HaiBunda

KEHAMILAN

Daftar Pilihan Pengobatan untuk Penebalan Dinding Rahim

ZAHARA ARRAHMA   |   HaiBunda

Jumat, 17 May 2024 16:01 WIB
Penebalan dinding rahim/ Foto: Getty Images/PonyWang

Dinding rahim yang menebal, juga dikenal sebagai hiperplasia endometrium. Ini terjadi ketika lapisan rahim (endometrium) menjadi terlalu tebal.

Meskipun seringkali tidak menimbulkan gejala, kondisi ini dapat menjadi sumber kekhawatiran serius terutama jika tidak terdeteksi atau tidak diobati. Pada beberapa perempuan, penebalan rahim ini dapat menyebabkan kanker rahim. 

Hiperplasia endometrium sering kali dipicu oleh ketidakseimbangan hormon, terutama peningkatan kadar estrogen tanpa peningkatan yang seimbang dari hormon progesteron.


Untuk para Bunda yang ingin tahu dan merasa khawatir akan gejala serta pengobatan lebih lanjut dari penyakit satu ini, yuk simak informasi lengkapnya di bawah ini.

Apa itu penebalan dinding rahim?

Penebalan dinding rahim adalah salah satu jenis kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi perempuan. Kondisi yang dikenal juga dengan istilah hiperplasia endometrium ini terjadi ketika lapisan dalam rahim (endometrium) menjadi lebih tebal dari biasanya. 

Penebalan ini terjadi pada dinding lapisan rahim kedua. Pada lapisan pertama, umumnya lapisan ini melekat tanpa adanya perubahan. Sedangkan lapisan kedua memiliki sifat yang dinamis sehingga ketebalannya dapat berubah, sesuai dengan naik-turunnya hormon estrogen selama Bunda menstruasi.

Ketebalan lapisan kedua dari dinding rahim ini memang ada kalanya mengalami kejanggalan, sebab jumlah hormonnya yang tidak normal. Alhasil, muncullah berbagai keluhan tertentu yang terasa menyakitkan. 

Melansir dari Yale Medicine, kelainan ini umumnya disebabkan oleh perubahan hormon, terutama pada peningkatan kadar estrogen yang tidak diimbangi dengan jumlah progesteron. Pada kondisi ini, lapisan rahim tidak sepenuhnya luruh setiap bulan.

Dengan begitu, seringkali muncul periode menstruasi yang begitu deras dan lama, siklus menstruasi yang pendek, hingga pendarahan pasca menopause.

Jenis hiperplasia endometrium

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa hiperplasia endometrium adalah kondisi ketika lapisan dinding rahim menebal secara tidak normal. Nah, penebalan ini umumnya dikarenakan adanya perbedaan jumlah sel estrogen dan progesteron. Dari perbedaan jumlah tersebut, National Library of Medicine memutuskan ada empat jenis hiperplasia endometrium.

Jenis-jenis ini bervariasi berdasarkan jumlah sel abnormal dan perubahannya menjadi kanker, yakni:

1. Hiperplasia simpleks tanpa atipikal

Jenis penebalan dinding rahim ini terjadi tanpa adanya sel atipikal. Tipe hiperplasia satu ini memiliki sel-sel yang tampak normal dan tidak memiliki kecenderungan berubah menjadi kanker. 

Kondisi satu ini dapat membaik tanpa diberikan pengobatan. Meskipun begitu, ada sebagian kasus penyakit ini yang perlu diobati dengan terapi hormonal.

2. Hiperplasia simpleks atipikal 

Meskipun masih masuk dalam kategori sederhana, hiperplasia simpleks perlu diwasapadai karena ada nukleus sel yang menonjol dan dapat meningkatkan risiko kanker rahim sebesar 8 persen. 

3. Hiperplasia kompleks tanpa atipikal

Pada hiperplasia ini, kelenjar pada sel-sel berbentuk lebih padat, tetapi tidak teratur. Namun, tingkat perkembangan dan risikonya menjadi kanker masih cukup kecil, yaitu hanya 3 persen.

4. Hiperplasia kompleks atipikal

Sel-sel atipikal pada penebalan rahim jenis ini memiliki bentuk dan fungsi yang tidak normal. Parahnya, jenis satu ini bisa berkembang hingga 29 persen menjadi kanker rahim bila tidak segera diobati dengan baik.

Tanda dan gejala penebalan dinding rahim

Gejala hiperplasia endometrium bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan tipe hiperplasia yang dialami seseorang, bahkan bisa saja tidak menimbulkan keluhan apapun. Meskipun begitu, Cleveland Clinic menyatakan bahwa beberapa perempuan dengan kondisi ini akan mengalami salah satu atau beberapa gejala sebagai berikut:

  • Jumlah darah saat menstruasi mengalami kenaikan volume dari biasanya
  • Periode menstruasi terjadi lebih lama
  • Siklus menstruasi yang tidak menentu, seperti jarak siklus bulan lalu dengan yang sekarang kurang dari 21 hari
  • Pendarahan pasca menopause
  • Tidak mengalami menstruasi sama sekali 
  • Anemia

Beberapa tanda di atas, umum terjadi pada usia perempuan yang bertransisi menuju menopause. Sebab, transisi menuju menopause seringkali ditandai dengan siklus haid yang tidak menentu, bahkan perdarahan yang tidak teratur. Selain itu, hiperplasia endometrium juga dapat ditandai dengan rasa nyeri di area perut atau panggul selama terjadinya hubungan intim.

Namun, perlu diwaspadai juga bahwa tanda dan gejala penebalan dinding rahim terkadang bisa menyerupai gejala dari penyakit lain, seperti endometriosis dan kanker rahim. Maka dari itu, Bunda perlu segera memeriksakan diri ke dokter bila mengalami gejala-gejala di atas untuk mengetahui penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Penyebab penebalan dinding rahim

Penyebab hiperplasia endometrium atau penebalan dinding rahim sering terjadi ketika kadar hormon estrogen tinggi dan hormon progesteron rendah dalam tubuh perempuan. Kedua hormon ini memiliki peran kunci dalam siklus menstruasi dan persiapan tubuh untuk kehamilan.

Selama ovulasi, estrogen bertanggung jawab atas peningkatan ketebalan endometrium, sementara progesteron mempersiapkan rahim untuk menerima janin jika kehamilan terjadi. Namun, jika kehamilan tidak terjadi, penurunan kadar progesteron memicu rahim untuk mengeluarkan lapisan endometrium sebagai menstruasi.

Ketidakseimbangan kedua hormon tersebut dapat terjadi dari beberapa alasan, seperti periode menstruasi yang tidak teratur,  obesitas, atau mengidap sindrom ovarium polikistik. Hal-hal tersebut akan mengganggu proses ovulasi dan mengurangi hormon progesteron.

Perempuan yang mengalami hiperplasia endometrium menghasilkan progesteron dalam jumlah yang tidak mencukupi, sehingga rahim tidak mampu mengeluarkan lapisan endometrium secara efektif. Akibatnya, lapisan endometrium terus menebal tanpa terjadi pelepasan lapisan yang menyeluruh.

Faktor risiko hiperplasia endometrium

Penebalan lapisan dinding rahim ini berisiko diidap oleh perempuan dengan umur yang cukup dewasa. Namun, masih ada hal lain yang memperkuat munculnya kelainan sistem reproduksi ini pada perempuan.

Adapun berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkenanya hiperplasia endometrium menurut The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG):

  • Usia di atas 35 tahun
  • Memiliki riwayat keluarga pengidap kanker rahim atau kanker ovarium
  • Perubahan hormon menjelang masa menopause atau saat menopause
  • Memiliki riwayat siklus menstruasi yang tidak teratur 
  • Tidak pernah mengandung
  • Adanya efek samping dari terapi hormon estrogen
  • Gangguan pada organ reproduksi, seperti infertilitas atau sindrom ovarium polikistik
  • Penyakit autoimun
  • Rasa stres yang berlebihan
  • Memiliki berat badan yang berlebihan atau obesitas
  • Mengidap penyakit seperti diabetes, gangguan tiroid, atau penyakit kandung empedu
  • Kebiasaan merokok

Pilihan pengobatan untuk penebalan dinding rahim atau hiperplasia endometrium

Dalam mengatasi atau mengobati kelainan penebalan dinding perlu dilakukan diagnosis terlebih dahulu oleh dokter. Untuk memastikan penyebab hiperplasia endometrium ini, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti tes darah, USG transvaginal, histeroskopi, dan biopsi dinding rahim. 

Nah, dari rangkaian tes pemeriksaan itulah, dokter akan memberikan pilihan pengobatan atau tindakan penanganan yang sesuai dengan penyebab dinding rahim yang menebal. Berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan yang umumnya dokter lakukan:

1. Terapi hormon progesteron

Penyebab umum munculnya penebalan dinding rahim adalah kurangnya hormon progesteron. Oleh sebab itu, pilihan pengobatan terapi hormon ini kerap ditawarkan untuk meningkatkan jumlah progesteron. 

Biasanya terapi ini dilakukan melalui konsumsi pil KB progesteron, alat kontrasepsi dengan kandungan progesteron, atau suntikan hormon.

2. Operasi pengangkatan rahim

Di sisi lain, apabila pengobatan sebelumnya tidak membuahkan hasil yang signifikan atau justru tidak berhasil sama sekali, maka Bunda dihadapkan dalam pilihan pengobatan lian berupa pengangkatan rahim atau histerektomi.

Metode pengobatan ini dilakukan apabila terapi hormon tidak berhasil dan berisiko memicu pertumbuhan sel kanker rahim. Banyak perempuan menopause mengambil pilihan satu ini kala mereka divonis pada penyakit hiperplasia endometrium.

Di samping pilihan pengobatan medis di atas, Bunda juga bisa mengonsumsi jus sebagai cara mengobati adanya penebalan di dinding rahim secara alami, lho. Melansir dari laman Verywell Health, ada lima olahan jus buah dengan kandungan oksida nitrat untuk mengobati hiperplasia endometrium.

Oksida nitrat sendiri adalah nutrisi yang berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah sehingga jalur distribusi darah semakin lancar untuk membangun lapisan di rahim.

Nah, beberapa olahan jus buah tersebut adalah sebagai berikut:

  • Jus lemon: buah satu ini mengandung antioksidan yang membantu melindungi sel dari kerusakan kanker.
  • Jus jeruk nipis: jeruk nipis dapat menyediakan metabolit yang bagus untuk tubuh dalam berlindung dari penyakit.
  • Jus semangka: selain memiliki kadar air yang tinggi, semangka juga mengandung antioksidan yang menjaga tubuh dari radikal bebas.
  • Jus delima: buah merah satu ini mengandung antioksidan dan senyawa anti-inflamasi yang baik dalam mengobati penebalan rahim.
  • Jus jeruk: sebagaimana jeruk pada dasarnya, buah ini merupakan sumber antioksidan yang dibutuhkan tubuh sebagai antibodi.

Apakah penebalan dinding rahim bisa sembuh?

Sebenarnya, penebalan lapisan dinding rahim bukan kondisi yang berbahaya dan umumnya bisa disembuhkan dengan peluang yang cukup besar. Meskipun begitu, Bunda perlu tetap waspada apabila merasakan gejala dari penyakit ini.

Penebalan dinding rahim dinyatakan sembuh jika gejala-gejala yang disebutkan sebelumnya hilang, dan siklus menstruasi  kembali normal. Untuk lebih pastinya, mungkin Bunda bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter.

Cara mencegah terkena hiperplasia endometrium

Untuk mencegah ataupun menurunkan risiko terjadinya penebalan dinding rahim atau hiperplasia endometrium, Bunda perlu memperhatikan beberapa hal berikut. Dengan menerapkan cara-cara di bawah ini, maka akan dapat membantu menjaga keseimbangan hormonal dan kesehatan reproduksi secara umum.

Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah terkena hiperplasia endometrium menurut Family Doctor dan ACOG:

1. Pertahankan gaya hidup sehat

Bunda perlu menjaga berat badan agar tidak melebih batas maksimal hingga masuk dalam kategori obesitas. Sebab kondisi tubuh yang obesitas akan mendatangkan ketidakseimbangan pada hormon. Oleh karenanya, jagalah selalu rutinitas hidup sehat, seperti makan makanan dengan nutrisi seimbang serta olahraga rutin di tiap harinya. Selain itu, hindarilah konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok. 

2. Konsumsi pil KB 

Perlu diperhatikan bahwa konsumsi pil KB disarankan apabila terjadi menstruasi yang tidak teratur. Pil KB mengandung estrogen dan progestin. Kedua hormon ini bertahan pada jumlah yang seimbang.

3. Penggunaan estrogen dan progestin dengan seimbang

Apabila Bunda menjalani terapi hormonal maka penting untuk menggunakan estrogen bersamaan dengan progesteron. Hal ini dilakukan kembali untuk menjaga keseimbangan jumlah dua hormon tersebut.

Bunda, itulah informasi seputar kondisi penebalan yang terjadi di lapisan dinding rahim atau biasa disebut dengan hiperplasia endometrium. Kelainan pada sistem reproduksi perempuan ini bukanlah suatu hal yang serius apabila segera dilakukan diagnosis dokter. Dengan begitu perawatan yang diberikan pun lebih maksimal. Semoga informasi ini dapat membantu, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

Mengenal Kondisi Sel Telur Kecil, Penyebab Wanita Sulit Hamil

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ketahui Efek Samping Kondom Bergerigi dan Cara Mencegahnya saat Berhubungan Intim

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

Peneliti Ungkap Buah Paling Sehat di Dunia, Mudah Ditemukan di RI

Mom's Life Amira Salsabila

Terpopuler: Cerita Haru Marshanda yang Sudah Tinggal bersama Sang Putri

Mom's Life Amira Salsabila

Belum Genap 2 Tahun, Sisca Kohl & Jess No Limit Masukkan Anak ke Sekolah Internasional

Parenting Nadhifa Fitrina

5 Potret Cinta Laura Adakan Upacara ala Adat Bali untuk Syukuran Kantor Baru

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Terpopuler: Cerita Haru Marshanda yang Sudah Tinggal bersama Sang Putri

Momen Keseruan Eks Member JKT48 Gen 1 Liburan Bareng di Bali, Tetep Kompak Bun

Ketahui Efek Samping Kondom Bergerigi dan Cara Mencegahnya saat Berhubungan Intim

Peneliti Ungkap Buah Paling Sehat di Dunia, Mudah Ditemukan di RI

Belum Genap 2 Tahun, Sisca Kohl & Jess No Limit Masukkan Anak ke Sekolah Internasional

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK