KEHAMILAN
Kisah Siti Aminah saat Mengandung Nabi Muhammad, Ada Peristiwa Luar Biasa
Nanie Wardhani | HaiBunda
Rabu, 31 Jan 2024 19:45 WIBKisah Siti Aminah saat mengandung Nabi Muhammad SAW termuat dalam kitab-kitab Sirah Nabawiyah. Siti Aminah adalah putri dari Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab, seorang pemimpin Bani Zurah yang dijuluki sebagai "Si Bunga Quraisy.”
Siti Aminah binti Wahab dipinang oleh seorang pemuda yang berasal dari keluarga terpandang di Makkah bernama, Abdullah bin Abdul Muthalib. Abdullah meninggal saat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam sedang berada dalam kandungan ibundanya.
Muhammad lahir sebagai anak yatim
Muhammad kecil lahir sebagai yatim, yang dalam satu pendapat menyatakan ayahnya meninggal saat Muhammad berusia tujuh bulan dalam kandungan.
Diceritakan dalam buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW: Dari Sebelum Masa Kenabian hingga Sesudahnya, karya Abdurrahman bin Abdul Karim, ada sejumlah kejadian luar biasa ketika Siti Aminah binti Wahab mengandung Rasulullah SAW.
Beberapa bulan setelah pernikahannya dengan Abdullah, Siti Aminah mendapatkan berita gembira kehamilan dirinya dengan cara yang berbeda dengan perempuan pada umumnya. Siti Aminah bercerita, ia bermimpi didatangi seseorang kemudian orang tersebut berkata kepadanya, “Sesungguhnya engkau mengandung pemimpin umat ini. Jika engkau melahirkannya, ucapkanlah doa, “Aku meminta perlindungan untuknya kepada Allah Yang Maha Esa dari keburukan semua pendengki, dan beri nama dia Muhammad.”
Dalam hadis Ibnu Ishaq dijelaskan, Siti Aminah pernah menceritakan “Sungguh, aku tidak merasakan kehamilan anakku, Muhammad, karena aku tidak merasa ngidam dan tidak merasa berat sebagaimana dirasakan para perempuan yang sedang hamil.” Hanya saja, aku pun tidak haid.
Kejadian luar biasa saat hamil Nabi Muhammad
Ketika Siti Aminah mengandung Rasulullah, ia melihat seberkas sinar keluar dari perutnya dan dengan sinar tersebut ia bisa melihat istana-istana di Syam.
Suatu saat pada hari Senin, ada seseorang mendatangi Siti Aminah dan bertanya, 'Apakah engkau merasa sedang hamil?' Aku tidak tahu," jawab Aminah. "Engkau sedang mengandung bayi yang kelak akan menjadi pemimpin dan nabi bagi umat ini," kata orang itu lagi.
Kisah Siti Aminah saat mengandung Nabi Muhammad SAW tidak berhenti sampai di situ. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa di setiap bulan usia kandungannya, beberapa orang nabi datang melalui mimpi. Mereka menyampaikan salam, serta kegembiraan atas anugerah Allah SWT dengan menghadirkan nabi agung penyelamat manusia.
Pada usia kandungan yang ketiga bulan, Nabi Idris AS yang memberi kabar gembira, "Sungguh beruntung engkau, wahai Aminah. Berbahagialah, sungguh engkau telah mengandung nabi agung yang kelak menjadi pemimpin yang sangat agung."
Kemudian pada usia kandungan yang keempat bulan, Siti Aminah didatangi oleh Nabi Nuh AS yang memberi kabar, "Sungguh beruntung engkau, wahai Aminah. Berbahagialah karena engkau sudah mengandung nabi agung yang kelak dianugerahi Allah SWT pertolongan dan kemenangan besar."
Begitu pun seterusnya hingga usia kandungan Siti Aminah berusia sembilan bulan. Secara urut, pada usia kandungan lima bulan Nabi Hud AS datang pada Aminah, lalu bulan berikutnya adalah Nabi Ibrahim AS, lalu Nabi Ismail AS, lalu Nabi Musa AS, dan bulan kesembilan ia didatangi oleh Nabi Isa AS.
Bahkan hingga saat sudah waktunya Nabi Muhammad SAW lahir, Siti Aminah tidak pernah merasakan letih maupun kepayahan.
Malam kelahiran Nabi Muhammad
Pada malam yang penuh kebahagiaan, tepatnya pada Senin malam menjelang dini hari, tanggal 12 Rabiul Awal, tahun Gajah, Siti Aminah melahirkan anaknya. Dalam kesendirian, tanpa didampingi oleh suaminya yang sudah tiada, Allah SWT mengutus empat perempuan agung untuk membantu persalinan Nabi Muhammad SAW.
Keempat perempuan tersebut adalah Siti Hawa, Sarah istri Nabi Ibrahim AS, Asiyah binti Muzahim, dan Ibunda Nabi Isa AS, Maryam.
Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin. Mayoritas ulama berpendapat bahwa beliau SAW lahir pada waktu malam tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ibnu Ishaq dari Ibnu Abbas,
وُلِدَ رَسُولُ اللَّهِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، لِاثْنَتَيْ عَشْرَةَ لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ شَهْرِ رَبِيع الْأَوَّلِ، عَام الْفِيلِ
Artinya: "Rasulullah dilahirkan di hari Senin, tanggal dua belas di malam yang tenang pada bulan Rabiul Awal, Tahun Gajah."
Setelah Nabi Muhammad SAW dilahirkan, Siti Aminah segera mengirim utusan untuk memberi kabar kepada Abdul Muthalib, kakeknya. Abdul Muthalib dengan sukacita menyambut kabar gembira tersebut saat diberitahu tentang kelahiran cucunya.
Dalam Sirah Nabawiyah yang ditulis oleh Ibnu Hisyam, Abdul Muthalib kemudian membawa bayi Nabi Muhammad SAW ke Ka'bah, untuk berdoa sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Setelah beberapa waktu, keluarga Nabi Muhammad SAW mencari ibu susuan untuknya, sesuai kebiasaan di desa ini yang lazim pada masa itu. Menitipkan anak kepada ibu susuan di desa menjadi norma bagi masyarakat Arab pada zaman dahulu.
Tujuan dari tindakan ini adalah agar anak dapat tumbuh dalam lingkungan pedesaan dengan udara yang bersih, dan terpapar pada bahasa Arab yang fasih dari komunitas Badwi yang asli.
"Hal ini dilakukan agar anak dapat berbicara dengan bahasa Arab yang murni, yang belum terpengaruh oleh bahasa asing," demikian diungkapkan oleh Moenawar Khalil dalam bukunya, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad SAW kemudian disusui oleh seorang ibu susu bernama Halimah Sa'diyah, seorang perempuan dari Bani Sa'ad. Wallahu a'lam. Demikian kisah Siti Aminah saat mengandung Nabi Muhammad SAW yang lahir di Tahun Gajah. Semoga bisa menjadi pembelajaran untuk menambah keimanan Bunda dan Si Kecil ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)