada pula cara alami yang dapat dilakukan untuk menundanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Banner Ciri Janin di Perut

Nah, berikut 12 cara berhubungan intim yang tidak mengakibatkan kehamilan:

1. Senggama terputus

Senggama terputus adalah metode kontrasepsi alami yang bisa mencegah kehamilan. Cara ini dilakukan oleh Ayah dengan melakukan orgasme di luar vagina atau menarik penis sebelum ejakulasi.

Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr.Liva Widjaja, Sp.OG., metode KB ini sebenarnya sudah ada sejak dulu. Sanggama terputus termasuk dalam metode KB non hormonal, Bunda.

"Sanggama terputus itu berhubungan seksual seperti biasa, saat ejakulasi atau mengeluarkan sperma, alat genital suami dikeluarkan atau sperma dikeluarkan di luar. Ini termasuk non hormonal, sama seperti kondom dan IUD," kata Dokter Liva dalam Live Instagram HaiBunda, beberapa waktu lalu.

Senggama terputus memang bisa mencegah kehamilan, namun efektivitasnya masih kalah dari metode KB yang lain. Tapi, Efektivitas senggama putus bisa meningkat bila digabung dengan metode KB lain.

2. Menggunakan kondom

Ilustrasi KondomIlustrasi Kondom pria/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Kondom termasuk jenis kontrasepsi non-hormonal. Kondom terbuat dari bahan lateks yang sangat tipis dan elastis. Beberapa produk kondom memiliki fitur tambahan, seperti pelumas yang diklaim bisa meningkatkan performa saat berhubungan seksual.

Penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi akan lebih efektif bila digunakan dengan benar. Tapi, efektivitasnya tidak 100 persen bisa mencegah kehamilan, Bunda.

Ada dua jenis kondom yang bisa digunakan agar tidak mengakibatkan kehamilan. Berikut penjelasannya:

Kondom pria

Kondom pria bekerja dengan cara menangkap air mani, sehingga sperma tidak bisa masuk ke rahim saat berhubungan seksual. Selain untuk mencegah kehamilan, kondom ini juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit menular seksual (PMS), termasuk herpes simplex virus (HSV) dan human immunodeficiency virus (HIV).

Kondom wanita

Kondom wanita terbuat dari lateks sintetis yang lembut dan tipis. Kondom ini dipakai di dalam vagina untuk mencegah air mani masuk ke rahim. Sama seperti kondom pria, kondom wanita juga bisa menurunkan risiko terkena PMS.

3. Minum pil kontrasepsi darurat

Badan Kesehatan Dunia (WHO), menganjurkan untuk menggunakan kontrasepsi darurat dalam waktu 5 hari saja. Tapi, kontrasepsi ini lebih efektif bila dapat digunakan segera setelah berhubungan seksual untuk mencegah kehamilan.

WHO menjelaskan, pil kontrasepsi darurat dapat mencegah atau menunda ovulasi. Pil ini dapat digunakan semua wanita untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.

Kondisi Bunda dapat minum pil kontrasepsi darurat

Berikut kondisi di mana Bunda dapat mengonsumsi pil kontrasepsi darurat:

  • Tidak menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan seks.
  • Merasa khawatir karena penggunaan kondom yang kurang tepat, seperti kondom rusak, terselip, atau salah memakainya.
  • Bunda sudah lebih dari 3 hari melewatkan pil KB kombinasi secara berurutan.
  • Terlambat lebih dari 3 jam dari waktu biasanya minum pil KB progestogen atau lebih dari 27 jam setelah pil sebelumnya.
  • Terlambat lebih dari 12 jam dari waktu biasa konsumsi pil yang mengandung desogestrel (0,75 mg) atau lebih dari 36 jam setelah pil sebelumnya.
  • Lebih dari 2 hingga 4 minggu terlambat untuk suntik KB.
  • Terlambat lebih dari 7 hari untuk mendapatkan KB suntik kombinasi.
  • Gagal senggama terputus
  • Kesalahan perhitungan masa ovulasi atau masa subur.

4. Tidak berhubungan seks di masa subur

Menurut dr. Ivan R. Sini, SpOG dalam buku Bayi Tabung: Mempersiapkan Kehamilan dan Menanti Kehamilan, masa subur adalah suatu masa dalam siklus bulanan seorang wanita, saat dia menghasilkan sel telur yang matang. Saat inilah proses pembuahan (ovulasi) akan terjadi dengan mudah.

Selain wanita, pria juga memiliki kesuburan. Tapi, hal tersebut tidak bergantung pada siklus seperti yang dialami wanita.

"Pria dapat menghasilkan sel sperma kapan saja. Sejauh dia dapat memproduksi sel sperma yang sehat dalam jumlah yang mencukupi, dia disebut subur," tulis Ivan.

Tidak berhubungan di masa subur lebih diutamakan pada wanita. Sebab, masa subur wanita dapat ditentukan dengan perhitungan, Bunda.

5. Menghitung masa subur

Young beautiful woman holding menstruation calendar at home serious face thinking about question, very confused ideaIlustrasi Menghitung Masa Subur/ Foto: iStock

Bunda perlu menghitung masa subur untuk menjadwalkan berhubungan intim. Terutama, bila Bunda berencana menunda kehamilan.

Cara mengetahui masa subur adalah dengan memahami siklus haid. Bunda juga dapat mengenali beberapa tanda ovulasi untuk menghindari berhubungan seksual di waktu ini.

"Memprediksi ovulasi dapat membantu memprediksi waktu terbaik untuk hamil. Jika melakukan hubungan seks jarang, ini memberi tahu kapan kita harus meningkatkan kesempatan untuk hamil," ungkap Direktur layanan infertilitas di Cleveland Clinic, James Goldfarb, MD.

Cara menghitung masa subur

Berikut beberapa cara untuk menghitung masa subur:

  • Sistem kalender
  • Menghitung dengan rumus Neagle
  • Mengukur suhu tubuh basal

6. Menggunakan IUD

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Paruh Waktu di RS Hermina Jatinegara, dr. Adila Rossa Amanda Malik, Sp.OG, menjelaskan bahwa IUD (intrauterine device) atau KB spiral adalah alat berbentuk T kecil, dengan panjang sekitar 2-3 cm dan diameter 0.5 cm. Alat kontrasepsi ini memiliki lengan lentur yang saat di dalam rahim akan tertutup.

"IUD bekerja dengan cara membuat peradangan lokal di sekitar dinding dalam rahim, sehingga apabila sudah ada embrio tidak akan bisa ditanam dan mencegah kehamilan. IUD juga menyebabkan produksi lendir lebih banyak, sehingga sperma tidak bisa naik ke atas dan bertemu sel telur," kata Adila saat dihubungi HaiBunda, belum lama ini.

Dikutip dari laman Monitoring Berkualitas BKKBN (MONIKA BKKBN), IUD sangat efektif untuk mencegah kehamilan hingga 99 persen. Dari 1.000 perempuan yang menggunakan IUD, hanya 6-8 perempuan yang hamil di tahun pertama setelah pemakaian.

7. Sterilisasi

Sterilisasi adalah metode yang cukup efektif untuk tidak mengakibatkan kehamilan. Sterilisasi dapat dilakukan oleh suami atau istri. Berikut dua jenis sterilisasi untuk mencegah kehamilan:

Sterilisasi pria

Sterilisasi pria disebut juga vaksektomi. Metode kontrasepsi ini berupa tindakan medis untuk penutupan saluran sperma kanan dan kiri sehingga cairan mani yang keluar tidak lagi mengandung sel sperma.

Pria yang melakukan vasektomi tetap bisa memproduksi sel mani atau sperma, namun tidak akan terserap kembali oleh tubuh karena sperma berisi protein. Jadi, saat berhubungan seksual hanya cairan mani yang masuk ke vagina tanpa ada sel mani.

Sterilisasi wanita

Sterilisasi pada wanita disebut juga tubektomi. Kontrasepsi ini dapat mencegah pertemuan sperma dengan sel telur dengan jalan menutup kedua saluran telur. Akibatnya, sel telur tidak dapat dibuahi sperma sehingga tidak terjadi kehamilan.

Efektivitas metode sterilisasi wanita ini mencapai 99,5 persen. Metode ini juga tidak mengganggu hubungan seksual dan memengaruhi proses menyusui.

8. Menggunakan kontrasepsi KB suntik

KB suntik merupakan jenis kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi ini melibatkan hormon untuk menunda kehamilan, Bunda.

KB suntik terdiri dari dua jenis, yakni:

KB suntik 1 bulan

KB suntik 1 bulan menggunakan dua turunan hormon estrogen dan progesteron. Alat KB ini juga sering disebut KB suntik kombinasi dan disuntikkan setiap bulan. KB suntik 1 bulan bekerja dengan cara mencegah pelepasan sel telur dari indung telur dan mengentalkan lendir serviks, sehingga mengganggu pertemuan antara sperma dan sel telur.

KB suntik 3 bulan

KB suntik 3 bulan terdiri dari satu hormon turunan progesteron, yakni DMPA (Depo-Provera). Cara kerja kb suntik ini sama dengan KB suntik 1 bulan. Alat kontrasepsi ini bisa menimbulkan efek samping, seperti menyebabkan retensi cairan, sehingga perut terasa begah, gangguan siklus haid, mual, dan gangguan suasana hati.

9. Menggunakan nuvaring

Mengutip NHK Inggris, nuvaring dikenal juga dengan nama cincin vagina. Alat kontrasepsi ini berbentuk plastik kecil yang lembut dan dipasang di dalam vagina.

Cara kerja nuvaring dengan melepaskan dosis hormon estrogen dan progesteron secara terus-menerus ke dalam aliran darah, untuk mencegah kehamilan. Selain itu, nuvaring juga dapat mengentalkan lendir serviks, sehingga mengganggu pertemuan sperma dan sel telur.

Bila digunakan dengan benar, alat kontrasepsi ini 99 persen efektif mencegah kehamilan. Selain itu, alat kontrasepsi ini tidak akan mengganggu hubungan seksual.

Waktu menggunakan nuvaring

Bunda dapat menggunakan nuvaring kapan saja selama tidak hamil. Standar penggunaannya adalah membiarkan cincin 21 hari, lalu melepaskan selama fase istirahat 7 hari. Bunda akan tetap terlindungi dari kehamilan selama fase istirahat. Setelah 7 hari dilepas, cincin yang baru dapat dipasang kembali selama 21 hari.

10. Menyusui eksklusif

MenyusuiIlustrasi Ibu Menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Metode pengendalian kelahiran melalui ASI Eksklusif disebut Lactational Amenorrhea Method (LAM) atau metode amenore laktasi. Menurut konsultan laktasi Kelly Bonyata, BS, IBCLC, metode ini mengacu pada infertilitas postpartum alami yang terjadi ketika seorang wanita tidak haid karena menyusui.

"Pemberian ASI eksklusif sebenarnya telah terbukti sebagai bentuk pengendalian kelahiran yang sangat baik. Tetapi, ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi agar ASI dapat digunakan secara efektif," ujar Bonyata, dilansir Kelly Mom.

Syarat menyusui efektif cegah kehamilan

Menyusui secara eksklusif setidaknya efektif mencegah kehamilan sekitar 98 hingga 99,5 persen. Namun, efektivitas ini hanya akan terjadi bila:

  • Bunda menyusui bayi berusia kurang dari 6 bulan
  • Periode haid belum kembali
  • Bayi menyusui sesuai keinginannya (siang dan malam) dan tidak mendapatkan makanan apa pun selain ASI.

11. Memerhatikan posisi seks

Beberapa posisi seks disebut bisa mencegah kehamilan. Tapi, cara ini tidak 100 persen efektif ya, Bunda. Penggunaan alat kontrasepsi masih dianjurkan untuk mencegah kehamilan saat berhubungan seksual.

Berikut 3 posisi seks yang diyakini bisa mencegah kehamilan:

Posisi standing

Posisi ini disebut minim risiko kehamilan karena memanfaatkan gravitasi untuk menjauhkan pergerakan sperma dari mulut rahim.

Posisi spooning

Posisi ini seringkali dapat mencegah penetrasi terlalu dalam sehingga bisa meminimalkan risiko kehamilan.

Posisi Woman on Top (WOT)

Pada posisi ini, sperma yang keluar akan melawan gravitasi untuk menuju rahim sehingga dapat mencegah kehamilan.

Posisi seks akan sangat efektif untuk mencegah kehamilan bila Ayah dan Bunda juga menggunakan kontrasepsi ya. Mengutip Medical News Today, Family Planning Association (FPA) di Inggris mengklaim bahwa hingga 90 persen wanita yang aktif secara seksual akan hamil dalam 12 bulan bila mereka tidak menggunakan kontrasepsi. Seseorang berisiko hamil setiap kali berhubungan seks tanpa kontrasepsi, termasuk saat pertama kali berhubungan seks.

12. Konsumsi makanan tertentu

Bunda dapat mengonsumsi makanan tertentu yang dipercaya bisa mencegah kehamilan. Berikut 3 makanan yang dapat dikonsumsi:

  • Blue Cohosh

Blue Cohosh merupakan spesies Caulophyllum, tumbuhan berbunga dalam famili Berberidaceae. Tanaman ini dapat merangsang pelepasan hormon oksitosin yang dapat mengakibatkan kontraksi dinding rahim dan mencegah kehamilan.

Dosis penggunaan Blue Cohosh harus tepat ya, Bunda. Tanaman ini bisa menyebabkan kerusakan hati dan ginjal yang serius.

  • Pepaya

Ayah dan Bunda dapat konsumsi pepaya setidaknya dua kali sehari selama 3 sampai 4 hari, bila berhubungan seksual tanpa kondom. Pepaya dipercaya dapat mencegah pembuahan, serta bertindak sebagai KB alami untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan setelah berhubungan seksual.

Buah pepaya juga dapat mengurangi jumlah sperma pada pria. Namun, Ayah tak perlu khawatir, jumlah sperma akan kembali normal saat tidak mengonsumsinya buah ini lagi.

  • Daun mint kering

Metode KB dengan daun mint kering adalah bagian ilmu kesehatan asal India, Ayurveda. Daun mint dapat berperan sebagai kontrasepsi alami.

Bunda dapat mengonsumsi 1 sendok teh daun mint kering dan dicampur air hangat. Bunda dapat mengonsumsi ramuan ini setelah berhubungan seksual untuk mencegah kehamilan.

Namun, sebelum mencoba buah dan tanaman herbal untuk mencegah kehamilan sebaiknya tanya dan konsultasikan terlebih dahulu pada dokter ya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga 4 cara menentukan masa subur, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT