Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bunda dengan Anak Kembar Lebih Berisiko Alami Depresi Pasca Melahirkan, Simak Faktanya!

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 14 Jun 2024 12:55 WIB

Ilustrasi Ibu dan Bayi Kembar
Ilustrasi Ibu dan Bayi Kembar/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Daftar Isi
Jakarta -

Menjalani kehamilan kembar sangat berat dan penuh tantangan. Setelah melahirkan, Bunda dengan anak kembar juga bisa mengalami kesulitan baru untuk beradaptasi. Mereka bahkan bisa lebih berisiko mengalami depresi pasca persalinan.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), depresi pasca persalinan merupakan jenis depresi yang menyebabkan perasaan sedih, cemas, dan putus asa yang hebat, sehingga membuat orang yang mengalaminya tidak dapat melakukan tugas sehari-hari.

"Depresi pasca persalinan dapat terjadi hingga satu tahun setelah melahirkan, namun paling sering dimulai sekitar satu sampai tiga minggu setelah melahirkan," tulis ACOG, dikutip dari laman resminya.

Memiliki anak kembar dan risiko depresi pasca melahirkan

NHS Inggris menjelaskan bahwa 1 dari 10 perempuan mengalami depresi pasca persalinan dalam waktu satu tahun setelah melahirkan. Angka ini sedikit lebih tinggi pada ibu yang memiliki lebih dari satu bayi atau anak kembar, Bunda.

Ada beberapa kemungkinan penyebab ibu yang memiliki anak kembar rentan mengalami depresi pasca persalinan, seperti:

1. Bayi kembar dirawat di NICU

Anak kembar lebih mungkin dirawat di unit neonatal setelah dilahirkan. Diperkirakan hal tersebut dapat meningkatkan kemungkinan depresi pasca persalinan. Alih-alih merayakan kelahiran bayi, Bunda justru menghadapi kekhawatiran, stres, hingga muncul rasa bersalah.

2. Kehamilan rentan komplikasi

Kehamilan kembar juga rentan terhadap komplikasi dan proses kelahirannya mungkin sulit. Hal tersebut membuat seorang ibu merasa sedih dan lelah, hingga memicu depresi pasca melahirkan.

3. Merasa tidak bebas dan tak mendapatkan dukungan

Perasaan terisolasi dapat muncul pada ibu yang melahirkan bayi kembar. Mereka menjadi tidak bebas keluar rumah dibandingkan ibu yang memiliki bayi tunggal.

Tak hanya itu, banyak ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan juga merasa tidak mendapatkan dukungan. Padahal, merawat dua bayi atau lebih dapat mengiras fisik dan emosional bila tidak mendapatkan dukungan yang cukup.

Studi kaitkan memiliki anak kembar dan depresi pasca persalinan

Studi yang dipublikasikan di jurnal Pediatrics tahun 2009 menemukan bahwa kelahiran kembar merupakan faktor risiko gejala depresi pasca melahirkan yang dialami seorang perempuan. Para peneliti menganalisis data lebih dari 8.000 ibu yang berpartisipasi dalam Early Childhood Longitudinal Study-Birth Cohort, yang mengamati anak-anak yang lahir pada tahun 2001.

Sembilan bulan setelah persalinan, ibu yang melahirkan lebih dari satu bayi memiliki peluang 43 persen lebih besar untuk mengalami gejala depresi pasca persalinan tingkat sedang atau berat. Hasil ini dibandingkan dengan ibu yang memiliki bayi tunggal.

Ibu dengan kelahiran kembar dalam penelitian ini memiliki anak kembar atau kembar tiga. Hasil penelitian juga tidak menemukan perbedaan signifikan dalam tingkat depresi pasca persalinan di antara kelompok-kelompok tersebut.

"Setiap ibu perlu tahu bahwa ini adalah masalah serius. Dari sisi penyedia layanan kesehatan, setiap ibu dengan depresi pasca melahirkan perlu dirujuk ke layanan yang tepat," ujar penulis studi Yoonjoung Choi dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, dikutip dari CNN.

Ilustrasi Ibu dan Bayi KembarIlustrasi Ibu dan Bayi Kembar/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Faktor penyebab depresi pasca melahirkan

Secara umum, depresi pasca melahirkan dapat disebabkan karena beberapa kombinasi faktor, Bunda. Berikut beberapa faktor penyebabnya menurut ACOG:

1. Perubahan hormon

Tingkat hormon estrogen dan progesteron akan menurun tajam beberapa jam setelah melahirkan. Perubahan-perubahan tersebut dapat memicu depresi dengan cara yang sama seperti perubahan kecil pada kadar hormon yang memicu perubahan suasana hati dan ketegangan menjelang periode menstruasi.

2. Riwayat depresi

Perempuan yang pernah mengalami depresi sebelum, selama, atau setelah kehamilan, atau yang sedang dirawat karena depresi, memiliki peningkatan risiko terkena depresi pasca persalinan.

3. Faktor emosional

Jika kehamilan tidak direncanakan atau tidak diinginkan, hal tersebut dapat mempengaruhi perasaan perempuan terhadap kehamilan dan janinnya. Bahkan ketika kehamilan sudah direncanakan, butuh waktu lama untuk menyesuaikan diri dengan gagasan memiliki bayi baru.

Belum lagi bila bayi harus dirawat di rumah sakit pasca dilahirkan. Hal tersebut bisa membuat seorang ibu merasa sedih, marah, dan bersalah.

4. Kelelahan

Kelelahan mungkin menjadi penyebab utama depresi pasca melahirkan. Banyak orang merasa sangat lelah setelah melahirkan, dan perlu waktu berminggu-minggu untuk mendapatkan kembali kekuatan dan energinya. Masa pemulihan bisa memakan waktu lebih lama setelah kelahiran caesar.

5. Faktor gaya hidup

Kurangnya dukungan dari orang sekitar dan peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, seperti kematian orang yang dicintai, penyakit yang diidap keluarga, atau pindah ke kota baru, dapat meningkatkan risiko depresi pasca persalinan.

Tanda-tanda depresi pasca melahirkan

Tidak seperti baby blues, tanda depresi pasca melahirkan bisa lebih berat. Gejala yang muncul biasanya jauh lebih intens dan bertahan lama hingga mengganggu kemampuan dalam merawat bayi dan melakukan aktivitas sehari-hari.

Berikut tanda-tanda depresi pasca melahirkan, seperti melansir dari Mayo Clinic:

  1. Perubahan suasana hati yang parah
  2. Menangis terlalu sering
  3. Kesulitan menjalin ikatan dengan bayi
  4. Menarik diri dari keluarga dan teman
  5. Kehilangan nafsu makan atau makan lebih banyak dari biasanya
  6. Sulit tidur atau insomnia, atau terlau sering tidur
  7. Kelelahan luar biasa atau kehilangan energi
  8. Kurangnya minat dan kesenangan pada aktivitas yang biasa dinikmati
  9. Kemarahan yang intens
  10. Perasaan takut karena merasa bukan ibu yang baik
  11. Merasa putus asa, tidak berharga, malu, bersalah, dan tidak mampu
  12. Tidak dapat berpikir jernih, berkonsentrasi atau mengambil keputusan
  13. Merasa gelisah, cemas yang parah, dan mengalami serangan panik
  14. Muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi
  15. Pikiran berulang tentang kematian atau mengakhiri hidup sendiri

Depresi pasca melahirkan harus ditangani oleh ahli kesehatan. Bila mengalami tanda-tanda di atas dan semakin memburuk, Bunda atau keluarga harus menghubungi dokter spesialis obstetri dan ginekolog.

Pemberian obat mungkin akan diresepkan oleh dokter atau terapis untuk mengobati depresi. Perlu dicatat, perawatan dan dukungan yang diberikan kepada ibu dengan depresi pasca melahirkan dapat membantu mengatasi keluhan.

Demikian penjelasan mengenai depresi pasca melahirkan dan kaitannya dengan melahirkan anak kembar. Semoga informasi ini bisa membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda