Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Ibu Hamil yang Terjangkit Flu Burung Berisiko Tinggi Meninggal Dunia

Amrikh Palupi   |   HaiBunda

Kamis, 02 Jan 2025 16:16 WIB

Flu saat hamil
Ibu Hamil yang Terjangkit Flu Burung Berisiko Tinggi Meninggal Dunia/Foto: Getty Images/Jajah-sireenut
Jakarta -

Flu burung pada ibu hamil berisiko tinggi mengalami komplikasi serius bahkan kematian akibat infeksi ini. Benarkah demikian? simak penjelasan berikut Bun.

Flu burung atau avian influenza (H5N1) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat menyerang manusia dan unggas. Flu burung menjadi perhatian serius karena dapat menular ke manusia melalui kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi. 

Salah satu kelompok yang rentan terhadap flu burung adalah ibu hamil. Ibu hamil yang terjangkit flu burung berada pada risiko tinggi mengalami komplikasi serius, bahkan kematian. 

Mengutip laman Theguardian, sebagian besar  ibu hamil yang terjangkit flu burung akan meninggal. Begitu juga dengan bayi dalam kandungan yang belum lahir akan meninggal jika terinfeksi virus ini. 

Seorang peneliti penyakit infeksi dari Murdoch Children’s Research Institute di Melbourne, Dr. Rachael Purcell, mengatakan bahwa meskipun banyak orang yang terinfeksi influenza burung baik-baik saja tapi tidak dengan ibu hamil. 

"Sistem kekebalan tubuh seorang ibu hamil tidak berfungsi dengan cara yang sama seperti sebelum kehamilan," kata Rachael Purcell.

Dalam penelitian bersama rekan-rekanya pada 1.500 perempuan dapat mengidentifikasi kasus flu burung yang dikonfirmasi pada ibu hamil.  Mereka menemukan 30 kasus seperti itu di China, Vietnam, Kamboja, dan AS yang terkait dengan berbagai jenis dan wabah.

Hasilnya dalam jurnal yang diterbitkan pada Emerging Infectious Diseases menemukan bahwa 90 persen Bunda yang terinfeksi flu burung selama kehamilan meninggal, dan hampir semua bayi mereka 87 persen juga meninggal bersama mereka. Dari bayi yang selamat, sebagian besar lahir prematur.

"Yang kami soroti adalah bahwa meskipun risiko influenza burung menjadi pandemi manusia berikutnya diperkirakan rendah, sangat penting untuk memikirkan kelompok rentan dan bagaimana kita dapat melindungi mereka serta memasukkan mereka dalam program vaksinasi," kata Purcell.

"Meski menjadi kelompok dengan risiko tinggi, ibu hamil seringkali dikecualikan dari uji vaksin, akses prioritas terhadap terapi, dan mengalami keterlambatan dalam mengikuti program vaksinasi kesehatan masyarakat," imbuh Purcell.

Sayangnya sampai saat ini tidak ada vaksin spesifik untuk flu burung pada manusia, meskipun vaksin percobaan telah dikembangkan untuk kesiapsiagaan pandemi di beberapa negara. Namun, vaksin ini tidak direkomendasikan untuk ibu hamil karena kurangnya data tentang keamanannya.

"Itulah salah satu tantangan yang sering kami hadapi dengan vaksin, karena dianggap tidak aman untuk mengujinya pada ibu hamil. Saya rasa, seiring berjalannya waktu, yang perlu kita lakukan adalah memikirkan bagaimana cara mendapatkan data mengenai ibu hamil," tutur Purcell. 

Sementara Seorang spesialis penyakit infeksi di Universitas Nasional Australia, Associate Prof Sanjaya Senanayake, mengatakan bahwa meskipun ukuran sampel dalam studi ini kecil. 

Hal ini mencerminkan fakta bahwa sebagian besar kasus flu burung pada manusia masih terkait dengan kontak langsung atau dekat dengan unggas, yang berarti ibu hamil cenderung lebih kecil kemungkinannya untuk terpapar. Namun dalam studi yang dilakukan menemukan bahwa sebagian besar ibu hamil dalam studi ini berasal dari negara berkembang.

"Meskipun hal ini masih relevan untuk pandemi influenza burung di masa depan, kita tidak bisa serta merta menggeneralisasi hasil yang begitu parah untuk dunia maju dengan fasilitas kesehatan yang lebih baik," katanya.

Mengutip laman Cdc, orang yang memiliki kontak dekat atau berkepanjangan tanpa perlindungan dengan burung yang terinfeksi misalnya unggas yang sakit atau mati atau hewan terinfeksi lainnya sampai lingkungan yang terkontaminasi berisiko lebih besar untuk terinfeksi. 

Penyakit pada manusia akibat infeksi virus flu burung bervariasi mulai dari ringan misalnya gejala saluran pernapasan atas, konjungtivitis hingga penyakit berat seperti pneumonia, gagal organ multiple yang dapat berujung pada kematian.

Gejala flu burung pada manusia

Gejala utama flu burung dapat muncul dengan sangat cepat seperti berikut;

  • Suhu tubuh sangat tinggi atau merasa panas atau menggigil
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala
  • Batuk atau sesak napas
  • Diare
  • Mual
  • Nyeri perut
  • Nyeri dada
  • Pendarahan dari hidung dan gusi
  • Konjungtivitis

Biasanya, dibutuhkan waktu 3 hingga 5 hari untuk gejala pertama muncul setelah Anda terinfeksi. Dalam beberapa hari setelah gejala muncul, mungkin terjadi komplikasi yang lebih parah seperti pneumonia dan sindrom gangguan pernapasan akut.

Mendapatkan perawatan dengan cepat, menggunakan obat antivirus, dapat mencegah komplikasi dan mengurangi risiko mengembangkan penyakit yang lebih parah.

Intinya flu burung pada Ibu hamil berisiko tinggi meninggal dunia. Begitu juga dengan bayi yang ada di dalam kandungan Bunda. Semoga informasinya bermanfaat ya Bunda.

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda