
kehamilan
Hiperplasia Endometrium, Kenali Bahaya dan Pengobatan Penebalan Dinding Rahim
HaiBunda
Rabu, 19 Jul 2023 15:25 WIB

Kesehatan reproduksi masih menjadi masalah yang cukup banyak dihadapi para Bunda. Salah satu di antaranya adalah penebalan tidak normal pada dinding rahim atau hiperplasia endometrium. Â
Merujuk dari The American College of Obstetricians and Gynecologist, kondisi ini menggambarkan lapisan dari rahim yang terlalu tebal, Bunda. Walaupun tidak bersifat kanker, namun bisa memicu kanker rahim pada Bunda.Â
Apa saja bahaya dan pengobatan yang bisa Bunda lakukan? Simak sampai selesai, Bunda. Â
Peran penting endometrium
Melansir dari My Clevelandclinic, endometrium atau lapisan dinding rahim mempunyai peran penting selama proses reproduksi dan menstruasi, Bunda. Sebagian besar lapisan dinding rahim berisi jaringan mukosa yang terdiri dari dua lapisan. Yakni lapisan yang bisa berubah dan yang tidak berubah. Penebalan dinding rahim disebut normal manakala terjadi di awal siklus menstruasi.
Produksi ovarium biasanya berupa hormon estrogen dan progesterone, Bunda. Ini sebagai bentuk respons terhadap hormon perangsang dari otak. Perubahan estrogen dan progesteron yang teratur dapat membuat pola menstruasi teratur, yakni setiap 28 hari. Namun jika terjadi ketidakseimbangan dalam faktor dan stimulasi hormonal, mungkin saja terjadi kelainan yang perlu Bunda waspadai.
"Perubahan abnormal ini adalah penebalan dinding rahim yang tidak teratur dan disebut hiperplasia endometrium," kata Dokter obgyn, Andrea Chisholm, MD, dilansir Very Well Health.
Sebagai lapisan bagian terdalam dari rahim yang memiliki banyak fungsi penting bagi dalam sistem reproduksi wanita, fungsi utama endometrium adalah memproses implantasi embrio agar sel telur yang telah dibuahi menempel dan dapat berkembang pada tempatnya.Â
Ukuran ketebalan normal endometrium
Berdasar ulasan Radiologi Society of North America (RSNA), lapisan dinding rahim paling tipis terjadi selama menstruasi, Bunda. Yakni antara 2-4 mm. Sementara pada paruh pertama fase proliferasi yang dimulai sekitar hari ke-6 hingga 14 siklus wanita, atau waktu antara akhir satu siklus menstruasi, saat perdarahan berhenti dan sebelum ovulasi, endometrium mulai menebal dengan ukuran antara 5-7 mm.
Manakala menstruasi berlangsung dan bergerak menuju ovulasi, lapisan dinding rahim tumbuh lebih tebal hingga 11 mm. Kemudian sekitar 14 hari dalam siklus wanita, hormon memicu pelepasan sel telur. Selama fase sekresi ini, ketebalan lapisan dinding rahim paling besar bisa mencapai 15 mm.Â
Mengenali gejala hiperplasia endometrium
Menurut ulasan di laman Familydoctor, gejala penebalan dinding rahim dapat dikenali dari beberapa tanda berikut:
- Menstruasi terjadi lebih lama dan semakin berat dari biasanya
- Mengalami perdarahan di vagina pasca menopause
- Terjadi perdarahan di sela-sela waktu menstruasi
- Siklus menstruasi lebih pendek atau kurang dari 21 hari
- Tidak mengalami menstruasi di usia suburÂ
Penyebab hiperplasia endometrium
Mengutip dari Web MD, berikut merupakan penyebab penebalan dinding rahim yang mungkin Bunda alami:
- Bunda dengan usia lebih dari 35 tahun
- Mempunyai kebiasaan merokok
- Mempunyai anggota keluarga dengan riwayat kanker rahim atau ovarium
- Obesitas atau kelebihan berat badan
- Mengidap masalah kesehatan tertentu, seperti gangguan tiroid, masalah kandung empedu, dan diabetes
- Terjadi perubahan hormon pada Bunda sebelum masuk masa menopause
- Akibat terapi hormon estrogen yang sedang Bunda jalani
- Mengalami siklus haid yang tidak teratur
- Terdapat gangguan pada organ reproduksi, seperti PCOS atau infertilitas
Bahaya penebalan dinding rahimÂ
Penebalan dinding rahim terjadi saat hormon estrogen dalam tubuh Bunda terlalu tinggi, sedangkan hormon progesteronnya terlalu rendah. Keduanya berperan penting dalam menstruasi dan kehamilan.
Selama masa ovulasi, estrogen dan progesteron mempunyai peran penting masing-masing. Di mana estrogen berperan mengentalkan endometrium, sedangkan progesteron mempersiapkan rahim untuk kehamilan. Apabila kehamilan tidak terjadi, kadar progesteron turun dan memicu rahim melepaskan lapisannya sebagai periode menstruasi.
Bunda yang memiliki hiperlapsia endometrium menghasilkan progesteron yang rendah, sehingga rahim tidak dapat melepaskan lapisan endometrium dan lapisan tersebut akhirnya terus menebal, tidak meluruh dan alih-alih bisa memudahkan Bunda untuk hamil, penebalan yang terjadi justru dapat memicu kanker rahim. Â
Pengobatan hiperplasia endometrium
Pengobatan untuk hiperplasia endometrium bergantung pada jenis kondisinya. Pengobatan yang paling umum dilakukan adalah progestin, yakni suatu bentuk sintesis progesteron yang tersedia dalam bentuk pil, suntikan, atau alat kontrasepsi.
Pada kondisi yang lebih kompleks dan dapat meningkatkan risiko kanker, dokter biasanya akan merekomendasikan histerektomi, yaitu operasi pengangkatan rahim. Tindakan ini umumnya dilakukan wanita yang sudah menopause atau tidak ingin hamil lagi.
Meski begitu, hampir semua sumber mengatakan bahwa penebalan dinding rahim bukanlah kondisi yang berbahaya dan umumnya bisa disembuhkan. Namun, Bunda perlu mewaspadai gejalanya karena bisa menyerupai gejala penyakit lain yang lebih membahayakan. Langkah aman, sebaiknya Bunda tidak segan memeriksakan diri ke layanan kesehatan yang tersedia, saat mendapati ketidaknyamanan pada organ reproduksinya.Â
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Bunda yang Alami Penebalan Dinding Rahim Apakah Harus Dioperasi? Simak Penyembuhan yang Aman

Kehamilan
Penebalan Dinding Rahim Seperti Apa yang Tidak Normal? Ini Penjelasannya, Bun

Kehamilan
Kenali Gejala Hiperplasia Endometrium, Penebalan Dinding Rahim pada Wanita

Kehamilan
Alami Penebalan Dinding Rahim, Bisakah Bunda Hamil?

Kehamilan
Kenali Penyebab Penebalan Dinding Rahim dan Faktor Risikonya


9 Foto
Kehamilan
9 Potret Gaya Busana Keluarga Kerajaan Inggris Usai Melahirkan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda