KEHAMILAN
6 Jenis Abortus yang Terjadi Selama Kehamilan, Ketahui Bedanya Bun
Asri Ediyati | HaiBunda
Rabu, 14 Jun 2023 22:05 WIBSalah satu paling ditakutkan dalam kehamilan adalah abortus atau keguguran. Tapi, perlu dipahami bahwa hanya karena disebut 'keguguran', bukan berarti Bunda melakukan kesalahan dalam menjalani kehamilan ya.
Sebagian besar keguguran berada di luar kendali ibu hamil dan terjadi karena janin berhenti tumbuh. Dilansir Cleveland Clinic, kelainan kromosom menyebabkan sekitar 50 persen dari semua kasus keguguran pada trimester pertama (hingga 13 minggu) kehamilan.
Kromosom merupakan struktur kecil di dalam sel tubuh yang membawa gen. Gen menentukan semua atribut fisik seseorang, seperti jenis kelamin, warna rambut dan mata, serta golongan darah.
Selama pembuahan, yakni saat sel telur dan sperma bertemu, dua set kromosom akan bersatu. Jika sel telur atau sperma memiliki kromosom lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya, maka janin akan memiliki jumlah kromosom yang tidak normal.
Nah, ketika sel telur yang telah dibuahi tumbuh menjadi janin, sel-selnya akan membelah. Kelainan selama proses ini juga bisa menjadi penyebab keguguran, Bunda.
Di samping itu, sebagian besar masalah kromosom terjadi secara kebetulan. Tidak sepenuhnya diketahui penyebabnya.
Jenis abortus
Terdapat beberapa jenis atau macam abortus yang perlu Bunda ketahui. Masing-masing jenis memiliki penanganan yang berbeda oleh dokter atau tenaga medis.
Melansir dari beberapa sumber, berikut 6 jenis abortus atau keguguran:
1. Abortus imminens
Dikutip dari laman Pregnancy Birth Baby, ketika tubuh menunjukkan tanda-tanda keguguran, ini disebut abortus imminens atau threatened abortion. Pada kondisi ini, Bunda dapat mengalami perdarahan vagina ringan atau nyeri perut bagian bawah, yang berlangsung berhari-hari atau berminggu-minggu. Keluhan dapat terjadi meski serviks masih tertutup.
Jika rasa sakit dan perdarahan dapat teratasi, ibu hamil dapat melanjutkan kehamilannya. Namun, bila keluhan terus memburuk, maka keguguran dapat terjadi.
Jarang ada yang bisa dilakukan oleh dokter atau bidan untuk mencegah keguguran. Di masa lalu bedrest sangat direkomendasikan, tetapi tidak ada bukti ilmiah bahwa hal ini dapat mencegahnya.
2. Abortus insipiens
Abortus insipiens atau keguguran yang tak terhindarkan bisa terjadi setelah abortus imminens atau tanpa peringatan. Biasanya, pada kondisi ini terjadi lebih banyak perdarahan vagina dan kram perut bagian bawah. Selama keguguran, serviks juga sudah terbuka dan janin yang berkembang akan keluar saat terjadi perdarahan.
3. Abortus lengkap (komplet)
Keguguran lengkap terjadi ketika semua jaringan kehamilan telah meninggalkan rahim. Perdarahan vagina dalam kondisi ini dapat berlanjut selama beberapa hari. Selain itu, Bunda juga dapat mengalami nyeri kram seperti persalinan atau nyeri haid yang kuat, karena rahim terus berkontraksi.
Jika mengalami keguguran di rumah atau di tempat lain tanpa adanya petugas kesehatan, maka sebaiknya ibu hamil segera melakukan pemeriksaan ke dokter atau bidan untuk memastikan keguguran sudah tuntas.
4. Abortus yang tidak lengkap (inkomplit)
Pada abortus tidak lengkap ini, beberapa jaringan kehamilan akan tertinggal di dalam rahim. Perdarahan vagina dan kram perut bagian bawah dapat berlanjut saat rahim terus berusaha mengosongkannya.
Dokter atau bidan perlu menilai apakah prosedur singkat, seperti kuret, perlu atau tidak dilakukan untuk mengangkat jaringan kehamilan yang tersisa. Pasien yang menjalani kuret mungkin membutuhkan rawat inap untuk pemulihan.
5. Abortus yang terlewatkan
Keguguran bisa saja terjadi tanpa gejala dan disadari. Akibatnya, janin sudah mati tidak terdeteksi dan tetap berada di dalam rahim. Kondisi ini dikenal sebagai 'keguguran yang terlewatkan'.
Bila ibu hamil mengalami keguguran ini, ia mungkin akan mengalami keputihan abnormal yang berwarna kecoklatan. Beberapa gejala kehamilan, seperti mual dan kelelahan, juga mungkin sudah hilang. Bila merasa ada yang tak beres dengan kehamilan, ibu hamil sebaiknya segera periksa ke dokter dan harus mendiskusikan pilihan perawatan yang tepat.
6. Abortus berulang
Sejumlah kecil wanita dapat mengalami abortus atau keguguran berulang. Bila ini adalah keguguran yang ketiga atau lebih dan terjadi secara berturut-turut, Bunda sebaiknya segera diskusikan dengan dokter. Fokus utama yang penting adalah mencari penyebab keguguran, terutama bila Bunda sedang program hamil.
Gejala abortus yang umum
Seorang ibu hamil mungkin tidak menyadari bahwa ia mengalami abortus. Hal ini karena keguguran dapat terjadi secara tiba-tiba atau selama beberapa minggu.
Gejala keguguran yang paling umum adalah perdarahan vagina, yang dapat bervariasi dari bercak merah muda atau coklat, hingga perdarahan yang hebat. Bila ini terjadi di awal kehamilan, seorang wanita mungkin berpikir bahwa sedang haid.
Berikut beberapa gejala abortus yang paling umum:
- Perdarahan yang berkembang dari ringan ke berat. Ibu hamil juga dapat mengeluarkan jaringan berwarna keabu-abuan atau gumpalan darah.
- Kram dan sakit perut (biasanya lebih buruk dari kram saat haid).
- Nyeri punggung bawah dari ringan hingga berat.
- Penurunan gejala kehamilan.
Hubungi penyedia perawatan kehamilan segera bila mengalami gejala-gejala tersebut. Bila memungkinkan, segera periksa ke dokter ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(Asri Ediyati/ank)Simak video di bawah ini, Bun:
Bunda Mengalami Keguguran, Ini 5 Tips agar Merasa Nyaman Kembali Bekerja
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Kenali 5 Tanda-tanda Keguguran, Waspada Saat Gerakan Bayi Menurun
Abortus Imminens Jadi Ancaman Keguguran Hamil Muda, Kenali Faktor Risikonya Bun
Bumil, Waspadai Risiko Abortus Insipiens di Awal Kehamilan
9 Penyebab Keguguran, dari Faktor Genetik hingga Penyakit Kronis
TERPOPULER
Potret Jennifer Bachdim Ajak Keempat Anak Tanpa Sang Suami Jalan-jalan ke Tokyo
7 Merek Pelumas Vagina yang Aman untuk Berhubungan Intim & Cara Memilihya
Annisa Pohan Bagikan Foto saat Masa PDKT dengan Agus Yudhoyono, Dipuji Awet Muda
Cara Membuat Kartu Keluarga (KK) dan KTP Baru Online setelah Menikah
5 Potret Anak Ketiga Judika & Duma Riris yang Jarang Terekspose
REKOMENDASI PRODUK
7 Merek Pelumas Vagina yang Aman untuk Berhubungan Intim & Cara Memilihya
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Susu UHT untuk Anak & Panduan Memilih yang Terbaik
KinanREKOMENDASI PRODUK
Review Professional Air Fryer Oxone vs Glasstop Smart Fryer, Mana Pilihan Bunda?
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Lipstik Glossy Tahan Lama, Cocok Dipakai Seharian
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
3 Pilihan Cooler Bag untuk ASI, Mana yang Paling Praktis & Tahan Lama?
Ratih Wulan PinanduTERBARU DARI HAIBUNDA
Potret Jennifer Bachdim Ajak Keempat Anak Tanpa Sang Suami Jalan-jalan ke Tokyo
Cara Membuat Kartu Keluarga (KK) dan KTP Baru Online setelah Menikah
5 Potret Anak Ketiga Judika & Duma Riris yang Jarang Terekspose
7 Merek Pelumas Vagina yang Aman untuk Berhubungan Intim & Cara Memilihya
Annisa Pohan Bagikan Foto saat Masa PDKT dengan Agus Yudhoyono, Dipuji Awet Muda
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Karakter Animasi Film 'Merah Putih: One For All' Disebut Mirip Wapres Gibran Bikin Salfok
-
Beautynesia
Bingung Pilih Masker Wajah? Ketahui Jenis-jenis Face Mask Sesuai Jenis Kulitmu
-
Female Daily
Kolaborasi BLP Beauty dan Du Anyam Hadirkan Sinergi “Be The Strength in You: Berdaya Lewat Berbagi”
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Adu Gaya Raline Shah & Luna Maya Jadi Bridesmaid Millane Fernandez di Italia
-
Mommies Daily
12 Rekomendasi Bedak Padat untuk Usia 40 Tahun ke Atas, dari Rp20 Ribuan hingga Rp200 Ribuan