Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Mual saat Haid Apakah Normal Terjadi? Begini Cara Mengatasinya

Alysa Audriani   |   HaiBunda

Sabtu, 08 Jun 2024 18:50 WIB

Morning Sickness
Mual saat Haid Apakah Normal Terjadi? Begini Cara Mengatasinya/Foto: Getty Images/iStockphoto/Nitcharee Sukhontapirom
Daftar Isi
Jakarta -

Setiap bulan, perempuan akan melalui haid dengan berbagai tantangan. Meski gejalanya berbeda-beda, tidak menutup kemungkinan Bunda dapat merasakan mual saat haid akan segera datang.

Tentu, rasa mual tersebut sangatlah mengganggu kegiatan sehari-hari. Bahkan, haid sendiri pun sudah dapat memberikan rasa yang tidak nyaman.

Lantas, apakah mual yang dialami oleh perempuan saat haid tersebut normal untuk terjadi? Simak terus informasinya ya.  

Normalkah mual saat haid? 

Perlu Bunda ketahui bahwa rasa mual saat haid ternyata normal untuk dialami lho. Banyak perempuan yang mengalami mual saat haid merupakan gejala umum dari PMS atau premenstrual syndrome.

Ketika haid akan datang, rasa mual tersebut merupakan cara tubuh memberi respon alami terhadap siklus menstruasi. Oleh karena itu, tak perlu khawatir bila mengalaminya ya, Bunda. 

Kendati demikian, terdapat kondisi tertentu saat mual tersebut menandakan gejala dari PMD atau premenstrual dysphoric disorder. Berbeda dengan PMS, hal ini dapat memberikan gejala yang lebih parah. 

Penyebab mual saat haid

Bila Bunda mengalami mual saat haid, terdapat beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab terjadinya rasa tersebut. Melansir dari Verywell Health, hal ini meliputi: 

1. PMS

Salah satu penyebab paling umum yang membuat rasa mual timbul sebelum menstruasi adalah premenstrual syndrome (PMS). Bila hal ini terjadi, seorang perempuan dapat merasakan sakit kepala, kelelahan, diare, perubahan suasana hati, dan cenderung lebih mudah marah. 

2. PMDD

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, mual saat haid juga dapat disebabkan oleh premenstrual dysphoric disorder (PDD). Sebanyak 5 hingga 8 persen perempuan yang memiliki gejala yang lebih parah dari PMS dapat dikatakan menderita PMDD. Tidak boleh dibiarkan begitu saja, hal ini membutuhkan penanganan dari profesional alias dokter lho. 

3. Kram perut intens atau dismenore

Tak menutup kemungkinan, seseorang yang mengalami mual saat menjelang haid ini disebabkan oleh terjadinya kram perut yang intens. Hal ini disebut juga dengan dismenore.

Biasanya, gejala dismenore ini ditandai oleh rasa mual, muntah, diare, serta nyeri yang cukup hebat di bagian perut, punggung, dan kaki. Selain itu, dismenore pun terbagi menjadi dua golongan, yakni dismenore primer dan sekunder.

Dismenore primer sendiri merupakan kondisi yang dimulai saat awal mengalami menstruasi dan dapat berulang. Hal ini disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan kimia di dalam tubuh. 

Sementara itu, dismenore sekunder biasanya terjadi seiring bertambahnya usia. Hal ini juga dapat menjadi pertanda adanya gangguan pada sistem reproduksi dan merujuk pada kondisi medis lainnya seperti endometriosis. 

4. Tingginya tingkat prostaglandin 

Di dalam tubuh perempuan, terdapat prostaglandin yang berfungsi seperti hormon dan dapat mengirim pesan kimiawi untuk membantu memperbaiki jaringan dan membentuk bekuan darah.

Tak hanya itu, prostaglandin juga pendorong utama agar ovulasi, menstruasi, dan kontraksi selama persalinan dapat terjadi. 

Bila tubuh memiliki prostaglandin yang berlebihan, maka hal ini dapat menimbulkan rasa nyeri yang intens dan disertai gejala seperti mual atau pendarahan menstruasi hebat (menoragia). 

5. Penurunan hormon yang drastis

Perlu Bunda ketahui bahwa salah satu siklus menstruasi yang akan dialami oleh perempuan adalah fase ovulasi. Pada fase tersebut, tubuh akan melepaskan sel telur dari ovarium.

Bila sel telur tersebut tidak dibuahi oleh sperma dalam waktu 24 jam, sel telur tersebut akan dibuang. Kemudian, tubuh akan mempersiapkan diri untuk menstruasi dengan melalui fase luteal yang terjadi dua minggu sebelum haid. 

Saat fase luteal ini terjadi, hormon primer seperti estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan drastis. Menurut beberapa peneliti, hal inilah yang juga bisa menjadi salah satu penyebab rasa mual saat menjelang haid. 

6. Endometriosis

Tidak menutup kemungkinan, rasa mual saat haid akan datang tersebut disebabkan oleh endometriosis. Menurut Endometriosis Foundation of America, terdapat sekitar 200 juta perempuan di seluruh dunia yang menderita penyakit ini. 

Hal ini artinya terdapat jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di tempat lain dalam tubuh. Jaringan tersebut biasanya akan berubah sepanjang bulan, begitu juga dengan lapisan rahim. Oleh karena itu, terkadang hal tersebut dapat menyebabkan peradangan ketika seseorang sedang mengalami haid hingga merasa mual. 

7. Penyakit radang panggul 

Pelvic inflammatory disease (PID) atau penyakit radang panggul adalah kondisi di mana terdapat peradangan pada organ reproduksi seorang perempuan. Bila hal ini terjadi, maka Bunda dapat merasakan mual. 

Selain itu, seseorang yang menderita penyakit radang panggul ini juga dapat mengalami gejala lain seperti demam, nyeri di perut bagian bawah, dan masih banyak lagi.

Jika Bunda mengalaminya, segera periksa ke dokter ya. Sebab, penyakit radang panggul juga bisa lho menyebabkan kerusakan dan komplikasi jangka panjang. 

Tentu, setiap perempuan tidak ingin mengalami hal seperti yang sudah disebutkan di atas. Lantas, adakah cara yang bisa dilakukan bila timbul rasa mual saat haid? 

Infografis fakta menstruasiFakta menstruasi/ Foto: dok HaiBunda

Cara atasi rasa mual saat haid

Tak perlu khawatir bila Bunda merasa mual saat tengah haid ya. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dicoba untuk mengatasi rasa mual saat haid, dilansir dari Medical News Today

1. Minum teh herbal 

Bila ingin mengatasi rasa mual saat haid dengan cara tradisional, Bunda dapat mencoba untuk minum teh herbal. Beberapa teh herbal ini juga sudah terbukti dapat menenangkan perut dan mengurangi gejala dari PMS lho, di antaranya: 

a. Teh jahe 

Tak jarang, banyak orang yang minum teh jahe karena kemampuannya untuk mengatasi rasa mual. Hal ini juga sudah terbukti kebenarannya dari banyak penelitian yang sudah dilakukan lho. Bila tidak menyukai jahe dalam bentuk teh, Bunda juga bisa mengonsumsi jahe melalui permen atau kue jahe. 

b. Teh peppermint

Selain teh jahe, teh peppermint juga merupakan salah satu bahan herbal yang dipercaya dapat mencegah atau mengatasi rasa mual. Menurut penelitian yang melibatkan responden yang merasakan mual setelah kemoterapi, hasilnya menunjukkan peppermint terbukti dapat meredakan rasa tersebut secara signifikan. 

2. Konsumsi obat pereda mual 

Mengonsumsi obat yang dijual bebas juga dapat menjadi alternatif untuk mengatasi rasa mual ringan saat haid. Biasanya, obat pereda mual yang bisa Bunda gunakan adalah Advil atau Ibuprofen

Kendati demikian, obat ini bisa saja tidak berpengaruh bila rasa mual yang Bunda rasakan saat haid cukup parah. Oleh karena itu, Bunda dapat konsultasi ke dokter agar mendapatkan resep yang lebih ampuh untuk mengatasi rasa mual tersebut ya. 

3. Hirup udara segar 

Tahukah Bunda? Menghirup udara segar adalah salah satu cara yang baik untuk mengatasi rasa mual lho. Banyak orang yang mengatakan menghirup udara segar atau bahkan sekadar duduk di depan kipas angin dapat meringankan rasa mual tersebut.

Selain itu, Bunda bisa menyempatkan diri untuk berolahraga jalan kaki. Jalan kaki tersebut mampu memberikan distraksi, dan sudah menjadi rahasia umum bahwa olahraga sendiri memiliki berbagai manfaat. Sudah pasti, hal tersebut akan membuat Bunda dapat menghirup udara segar juga. 

4. Lakukan kompres dingin 

Jika Bunda mulai merasakan mual saat haid, cobalah untuk menggunakan kompres air dingin di area kepala atau leher. Tak harus memiliki alat kompres yang spesifik, Bunda juga bisa lho menggunakan baju bekas yang dibasahkan dengan air dingin untuk menjadi kompres. Setelahnya, Bunda hanya perlu menaruh baju yang sudah dibasahkan tersebut ke area dahi untuk meredakan rasa mual. 

Ilustrasi tidur siangIlustrasi tidur / Foto: Getty Images/iStockphoto/Wiphop Sathawirawong

5. Pastikan istirahat cukup dan tidur berkualitas

Agar rasa mual saat haid tersebut tidak berkelanjutan, Bunda juga harus memastikan untuk cukup beristirahat.

Selain itu, kualitas tidur juga sangat berpengaruh lho. Tidak harus memiliki patokan tertentu akan berapa jam seseorang harus tidur, hal yang terpenting adalah kualitas dari tidur tersebut.

Kualitas tidur ini artinya seberapa baik Bunda dapat beristirahat di malam hari. Bila Bunda dapat tidur tanpa terbangun sedikitpun, hal ini artinya Bunda memiliki kualitas tidur yang baik. 

“Daripada hanya berfokus pada jumlah jam tidur setiap malam, kita juga harus mempertimbangkan kualitas tidur kita,” jelas dr. Eric Zhou, dokter sekaligus dosen pada Division of Sleep Medicine di Harvard Medical School, dikutip dari laman Harvard Health

6. Makan dalam porsi kecil

Perlu Bunda ketahui bahwa mengonsumsi makanan dalam porsi yang kecil juga dapat mengurangi rasa mual saat haid. Hal ini karena makanan yang dikonsumsi dalam jumlah sedikit dapat membantu agar tingkat gula darah tetap stabil sehingga mencegah terjadinya muntah juga.

7. Pilih camilan rasa tawar 

Terkadang, makanan dengan rasa yang kuat dan berminyak dapat membuat seseorang semakin mual. Oleh karena itu, Bunda yang merasa mual saat haid dapat mencoba untuk memilih camilan yang memiliki rasa tawar saja ya. Makanan ini dapat berupa roti panggang ataupun biskuit. 

8. Jaga hidrasi tubuh

Hal terakhir dan yang paling terpenting adalah menjaga hidrasi tubuh. Seperti yang Bunda mungkin telah ketahui, terdapat sekitar 70 persen air di dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, Bunda harus terus mengisi cairan ke dalam tubuh agar tidak mengalami dehidrasi dan merasa mual. 

Meskipun minuman sendiri banyak ragamnya, usahakan untuk mengonsumsi air putih ya. Akan tetapi, dokter biasanya juga dapat memberikan rekomendasi lain seperti jus apel, kuah kaldu, teh, hingga ginger ale

Demikian informasi mengenai rasa mual saat haid. Tak perlu khawatir, karena hal ini normal terjadi dan terdapat berbagai cara untuk mengatasinya. Semoga informasinya bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda