Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Alami Nyeri Bekas Jahitan Pasca Melahirkan, Normal atau Tidak?

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 15 Feb 2024 19:05 WIB

Ilustrasi Sakit Perut
Alami Nyeri Bekas Jahitan Pasca Melahirkan, Normal atau Tidak?/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio
Daftar Isi
Jakarta -

Saat melahirkan secara normal atau pervaginam, robekan perineum, luka dan memar usai melahirkan adalah hal yang sangat umum. Area antara lubang vagina dan anus (perineum) harus banyak meregang saat Bunda melahirkan secara normal.

Kemungkinan besar perineum akan robek atau tergores saat Bunda mendorong bayi keluar, terutama jika baru pertama kali menjadi ibu. Terkadang bidan perlu membuat sayatan kecil pada perineum (episiotomi), untuk membantu bayi keluar.

Jahitan perineum setelah robekan atau episiotomi (di mana dokter atau bidan membuat sayatan) sering terjadi jika Bunda melahirkan secara normal, begitu pula dengan luka lecet dan memar. Kebanyakan wanita sembuh dengan cepat dan ada banyak hal yang dapat dlakukan di rumah untuk meringankan rasa sakit dan membantu pemulihan.

Tapi, beberapa Bunda merasa bahwa jahitan dan goresan bisa sangat tidak nyaman. Normalkah demikian? Simak jawabannya berikut ini!

Nyeri bekas jahitan pasca melahirkan

Merasakan nyeri setelah melahirkan, terutama setelah perineum robek adalah hal yang wajar. Selain mengalami robekan atau perlu sayatan, Bunda mungkin juga mengalami memar dan bengkak di dalam dan sekitar vagina.

Jika Bunda menjalani persalinan dengan bantuan seperti vakum, maka Bunda kemungkinan akan mengalami memar yang besar. Memar biasanya membaik dalam beberapa hari.

Obat pereda nyeri seperti parasetamol dapat membantu meredakan nyeri dan aman digunakan jika Bunda sedang menyusui. Mengonsumsi ibuprofen saat menyusui juga dianggap aman, tetapi konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Berapa lama nyeri perineum setelah melahirkan?

Dilansir BabyCenter, waktu penyembuhan dan pemulihan rasa sakit tergantung pada tingkat keparahan robekan. Kebanyakan robekan atau episiotomi sembuh dengan baik, meskipun nyeri selama dua hingga tiga minggu adalah hal yang wajar. Jahitan akan terlepas, dan akan sembuh dalam waktu satu bulan setelah bayi lahir.

Jarang sekali nyeri setelah jahitan pasca melahirkan bertahan lebih dari 2 hingga 3 minggu. Jika rasa sakitnya berlangsung lebih lama dari ini, bicarakan dengan dokter atau bidan, ya Bunda.

Apa penyebab nyeri perineum setelah melahirkan?

Selain karena jahitan pasca melahirkan, ada beberapa penyebab nyeri perineum setelah melahirkan. Dikutip dari laman Kin Fertility Australia, penyebabnya, antara lain:

1. Disfungsi dasar panggul

Kehamilan dan persalinan benar-benar merupakan olahraga ekstrem untuk otot dasar panggul yang buruk. Dasar panggul adalah sekelompok otot yang menopang organ-organ di panggul, termasuk kandung kemih, rektum, dan rahim Disfungsi dasar panggul terjadi ketika otot dasar panggul tidak berkontraksi dan rileks secara normal. Hal ini dapat disebabkan oleh melemahnya atau robeknya otot selama kehamilan dan persalinan.

Jika mengalami disfungsi dasar panggul, nyeri perineum sering terjadi. Bunda mungkin juga merasa sembelit, nyeri dan sering buang air kecil, nyeri punggung bagian bawah, atau nyeri kronis di area panggul, alat kelamin, atau rektum.

2. Wasir

Wasir adalah pembengkakan pembuluh darah yang terletak di dalam dan sekitar anus yang ukurannya bisa berkisar dari kismis kecil hingga buah anggur besar. Tekanan dari rahim yang membesar saat hamil ditambah peningkatan aliran darah ke area panggul dapat menyebabkan pembuluh darah vena di dinding dubur membengkak, menonjol, dan terasa gatal. Mengejan saat melahirkan juga menambah tekanan.‍

3. Saraf pudendal yang terjepit

Kondisi ini tidak hanya terjadi pada ibu hamil, namun tentunya bisa terjadi setelah melahirkan. Saraf pudendal adalah salah satu saraf utama panggul. Terjepitnya saraf pudendal dapat terjadi ketika jaringan atau otot di sekitarnya mulai menekan saraf.

Dengan semua perubahan tekanan yang terjadi di daerah panggul selama kehamilan, hal ini bisa menjadi masalah bagi sebagian wanita. Gejala terjepitnya saraf pudendus antara lain nyeri panggul, termasuk perineum, vulva, atau rektum. Rasa sakitnya bisa bermacam-macam, mulai dari sensasi terbakar atau nyeri hingga jenis nyeri yang lebih seperti menusuk atau tersengat listrik.  mungkin juga mengalami iritasi kandung kemih atau usus, atau masalah seksual.

Cara mengurangi rasa sakit pada perineum

Ada beberapa cara untuk dapat mengurangi rasa sakit pada perineum setelah melahirkan. Dilansir Tommys, beberapa di antaranya sebagai berikut!

  • Minumlah parasetamol yang dapat meredakan rasa perih, atau ibuprofen yang dapat meredakan pembengkakan. Kedua obat pereda nyeri tersebut aman dikonsumsi jika sedang menyusui, tetapi pastikan  membaca labelnya dengan cermat.
  • Letakkan kompres es/dingin di area tersebut selama sekitar 10 menit setiap kali. Bungkus dengan kain flanel atau handuk untuk menghindari luka bakar karena es, yang bisa menyakitkan. Bidan atau dokter mungkin juga menyarankan untuk menggunakan pembalut bersalin yang disimpan di lemari es atau freezer.
  • Mandi air hangat.
  • Ubah posisi secara teratur, bisa mencoba berdiri sebentar, lalu duduk atau berbaring miring.
  • Gunakan gayung untuk membasuh dengan air hangat ke perineum selama dan setelah buang air kecil, yang dapat membantu mengatasi rasa perih.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda