Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Tanda-tanda Baby Blues Usai Melahirkan yang Perlu Diwaspadai dan Sampai Kapan Terjadi?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 06 Jun 2024 19:21 WIB

Ilustrasi Ibu dan Anak/ Ibu Hamil Stres
Tanda-tanda Baby Blues Usai Melahirkan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Nuttawan Jayawan
Daftar Isi
Jakarta -

Bunda pasti sudah tak asing dengan istilah baby blues usai melahirkan. Istilah ini mengacu pada episode perubahan suasana hati dan perasan lain yang sering terjadi di minggu pertama setelah melahirkan.

Mengetahui tanda-tanda baby blues sangat penting sebelum merencanakan kehamilan. Baby blues yang tak kunjung hilang dapat memicu terjadinya depresi pasca persalinan, Bunda.

Apa itu baby blues?

Baby blues adalah perasaan khawatir, sedih, murung, lelah, dan mudah tersinggung yang terjadi setelah melahirkan. Biasanya, gejala ini ringan dan tak akan menetap lama.

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan bahwa baby blues mungkin datang dan pergi pada beberapa hari pertama setelah melahirkan. Kondisi ini umumnya akan membaik dalam beberapa hari atau 1 sampai 2 minggu tanpa pengobatan apa pun.

"Sekitar 80 persen ibu pasca melahirkan mengalami baby blues, yang mengacu pada periode singkat setelah melahirkan yang dipenuhi dengan kesedihan, kecemasan, stres, dan perubahan suasana hari," kata peneliti dan praktisi kesehatan holistik, Debra Rose Wilson, Ph.D., dilansir Healthline.

"Baby blues biasanya menyerang dalam beberapa hari setelah melahirkan. Tetapi jika mengalami persalinan yang sangat sulit, seseorang mungkin akan menyadarinya lebih cepat," sambungnya.

Penyebab baby blues

Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab baby blues, Bunda. Setelah lahir, tubuh akan mengalami fluktuasi hormon yang ekstrim untuk pulih dan bisa merawat bayi. Perubahan hormon juga dapat mengecilkan kembali hormon dan menyiapkan ASI untuk proses menyusui.

Di sisi lain, pakar percaya bahwa perubahan ini juga bisa memengaruhi pola pikir seorang ibu pasca melahirkan. Kondisi psikis menjadi lebih labil karena perubahan rutinitas hidup setelah bayi baru lahir.

"Masa nifas adalah masa di mana orang tua tidak tidur secara teratur, dan menghadapi semua perubahan besar dalam rutinitas dan gaya hidup yang terjadi pada bayi yang baru lahir. Semua faktor tersebut bila digabungkan bisa membuka jalan untuk terjadinya baby blues," ungkap Wilson.

Tanda-tanda baby blues

Gejala atau tanda baby blues bisa terjadi pada 2 hingga 3 haru setelah bayi lahir. Tanda baby blues setiap Bunda bisa berbeda. Namun, ada beberapa tanda baby blues yang cukup umum dan mudah dikenali, yakni:

  1. Perubahan suasana hati
  2. Mudah tersinggung atau cepat marah
  3. Sering merasa cemas tentang kesehatan dan keselamatan bayinya
  4. Merasa ingin menangis atau menangis tanpa alasan yang jelas
  5. Merasa tidak terikat dengan bayi
  6. Merawa kewalahan dalam merawat bayi
  7. Konsentrasi berkurang atau sulit berpikir jernih
  8. Mudah merasa gelisah
  9. Mengalami insomnia atau kesulitan tidur
  10. Sulit membuat keputusan yang mudah
  11. Merasa ada bagian yang hilang dari kehidupan yang lama, seperti kebebasan untuk pergi bersama teman.

Cara mengatasi baby blues

Sebenarnya, tidak ada cara khusus untuk mengatasi baby blues, Bunda. Kebanyakan orang akan menyadari ini dan menyesuaikan diri dengan peran baru sebagai orang tua. Meski demikian, baby blues bisa membuat ibu baru sulit menjalani kehidupan barunya.

Bila merasa sulit menangani baby blues, Bunda dapat melakukan beberapa cara untuk mengatasinya, seperti;

  1. Tidurlah sebanyak yang Bunda bisa. Misalnya, tidur di saat bayi tertidur atau merasa lelah.
  2. Meminta bantuan Ayah atau orang terdekat untuk mengerjakan tugas rumah rangga atau bergantian menjaga anak.
  3. Konsumsi makanan bergizi dan tetap aktif bergerak.
  4. Berbicara dengan teman atau orang yang ahli, seperti terapis, untuk melepaskan beban.
  5. Melakukan sesuatu yang Bunda sukai, meski hanya sebentar.
  6. Ciptakan bonding dengan pasangan agar tetap terhubung dan terjaga komunikasinya.
  7. Selalu ciptakan afirmasi positif, seperti selalu bersyukur dan mengucapkan terima kasih pada diri sendiri.

Beda baby blues dan depresi pasca persalinan

Kondisi lain yang perlu diwaspadai adalah depresi pasca persalinan. Berbeda dengan baby blues, depresi pasca persalinan biasanya tidak hilang dengan sendirinya.

Dikutip dari Mayo Clinic, depresi pasca persalinan terkadang merupakan komplikasi dari melahirkan. Jika mengalami kondisi ini, Bunda perlu segera mendapatkan penanganan dari profesional ya.

Depresi pasca persalinan dapat terjadi kapan saka selama satu tahun pertama setelah melahirkan. Perempuan dengan riwayat keluarga, masalah kesehatan mental, kurang dukungan sosial, dan mengalami perubahan hidup besar saat melahirkan, menjadi yang paling berisiko terkena depresi pasca persalinan.

Bila tanda baby blues bisa datang dan pergi, maka gejala depresi pasca persalinan lebih persisten. Beberapa tandanya seperti kesulitan makan, tidur, merawat bayi, serta merasa putus asa, tidak berharga, dan sendirian sepanjang hari. Beberapa Bunda dengan depresi pasca persalinan mengalami kecemasan dan serangan panik.

Demikian penjelasan mengenai tanda-tanda baby blues, cara menangani, serta bedanya dengan depresi pasca persalinan. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda