Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Darah Flek Hamil: Kenali Penyebab, Ciri yang Tidak Normal, Perbedaannya dengan Haid

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 10 Jul 2025 17:30 WIB

Tired stressed pregnant woman sitting on a couch and holding her belly
Ilustrasi ibu hamil/Foto: Getty Images/damircudic
Daftar Isi
Jakarta -

Darah flek saat hamil dapat menakutkan. Kondisi tersebut sebenarnya normal, namun tak bisa juga disepelekan. Ketahui penyebab, ciri yang tidak normal, dan perbedaannya dengan haid.

Sekitar 25 persen ibu hamil mengalami darah flek pada trimester pertama. Ketika ibu hamil melihat warna merah atau coklat bisa memunculkan rasa takut akan keguguran. Tapi perdarahan dan darah flek selama kehamilan lebih umum daripada yang Bunda kira. Ini tidak selalu menjadi tanda ada sesuatu yang salah.

Penyebab flek hamil keluar darah

Ada berbagai penyebab ibu hamil mengalami flek, keluar darah flek seperti dilansir TheBump. Ini dapat terjadi di awal kehamilan maupun di akhir kehamilan. Tingkat keparahannya juga bervariasi. 

Penyebab darah flek di awal kehamilan

1. Perubahan hormon

 Terkadang bercak kehamilan adalah sesuatu yang tidak berbahaya karena tubuh mengalami perubahan. Dalam kasus ini, bercak ringan dapat terjadi di awal kehamilan dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, penting untuk menyingkirkan semua kemungkinan bahaya sebelum menghubungkan bercak dengan perubahan hormon.

2. Pendarahan dinding rahim

G. Thomas Ruiz, MD, dokter kandungan dan ginekolog di MemorialCare Orange Coast Medical Center di Fountain Valley, California, mengatakan bahwa dalam beberapa kasus, perempuan mungkin mengalami pendarahan dari dinding rahim karena plasenta dan kantung ketuban mengisi ruang di rahim perempuan. "Itu dapat menyebabkan pendarahan hebat tetapi tidak berbahaya," kata Ruiz.

3. Keguguran

Mayoritas keguguran terjadi dalam 13 minggu pertama kehamilan. Jika ibu hamil mengalami pendarahan hebat disertai kram, nyeri punggung, keputihan berwarna cokelat atau gejala kehamilan yang tiba-tiba hilang, itu bisa menjadi tanda keguguran. Risiko keguguran pada perempuan sehat berkisar antara 10 hingga 25 persen.

4. Infeksi

Bercak bisa menjadi tanda infeksi, yang bisa berbahaya. Segeralah berkonsultasi dengan dokter jika ibu hamil melihat bercak saat hamil.

5. Kehamilan ektopik

Ini terjadi ketika sel telur yang dibuahi menempel di luar rahim, biasanya tuba fallopi. Dalam kasus ini, embrio tidak dapat hidup; jika tidak diobati, kehamilan ektopik dapat membahayakan kesehatan ibu dan dianggap sebagai keadaan darurat medis. Untungnya, komplikasi ini jarang terjadi, terjadi pada 20 dari setiap 1.000 kehamilan. Jika ibu hamil mengalami bercak disertai nyeri perut atau panggul, pusing, lemas, tekanan rektal, atau pingsan, segera hubungi dokter.

6. Kehamilan molar

Kehamilan molar adalah penyebab perdarahan yang langka, yang disebabkan jumlah kromosom abnormal pada sel telur yang dibuahi dan menyebabkan pertumbuhan jaringan abnormal, bukan jaringan janin yang sehat. Hanya 1 dari setiap 1.000 kehamilan yang merupakan kehamilan molar.

Penyebab pendarahan pada akhir kehamilan

Pendarahan pada akhir kehamilan, baik pada trimester kedua atau ketiga, dapat menjadi tanda bahwa ibu hamil mengalami situasi darurat—atau akan segera memiliki bayi. Penyebab umumnya meliputi:

1. Plasenta previa

Ruiz mengatakan, kondisi ini terjadi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks, dapat menyebabkan perdarahan pada akhir kehamilan saat serviks melebar. Jika plasenta previa menyebabkan perdarahan hebat, ibu hamil mungkin memerlukan operasi caesar terencana; perdarahan yang tidak dapat dihentikan mungkin memerlukan operasi caesar darurat.

2. Solusio plasenta

Dalam komplikasi yang jarang terjadi tetapi serius ini, plasenta terpisah dari rahim, yang menyebabkan perdarahan. Hanya 1 persen wanita hamil yang mengalami solusio plasenta, biasanya dalam 12 minggu terakhir kehamilan.

3. Bloody show

Jika ibu hamil melihat adanya perdarahan saat mendekati tanggal persalinan, itu bisa jadi bloody show, terutama jika darah bercampur lendir. Bloody show merupakan tanda bahwa serviks mulai melebar dan sumbat lendir telah terlepas. Ini berarti bayi kemungkinan besar akan segera lahir.

4. Keguguran lanjut

Meskipun sebagian besar keguguran terjadi pada trimester pertama, sebagian kecil terjadi setelah 13 minggu dan sebelum 20 minggu, yang dikenal sebagai keguguran lanjut. Jika ibu hamil mengalami flek atau pendarahan kehamilan, kram atau nyeri di punggung atau perut, jaringan dalam cairan keputihan, atau hilangnya gejala kehamilan, segera hubungi dokter.

5. Persalinan prematur

Bercak disertai gejala seperti kram, kontraksi, tekanan perut, atau nyeri punggung bisa berarti ibu hamil akan mengalami persalinan prematur. Hubungi dokter jika Bunda mengalami gejala-gejala ini.

Berapa darah flek hamil keluar?

Bercak darah ringan selama kehamilan biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Jika ibu hamil mengalami bercak darah saat hamil, mudah untuk membayangkan skenario terburuk, padahal itu bisa disebabkan sesuatu yang jauh lebih tidak berbahaya—meskipun tetap perlu diperiksakan ke dokter. 

Ibu hamil penting untuk dapat membedakan bercak darah kehamilan dari pendarahan penuh, karena keduanya dapat mengindikasikan hal yang berbeda. Perbedaan utama antara keduanya adalah jumlah darah yang ibu hamil lihat dan sumber pendarahan.

"Bercak darah lebih ringan (beberapa tetes di sana-sini) dan dapat berlangsung selama beberapa hari," kata Jennifer Wider, MD, seorang ahli kesehatan perempuan. 

Pendarahan, di sisi lain, adalah aliran yang lebih deras, mirip dengan periode menstruasi, dan dapat lebih mengkhawatirkan, terutama jika disertai dengan kram.

Pada bercak darah yang normal itu hanya menodai pantyliner, tidak sampai membasahi pembalut. Durasinya umumnya kurang dari tiga hari.

Beda jika aliran darah sedang hingga berat. Ibu hamil perlu mengganti pembalut setiap 1-2 jam. Selain mengeluarkan darah dari vagina juga disertai kram kuat. Ini harus segera ke IGD karena tergolong tidak normal.

Infografis Perbedaan Darah Flek Hamil vs Haid Waktu, Tekstur & GejalaPerbedaan Darah Flek Hamil vs Haid Waktu, Tekstur & Gejala/ Foto: HaiBunda / Dwi Rachmi

Ciri-ciri darah flek kehamilan yang tidak normal

Flek kehamilan yang tidak normal jika mengeluarkan darah yang banyak. Bunda dapat mengetes dengan meletakkan pembalut di celana dalam. Itu akan membantu mengukur seberapa banyak pendarahan. Jangan pernah memasukkan tampon atau apa pun ke dalam vagina, dan hindari hubungan seks sampai pendarahannya berhenti dan dokter telah memberi lampu hijau.

Selain volume darah yang meningkat, ciri-ciri darah yang tidak normal seperti warna darah yang terang dan bergumpal, disertai kram atau kontraksi, nyeri panggul atau nyeri di perut. Pusing atau pingsan karena tekanan darah turun. Ini bisa menjadi tanda perdarahan internal.

Selama kehamilan, penting untuk tetap mengikuti perkembangan tubuh dan mencatat setiap perubahan pada gejala yang Bunda alami. Meskipun bercak atau pendarahan kehamilan dapat mengkhawatirkan, semakin cepat Bunda menghubungi dokter, semakin cepat Bunda dapat menyingkirkan bahaya apa pun dan mengatasi masalah apa pun.

Perbedaan darah flek hamil dan haid

Bunda dapat melihat perbedaan darah flek hamil dan haid. Darah flek bisa karena pendarahan implantasi, tentu ini berbeda dengan menstruasi. Baik dari waktu, jenis perdarahan, dan berapa lama waktu berlangsung. 

Melansir Health.com, mengetahui perbedaan ini dapat membantu Bunda memahami apa yang dialami. Pendarahan implantasi terjadi ketika Bunda melihat atau mengalami pendarahan ringan di sekitar waktu sel telur menempel pada dinding rahim selama kehamilan.

Penelitian telah menemukan bahwa sekitar 25 persen orang yang hamil mengalami pendarahan implantasi.

Mengalami bercak atau pendarahan ringan bisa mengejutkan atau mengkhawatirkan. Jika sedang mencoba untuk hamil atau merasa mungkin hamil, Bunda mungkin ingin tahu apakah yang dialami adalah pendarahan implantasi atau sedang menstruasi.

1. Waktu

Bercak darah biasanya terjadi sekitar waktu sel telur yang telah dibuahi menempel pada rahim. Ini biasanya terjadi sekitar 6-12 hari setelah hamil. Bercak darah dapat terjadi selama seminggu sebelum waktu menstruasi atau bahkan sekitar waktu datangnya menstruasi.

Sedangkan waktu haid bervariasi dari satu orang ke orang lain. Periode menstruasi biasanya terjadi sekitar dua minggu penuh, atau 14 hari, setelah Bunda berovulasi. 

2. Durasi

Bercak darah dapat terjadi sesekali selama dan setelah implantasi. Pendarahan ini cenderung berlangsung cukup singkat, biasanya berlangsung beberapa jam atau satu hari. Namun, pendarahan ini dapat berlangsung hingga tiga hari.

Pendarahan selama menstruasi cenderung berlangsung lebih lama. Periode menstruasi rata-rata berlangsung selama 4-6 hari, tetapi dapat berlangsung hingga delapan hari.

3. Jumlah darah

Kebanyakan orang menggambarkan bercak implantasi sebagai perdarahan dalam jumlah yang sangat sedikit, seperti beberapa bercak pada celana dalam atau periode menstruasi yang sangat ringan.

Pendarahan menstruasi cenderung lebih banyak. Meskipun menstruasi yang normal mungkin dimulai dan diakhiri dengan bercak atau perdarahan ringan, Bunda mungkin akan mengalami perdarahan yang lebih banyak selama beberapa hari.

Periode menstruasi yang normal rata-rata mengeluarkan sekitar 30 mililiter (mL) darah.

4. Penampakan darah

Dengan bercak implantasi, darah yang cenderung berwarna lebih terang daripada darah menstruasi.Bercak implantasi mungkin tampak merah muda muda dan mungkin juga tampak berwarna karat atau cokelat (ini menunjukkan darah lama yang lambat mengalir keluar).

Darah menstruasi cenderung berwarna merah tua atau bahkan merah terang. Gumpalan darah normal terjadi selama menstruasi, tetapi gumpalan darah tidak umum terjadi pada pendarahan implantasi.

Cara mengatasi flek saat hamil

Bunda dapat melakukan beberapa cara di bawah ini untuk mengatasi flek saat hamil seperti dirangkum dari berbagai sumber:

  1. Obat-obatan: Dokter kemungkinan akan menawarkan obat yang disebut progesteron untuk menghentikan darah di awal kehamilan. Obat ini hanya akan direkomendasikan jika Bunda sudah melakukan pemindaian untuk memastikan kehamilan dan pernah mengalami keguguran sebelumnya.
  2. Hubungi tenaga kesehatan. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menekankan untuk melaporkan ke dokter mengenai perdarahan apa pun di masa kehamilan.
  3. Istirahat dan membatasi aktivitas berat. Ini terutama angkat beban dan olahraga intens.
  4. Hindari hubungan seksual sementara waktu jika serviks sensitif.
  5. Pantau jumlah darah. Bunda dapat mencatat frekuensi ganti pembalut atau pantyliner.
  6. Melakukan pemeriksaan USG dan darah (β‑hCG, Hb) untuk menilai kondisi janin dan ibu.
  7. Segera ke IGD jika muncul nyeri hebat, pusing, atau darah mengalir deras.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda