KEHAMILAN
Polihidramnion: Ciri Gejala, Penyebab, Pengobatan & Cara Mengurangi Air Ketuban Berlebih secara Alami
Melly Febrida | HaiBunda
Rabu, 09 Oct 2024 21:00 WIBJumlah air ketuban bisa berlebihan di dalam rahim. Kondisi ini dikenal dengan polihidramnion. Kenali ciri, gejala, penyebab, pengobatan, dan cara mengurangi air ketuban berlebih secara alami.
Pada ibu hamil yang mengalami polihidromnion, rahim menjadi lebih besar dari biasanya. Sebagian besar kasus bersifat ringan dan tidak berbahaya, tetapi terkadang polihidramnion dapat meningkatkan risiko komplikasi.
Apa itu polihidramnion?
Dr Ashwini Nabar, Ginekolog dan Dokter Kandungan, menjelaskan bahwa polihidramnion adalah kondisi kehamilan saat ibu hamil memiliki terlalu banyak cairan ketuban di rahim.
Sebenarnya, air ketuban berfungsi melindungi janin selama kehamilan. Namun jika jumlahnya terlalu banyak maka dapat menimbulkan berbagai komplikasi.
Polihidramnion biasanya dideteksi melalui pemeriksaan USG selama kehamilan. Dari polihidramnion USG ini, dapat terlihat jelas melalui pengukuran indeks cairan ketuban (AFI) atau pengukuran kantong cairan ketuban.
Penyebab polihidramnion pada ibu hamil
Penyebab polihidramnion ini bisa dari berbagai faktor, seperti:
1. Diabetes
Ibu hamil lebih lebih rentan terhadap polihidramnion jika memiliki diabetes atau diabetes gestasional sebelumnya dan mengalami kesulitan mengelolanya dengan benar.
2. Mengandung bayi kembar atau lebih
Nabar mengatakan ibu hamil berisiko mengalami kadar cairan tinggi jika mengandung bayi kembar atau lebih. "Karena, sekali lagi, mereka akan menghasilkan lebih banyak cairan daripada bayi tunggal. Jika mengandung bayi kembar identik yang berbagi plasenta, komplikasi yang disebut sindrom transfusi antarkembar (TTTS) dapat menyebabkan polihidramnion," ujar Nabar dilansir Baby Center.
3. Kondisi kromosom atau genetik
Polihidramnion dapat menjadi tanda bahwa bayi memiliki kondisi kromosom atau genetik, seperti sindrom Down, sindrom Edwards, atau spina bifida.
Terkadang, bayi mungkin tidak dapat mengeluarkan cairan dengan benar melalui saluran pencernaannya, atau melalui ginjalnya. Ini berarti bayi tidak dapat menelan dan mengeluarkan cairan ketuban secara normal, yang akan mengganggu kadar cairan di sekitarnya.
"Masalah seperti ini dapat dikaitkan dengan kondisi kromosom seperti sindrom Down," ujar Nabar.
Ciri-ciri gejala polihidramnion
Ibu hamil mungkin sulit mengetahui jika mengalami polihidramnion, karena ciri-ciri gejalanya polihidramnion biasanya muncul secara bertahap. Kemungkinan besar, polihidramnion terdeteksi selama pemindaian ultrasonografi rutin.
"Namun, sebagian besar kasus bersifat ringan dan mungkin tidak terdeteksi hingga sekitar 30 minggu kehamilan," kata Nabar.
Saat dokter mengukur perut Bunda dan memeriksanya untuk mengetahui tahap kehamilan, kemungkinan dokter melihat perutnya terlalu besar untuk tanggal tersebut. Ini terjadi ketika rahim tumbuh lebih cepat daripada seharusnya.
Dokter mungkin juga kesulitan untuk merasakan bayi atau mendengar detak jantungnya. Itu karena cairan ekstra meredam suara.
Ibu hamil mungkin hanya menyadari gejalanya sendiri jika mengalami polihidramnion parah seperti perut mungkin terasa sangat berat, penuh, dan meregang, membuat kulit tampak mengilap. Bergerak atau menaiki tangga bisa jadi sulit.
Polihidramnion yang parah juga cenderung memperburuk efek samping kehamilan berikut:
- Sesak napas
- Gangguan pencernaan dan nyeri ulu hati
- Sembelit
- Kaki dan tungkai bengkak
- Infeksi saluran kemih (ISK)
- Mendengkur
- Tekanan darah tinggi
- Varises di vulva dan betis
Polihidramnion bisa berkembang secara perlahan atau mendadak, tergantung pada penyebabnya.
Bahaya dari polihidramnion pada ibu hamil
Kebanyakan kasus polihidramnion bersifat ringan dan umumnya tidak berbahaya. Namun, pada kasus yang jarang terjadi, polihidramnion dapat menyebabkan komplikasi.
"Semakin banyak cairan ketuban yang Anda miliki dan semakin awal kehamilan Anda mengalami polihidramnion, semakin besar kemungkinan komplikasi," jelas Nabar.
Polihidramnion dapat meningkatkan risiko pada ibu hamil dan bayinya seperti:
1. Kelahiran prematur atau ketuban pecah lebih awal
Tekanan ekstra dari cairan pada kantung ketuban dapat membuatnya pecah terlalu dini. Kondisi ini disebut ketuban pecah dini (PROM).
2. Prolaps tali pusat
Prolaps tali pusat merupakan risiko khusus pada polihidramnion karena bayi cenderung tidak akan memasukkan kepalanya ke bagian bawah panggul Anda menjelang akhir kehamilan.
3. Solusio plasenta
Rahim telah meregang karena jumlah cairan ketuban ekstra yang menyertai polihidramnion. Setelah ketuban pecah, rahim tiba-tiba menyusut dan ini dapat menyebabkan plasenta lepas lebih awal (solusio plasenta).
Solusio plasenta biasanya menyebabkan pendarahan hebat, dan dapat serius bagi ibu hamil dan bayinya.
4. Operasi caesar darurat
Dokter mungkin merekomendasikan operasi caesar darurat jika ibu hamil atau bayinya mengalami komplikasi serius selama kehamilan atau persalinan. Jika mengancam jiwa, bayi harus dilahirkan secepat mungkin.
5. Kesulitan bernapas
Ibu hamil mungkin mulai mengalami kesulitan bernapas karena cairan ketuban di rahim menekan diafragma Anda.
6. Diabetes dan distosia bahu
Jika ibu hamil menderita diabetes, bayi kemungkinan besar akan lebih besar dari rata-rata. Hal ini terutama terjadi jika kadar gula darah sulit dikendalikan di akhir kehamilan, karena bayi mungkin telah menumpuk lebih banyak lemak di bahunya.
Ada kemungkinan bahu bayi tersangkut di belakang tulang panggul selama tahap mengejan saat persalinan, jika ibu hamil memilih persalinan normal. Ini disebut distosia bahu.
7. Lahir mati
Dalam kasus yang parah, ada juga peningkatan risiko lahir mati. Definisi lahir mati adalah kelahiran bayi yang lahir tanpa tanda-tanda kehidupan pada atau setelah 24 minggu kehamilan.
8. Perdarahan hebat setelah melahirkan
Ibu hamil berisiko pendarahan hebat (perdarahan) setelah bayi lahir karena rahim telah meregang.
Diagnosis polihidramnion
Apabila dokter menduga ibu hamil menderita polihidramnion maka akan merekomendasikan USG. Pemindaian dapat memastikan diagnosis polihidramnion. USG akan mengukur jumlah cairan ketuban dengan menggunakan indeks cairan ketuban (AFI) selama pemindaian.
AFI bekerja dengan membagi pemindaian rahim menjadi empat bagian, dan mengukur jumlah cairan di setiap bagian. Rata-rata pengukuran ini adalah AFI.
Semakin tinggi AFI, semakin parah masalahnya. Profesional kesehatan menilai polihidramnion sebagai berikut:
- AFI 24 cm hingga 29,9 cm tergolong ringan. (Kebanyakan kasus polihidramnion termasuk dalam kategori ini).
- AFI antara 30 cm dan 34,9 cm tergolong sedang.
- AFI lebih dari 35 cm tergolong parah.
Jika ibu hamil didiagnosis menderita polihidramnion, dan tes skrining tidak menimbulkan kekhawatiran apa pun pada bayi, dokter mungkin menawarkan tes darah untuk mengetahui lebih lanjut.
Dokter mungkin ingin memeriksa kadar gula darah Bunda dengan tes toleransi glukosa (GTT) jika menderita diabetes gestasional. Atau, dokter mungkin ingin memeriksa apakah ibu hamil tidak mengalami infeksi yang dapat menyebabkan polihidramnion.
Cara mengobati polihidramnion
Pengobatan polihidramnion yang ibu hamil terima bergantung pada seberapa tinggi AFI dan apa yang menyebabkannya.
Dilansir Mayoclinic, pada polihidramnion ringan jarang memerlukan pengobatan. Kondisi ini dapat hilang dengan sendirinya. Jika tidak, pengobatan untuk penyebab yang mendasarinya — seperti diabetes — dapat membantu mengatasi polihidramnion.
Beberapa langkah penanganan mungkin dapat dilakukan dalam mengobati polihidramnion:
- Pemberian obat untuk mengurangi produksi cairan ketuban.
- Pengeluaran cairan ketuban ekstra secara berkala jika jumlahnya sangat berlebihan.
- Mengobati kondisi medis yang mendasari, seperti diabetes gestasional.
Komplikasi polihidramnion
Polihidramnion yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius, termasuk:
- Kelahiran prematur.
- Gangguan pertumbuhan janin.
- Gangguan fungsi plasenta.
Cara mencegah polihidramnion
Polihidramnion dapat dicegah dengan menjaga kesehatan ibu hamil serta mengelola kondisi medis yang mendasari seperti diabetes. Ibu hamil sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan serta pengelolaan gizi untuk menjaga keseimbangan cairan ketuban.
Cara mengurangi air ketuban berlebih secara alami
Ada berbagai cara mengurangi air ketuban secara alami yang dapat Bunda coba. Namun selalu konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter agar mendapat arahan yang sesuai.
Berikut beberapa cara alami yang dapat Bunda lakukan:
- Konsumsi makanan sehat yang kaya serat dan nutrisi, seperti buah dan sayuran.
- Aktif secara fisik dengan berolahraga ringan, seperti berjalan atau berenang, untuk membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
- Mengelola asupan cairan sesuai dengan anjuran dokter.
Perbedaan kondisi polihidromnion dan oligohidramnion pada ibu hamil
Polihidramnion dan oligohidramnion itu berbeda. Perbedaan keduanya dari jumlah cairan ketuban. Oligohidramnion adalah kondisi dengan jumlah cairan ketuban yang sangat sedikit, sedangkan polihidramnion adalah kondisi dengan cairan ketuban terlalu banyak.
Kedua kondisi tersebut sama-sama bisa memengaruhi perkembangan janin serta meningkatkan risiko komplikasi kehamilan. Namun, penanganan dan pengobatan oligohidramnion serta polihidramnion berbeda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak video di bawah ini, Bun:
5 Tanda yang Bunda Rasakan Jika Janin Tidak Berkembang
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Air Ketuban Berlebihan, Ketahui Penyebab Polihidramnion dan Cara Mengatasinya
5 Cara Memperbanyak Air Ketuban Secara Alami, Bumil Perlu Tahu
Penyebab dan Risiko Hamil Kembar Air yang Bisa Terjadi di Trimester 3
Berapa Lama Waktu untuk Segera Melahirkan Setelah Pecah Ketuban?
TERPOPULER
7 Potret Artika Sari Devi & Baim Tetap Mesra Meski Sudah 17 Tahun Menikah
Aline Adita Ungkap Miliki Uterus Didelphys atau Rahim Ganda hingga Akhirnya Hamil setelah 12 Th
58% Orang Sering Pakai Kosakata Bahasa Inggris Ini Meski Tak Paham Arti, Cek Daftarnya!
Apakah Menantu Perempuan Wajib Mengurus Mertua yang Sakit? Cek Kewajiban Menurut Islam
20 Contoh Interaksi Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari: Pengertian, Ciri, Syarat, Faktor, hingga Tujuan
REKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Blush On Cream Tahan Lama dan Low Budget
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Merek Pelumas Vagina yang Aman untuk Berhubungan Intim & Cara Memilihya
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Susu UHT untuk Anak & Panduan Memilih yang Terbaik
KinanREKOMENDASI PRODUK
Review Professional Air Fryer Oxone vs Glasstop Smart Fryer, Mana Pilihan Bunda?
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Lipstik Glossy Tahan Lama, Cocok Dipakai Seharian
Amira SalsabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
7 Potret Artika Sari Devi & Baim Tetap Mesra Meski Sudah 17 Tahun Menikah
20 Contoh Interaksi Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari: Pengertian, Ciri, Syarat, Faktor, hingga Tujuan
Apakah Menantu Perempuan Wajib Mengurus Mertua yang Sakit? Cek Kewajiban Menurut Islam
17 Contoh Kata Pengantar Makalah Beserta Struktur dan Cara Membuatnya
58% Orang Sering Pakai Kosakata Bahasa Inggris Ini Meski Tak Paham Arti, Cek Daftarnya!
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Nikita Mirzani Disebut Pakai Uang Rp2 M dari Reza Gladys untuk Bayar Cicilan Rumah
-
Beautynesia
6 Ciri Perempuan yang Tidak Butuh Hubungan untuk Merasa Bahagia
-
Female Daily
Setelah Diadakan di Surabaya, LPS Financial Festival Bakal Hadir di Medan!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Foto: Nelly Furtado yang Kian Percaya Diri, Gaungkan Body Positivity
-
Mommies Daily
Seks Saat Premenopause: Tips Nyaman, Nikmat, dan Memuaskan dari Psikolog!