Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bila Bunda Telah Jalani Operasi Caesar Lebih dari 3 Kali, Perlu Sterilkah?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Minggu, 14 Jul 2024 08:00 WIB

At the hospital, the mid adult female doctor gives her young adult female patient the good news from her medical tests.
Bila Bunda Telah Jalani Operasi Caesar Lebih dari 3 Kali, Perlu Sterilkah?/Foto: Getty Images/SDI Productions
Jakarta -

Informasi yang beredar batas maksimal seorang ibu dioperasi caesar (CS) itu tiga kali. Bagaimana jika Bunda menjalani SC lebih dari tiga kali, apa perlu steril?

Umumnya, setiap orang caesar ulangan itu lebih rumit daripada operasi caesar sebelumnya. Namun, penelitian belum menentukan jumlah pasti operasi caesar berulang yang dianggap aman. 

Mengenal operasi caesar dan sterilisasi

Dilansir dari laman Healthcare Utah, operasi caesar merupakan operasi serius dan dokter tidak menganggap entengnya. Jika Bunda pernah mengalami lebih dari satu kali,  Bunda pasti tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari operasi yang berhasil. 

Ada lebih dari satu juta operasi caesar yang dilakukan di AS setiap tahunnya. Operasi caesar dapat menyelamatkan nyawa bila diperlukan secara medis, namun operasi caesar sama seperti semua operasi lainnya yang juga memiliki risiko. Risiko ini dapat meningkat jika dilakukan berulang kali.

Jika ditanya berapa kali operasi caesar dapat dilakukan maka jawabannya belum jelas. Belum ada aturan pasti mengenai jumlah operasi caesar yang dapat dijalani.

“Saya telah melakukan operasi caesar keenam pada seorang perempuan tanpa komplikasi atau kesulitan, dan saya telah melakukan operasi caesar kedua dengan banyak perlengketan dan potensi komplikasi,” kata Jason S. James, MD, seorang OB-GYN di Miami dilansir Parents.

Menurutnya, setiap orang itu berbeda sehingga dokter perlu menganalisa kesehatan, riwayat, dan kekhawatiran setiap orang sebelum memutuskan untuk hamil lagi.

Operasi caesar lebih dari 3 kali, perlu sterilkah? 

Dikutip dari laman Vinmec, operasi caesar ketiga sering kali memiliki risiko yang tidak dapat diprediksi, mulai dari kehamilan hingga proses pemulihannya.

Pada operasi caesar ke-3, ibu hamil berisiko menghadapi banyak komplikasi kesehatan dan yang mengancam nyawa seperti: cracking, pecahnya rahim; kelainan plasenta seperti solusio plasenta, plasenta previa.

Berikut beberapa risiko jika berulang kali melahirkan dengan caesar:

  1. Masalah dengan plasenta. Semakin sering Bunda menjalani operasi caesar, semakin besar pula risiko mengalami masalah pada plasenta, misalnya plasenta tertanam terlalu dalam pada dinding rahim (plasenta akreta) atau plasenta menutupi sebagian atau seluruh pembukaan serviks ( plasenta previa). Kedua kondisi tersebut meningkatkan risiko kelahiran prematur, pendarahan berlebihan, dan kebutuhan akan transfusi darah serta operasi pengangkatan rahim (histerektomi).
  2. Komplikasi yang berhubungan dengan perlengketan. Pita jaringan seperti bekas luka (adhesi) berkembang selama setiap operasi caesar. Perlengketan yang padat dapat mempersulit operasi caesar dan meningkatkan risiko cedera kandung kemih atau usus serta pendarahan yang berlebihan.

  3. Komplikasi terkait sayatan. Risiko masalah terkait sayatan, seperti hernia, meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah sayatan perut sebelumnya. Perbaikan bedah mungkin diperlukan.

Jumlah operasi caesar yang Bunda jalani juga dapat memengaruhi pilihan persalinan di masa depan. Uji coba persalinan tidak dianjurkan setelah tiga atau lebih operasi caesar sebelumnya.

Memutuskan bagaimana akan melahirkan bayi berikutnya setelah operasi caesar sebelumnya bisa menjadi keputusan yang rumit. Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan agar dapat membantu mempertimbangkan risiko operasi caesar berulang dibandingkan keinginan untuk hamil di masa depan.

Setiap orang juga memiliki masa pemulihan operasi caesar yang berbeda-beda. Ada Bunda yang cepat pulih tapi ada juga yang mengalami periode pasca operasi yang lebih sulit setiap saat. Dan masa pemulihan operasi caesar sebelumnya termasuk yang dipertimbangkan dokter sebelum memutuskan hamil lagi.

Untuk mencegah terjadinya risiko berbahaya usai operasi caesar, sterilisasi bisa menjadi pilihan. Sterilisasi merupakan cara permanen untuk mencegah kehamilan. Biasanya melibatkan operasi. 

Bunda dapat mempertimbangkan sterilisasi pada saat melahirkan melalui operasi caesar terakhir jika:

  1. Memutuskan tidak menginginkan anak lagi.
  2. Ingin menggunakan metode kontrasepsi permanen.

Dilansir NHS, selama operasi caesar, Bunda dapat menjalani operasi yang disebut ligasi tuba. Saluran tuba adalah sepasang saluran yang dilalui sel telur dari ovarium ke rahim (rahim). Ligasi tuba adalah penutupan saluran tuba dengan cara memotong dan mengikatnya.

Artinya sel telur tidak bisa lagi dibuahi oleh sperma melalui hubungan seksual. Telur larut di dalam diri dan menstruasi terjadi seperti biasa.

Penulis utamanya Alper Biler dari Department of Obstetrics and Gynecology, Tepecik Training and Research Hospital, Izmir, Turki, menuliskan bahwa persalinan caesar telah meningkat secara signifikan selama beberapa dekade terakhir karena usia ibu yang sudah lanjut, praktik obstetri yang defensif, kekhawatiran medikolegal, dan permintaan ibunya. 

Di Turki, angka operasi caesar meningkat dari 8 persen menjadi 37 persen antara tahun 1993 dan 2008. Meskipun caesar kini aman seiring dengan perkembangan anestesi dan pembedahan, komplikasi caesar ini dapat mengancam nyawa ibu dan bayi. 

Biler mengatakan, banyak dokter menyarankan sterilisasi pada perempuan setelah dua atau tiga kali SC karena risiko ruptur uteri dan beberapa komplikasi.

"Namun, sebagian besar perempuan tidak menerima sterilisasi di Turki dengan keluarga besar dianjurkan karena alasan sosial dan budaya. Selain itu, terdapat perdebatan mengenai jumlah maksimum SC yang direkomendasikan yang boleh dijalani seorang perempuan," ujarnya.

Dan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa perempuan yang menjalani SC lebih dari 4 kali tidak berhubungan dengan faktor risiko utama dibandingkan dengan perempuan yang memiliki 2 atau 3 SC. 

SC berulang empat atau lebih tampaknya tidak meningkatkan risiko komplikasi pada ibu kecuali tingkat perlengketan intra-abdomen. 

"Meskipun tidak ada perbedaan yang mencolok dalam morbiditas serius yang terkait dengan MRSC (multiple repeat caesarean sections) harus diingat bahwa SC adalah persalinan operatif yang mencakup beberapa risiko seperti ruptur uteri, infeksi, perdarahan, trombosis, dan kerusakan organ perifer," katanya. 

Menurutnya, masih diperlukan penelitian lebih lanjutan untuk memberikan rekomendasi mengenai jumlah maksimum SC yang harus dilakukan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda