KEHAMILAN
Perlukah Detoksifikasi sebelum Menjalani Program Hamil?
Asri Ediyati | HaiBunda
Selasa, 29 Oct 2024 17:40 WIBKeberhasilan dalam menjalani program hamil melibatkan berbagai macam faktor. Salah satunya adalah mengurangi paparan racun pada tubuh, baik calon bunda dan calon ayah.
Racun atau toksik di sekitar kita memang tidak terlihat secara kasat mata, namun ternyata berdampak negatif pada kesuburan. Terutama, pada pasangan yang ingin menjalani program hamil. Baik melalui udara, makanan, ataupun obat, racun berdampak pada kualitas sel telur dan kesehatan sperma.
Kualitas sel telur yang buruk pada wanita membuat sperma lebih sulit membuahi sel telur dan sel telur yang telah dibuahi menempel di dinding rahim. Jumlah sperma yang rendah dan berkurangnya motilitas pada pria menurunkan kemungkinan sperma berhasil membuahi sel telur.
Risiko memiliki bayi dengan cacat lahir atau masalah kesehatan lainnya juga meningkat akibat kualitas sel telur dan sperma yang rendah, dan keguguran akibat kelainan kromosom meningkat.
Dilansir American Pregnancy Association, meskipun tubuh manusia memiliki sistem detoksifikasi untuk memetabolisme dan membuang bahan kimia sehari-hari, sistem ini dapat menjadi kelebihan beban dengan paparan racun atau polutan yang terus-menerus masuk ke tubuh.
Begitu ini terjadi, bahan kimia beracun akan menumpuk di jaringan tubuh, yang mulai menyebabkan kerusakan pada sel-sel tubuh. Akibatnya, paparan kronis terhadap racun lingkungan ini dapat memengaruhi kesuburan, bahkan jika dibiarkan dapat berisiko pada kesehatan bayi yang dikandung.
Mengingat beban racun yang ditanggung tubuh sangat banyak dan dibutuhkan waktu untuk mengurangi beban ini, Bunda harus memikirkan detoksifikasi sebelum benar-benar mencoba untuk hamil.
Apa itu detoksifikasi sebelum hamil?
Telah dibahas sebelumnya, bahwa seiring berjalannya waktu, tubuh dapat mengumpulkan racun dari berbagai sumber, termasuk lingkungan, produk makanan, dan bahan kimia, yang dapat memengaruhi kesuburan. Mengutip Times of India, racun-racun ini, seperti residu pil KB hormonal, asap rokok, antibiotik, kelebihan hormon, makanan cepat saji, alkohol, dan obat-obatan untuk penyakit kronis, dapat mengganggu keseimbangan hormon dan organ reproduksi.
Detoksifikasi membantu menghilangkan racun-racun ini, menciptakan lingkungan yang sehat untuk konsepsi dan kehamilan. Sementara detoksifikasi terjadi secara alami, perubahan gaya hidup tertentu dapat membantu proses ini.
Rekomendasi detoksifikasi sebelum kehamilan yaitu meliputi diet seimbang, porsi makan kecil untuk membantu pencernaan, dan aktivitas yang meningkatkan fungsi hati dan sirkulasi, tetapi detoksifikasi untuk kesuburan memerlukan pendekatan khusus yang berfokus pada sistem reproduksi, kesehatan hati, dan keseimbangan hormon.
Cara detoksifikasi untuk mengoptimalkan kesuburan
Tujuan utama detoksifikasi adalah untuk mencoba mendukung organ-organ utama dalam tubuh yang terlibat dalam detoksifikasi (seperti hati, ginjal, dan kulit) dengan memberi nutrisi pada tubuh dengan makanan kaya nutrisi. Proses ini juga sebaiknya dibantu dengan menghindari minuman dan makanan yang tidak bergizi, seperti alkohol, gula, dan produk tepung putih.
Racun disimpan dalam sel-sel lemak, hati, otak, dan tulang, dan masih banyak lagi. Hati adalah salah satu organ utama yang terlibat dalam proses detoksifikasi dan sangat penting untuk memecah estrogen, hormon, obat-obatan, dan alkohol. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa hati tetap sehat sebisa mungkin sebelum pembuahan atau perawatan kesuburan, mengingat bahwa hati harus memproses obat-obatan kesuburan.
Penting bagi kedua orang tua untuk memulai program detoksifikasi setidaknya tiga bulan (atau idealnya enam bulan) sebelum mencoba untuk hamil atau memulai perawatan kesuburan. Ini karena detoksifikasi memfasilitasi pelepasan racun dan juga ekskresi racun-racun ini. Akibatnya, ada tingkat racun yang jauh lebih tinggi yang beredar dalam sistem, sering kali bersamaan dengan gejala detoksifikasi.
Tips melakukan detoksifiksi dengan mengubah pola makan
Cara yang diyakini paling aman adalah dengan mengubah pola makan dan hidup. Berikut tips yang bisa dilakukan di rumah:
- Makan makanan organik sebanyak mungkin
- Makan makanan nabati, kaya akan sayuran hijau dan buah-buahan
- Protein berkualitas baik, minyak sehat, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sejumlah kecil pati kompleks dari biji-bijian utuh
- Minumlah setidaknya 2 liter air setiap hari
- Makan ikan rendah merkuri
- Hindari alkohol, kopi, teh hitam dan hijau, minuman yang mengandung kafein, dan merokok, serta obat-obatan
- Hilangkan gula, makanan olahan, junk food
- Jauhkan ponsel dan komputer dari tubuh, hindari radiasi yang tidak perlu
- Hindari pestisida, pupuk, paparan logam berat, dan wadah makanan dan minuman plastik
- Memiliki berat badan yang sehat
- Lakukan pengurangan stres seperti meditasi, yoga
- Pastikan tidur yang cukup sehingga tubuh memiliki kesempatan untuk meremajakan dan memperbaiki diri
Manfaat detoksifikasi sebelum kehamilan
Ada pun manfaat detoksifikasi sebelum kehamilan adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan kesehatan dan kesuburan dalam banyak cara. Membuat tubuh sehat dan siap untuk kehamilan
- Meningkatkan kualitas sel telur dan sperma
- Menurunkan berat badan
- Memperbaiki ketidakseimbangan hormon
- Memperbaiki kondisi seperti PCOS, endometriosis
- Mengoptimalkan fungsi hati dan ginjal agar berfungsi lebih baik
- Memberikan kesempatan bagi sistem pencernaan untuk beristirahat, menguatkan, dan menyembuhkan diri
Idealnya, kita ingin tubuh kita tetap sehat selama kehamilan. Di sini, proses detoksifikasi berperan penting dalam membuang racun-racun ini dari dalam tubuh. Dengan demikian, peluang pembuahan meningkat dengan meningkatkan kualitas sel telur dan sperma, mencegah keguguran, cacat lahir pada bayi, dan membantu kehamilan dan bayi yang sehat, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)