HaiBunda

KEHAMILAN

Skrining Kanker Serviks Kini 5 Tahun Sekali, Ini Dampaknya bagi Perempuan

Amrikh Palupi   |   HaiBunda

Sabtu, 19 Jul 2025 19:50 WIB
Ilustrasi skrining kanker serviks/Foto: Getty Images/mixetto
Jakarta -

Skrining kanker serviks merupakan salah satu langkah penting dalam pencegahan dan deteksi dini kanker serviks yang dapat menyelamatkan nyawa. Belakangan ini, terjadi perubahan kebijakan terkait interval skrining di beberapa negara, yang mengubah frekuensi skrining dari tiga tahun sekali menjadi lima tahun sekali bagi perempuan.

Apa itu skrining kanker serviks?

Mengutip laman Cancer, skrining kanker serviks adalah untuk menemukan perubahan sel serviks prakanker sehingga pengobatan dapat mencegah perkembangan kanker serviks. Terkadang, kanker ditemukan selama skrining serviks. Kanker serviks yang ditemukan pada stadium awal biasanya lebih mudah diobati. Saat gejala muncul, kanker serviks mungkin sudah mulai menyebar, sehingga pengobatan menjadi lebih sulit.

Mengutip laman Independent, NHS (National Health Service) Inggris menyebut ada perubahan skrining kanker serviks yang tadinya 3 tahun menjadi 5 tahun sekali. Perubahan ini, yang akan mulai berlaku bulan depan di Inggris, mengikuti rekomendasi dari Komite Skrining Nasional Inggris (UK National Screening Committee).


Menurut analisis dari King’s College London, memperpanjang interval skrining kanker serviks menjadi lima tahun bagi perempuan yang negatif HPV sama amannya dengan interval tiga tahun saat ini, dengan tingkat deteksi kanker yang serupa.

HPV adalah kelompok virus yang ditularkan melalui hubungan seksual, dengan sekitar 13 tipe berisiko tinggi yang diketahui menyebabkan hampir semua kasus kanker serviks. Sebagian besar orang yang terinfeksi HPV tidak mengalami gejala apa pun.

Perempuan yang hasil tesnya positif HPV, atau memiliki riwayat infeksi virus tersebut, akan tetap diundang untuk menjalani skrining lebih sering guna memantau keberadaan virus dan memeriksa adanya perubahan pada sel-sel di leher rahim.

Dampak perubahan skrining kanker serviks buat perempuan

Menteri Kesehatan Ashley Dalton mengatakan bahwa perubahan baru ini dapat meningkatkan peluang untuk melakukan tes dan pemantauan ulang terhadap perempuan dan individu dengan leher rahim yang memiliki HPV. Selain itu dapat memperpanjang interval skrining serviks dari tiga menjadi lima tahun di Inggris bagi mereka yang hasil tes HPV-nya negatif.

"Perubahan ini akan menyelaraskan interval skrining serviks di Inggris dengan yang diterapkan di Wales dan Skotlandia," tutur Ashley Dalton. 

Ashley Dalton mengatakan bahwa program skrining NHS di Inggris memberikan kesempatan kepada semua perempuan berusia antara 25 hingga 64 tahun untuk menjalani skrining secara rutin guna mendeteksi infeksi HPV atau kelainan serviks pada tahap awal yang lebih mudah diobati.

"Tujuan dari program ini adalah untuk mengurangi jumlah wanita yang mengembangkan kanker serviks invasif dan menurunkan angka kematian akibat penyakit tersebut," tuturnya.

Menurut Dalton hasil tes negatif HPV berarti kemungkinan berkembangnya kanker dalam lima tahun ke depan sangat kecil, karena biasanya dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun atau lebih dari saat HPV terdeteksi hingga berkembang menjadi kanker serviks.

"Mereka yang hasil tesnya positif HPV sudah menjalani pemantauan lanjutan dengan tes tahunan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap tanda awal kelainan serviks dapat terdeteksi dan individu tersebut mendapatkan pengobatan yang diperlukan," kata Ashley Dalton. 

Dr. Sue Mann, Direktur Klinis Nasional NHS untuk Kesehatan Perempuan, mengatakan pendekatan yang lebih personal dalam skrining serviks akan membantu memastikan bahwa setiap orang yang memenuhi syarat dapat memaksimalkan layanan penyelamatan jiwa ini, sekaligus menghindarkan perempuan dari janji temu yang sebenarnya tidak mereka butuhkan.

"NHS mengikuti bukti ilmiah yang kuat mengenai seberapa sering wanita perlu menjalani skrining dengan aman, dan dengan mengirimkan undangan serta pengingat langsung ke ponsel mereka, kami menjadikannya lebih mudah dari sebelumnya untuk menghadiri janji temu skrining," tutur Dr. Sue Mann.

Michelle Mitchell, CEO Cancer Research UK, mengatakan menyambut baik perubahan dalam skrining serviks di Inggris ini yang merupakan hasil dari penelitian penting selama bertahun-tahun untuk membuat skrining lebih efektif dan telah terbukti aman untuk memperpanjang interval waktu antara tes.

"Skrining, bersama dengan peluncuran vaksin HPV  yang juga dikembangkan dengan kontribusi ilmuwan dari Cancer Research UK telah menyebabkan penurunan angka kanker serviks sekitar seperempat sejak awal 1990-an, dan kami berharap akan ada lebih banyak kemajuan ke depannya," ucap Michelle Mitchell. 

"Jika melihat adanya perubahan yang tidak biasa pada diri Anda, jangan tunggu undangan skrining segera konsultasikan dengan dokter," imbuhnya. 

Ilustrasi Dokter dan Pasien/ Foto: Getty Images/iStockphoto/peakSTOCK

Reaksi terkait perubahan skrining kanker serviks

Sayangnya perubahan skrining kanker serviks mendapatkan petisi dari penyintas kanker. Gemma Barley, yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker serviks, menemukan adanya sel abnormal saat pemeriksaan rutin tiga tahunan, meskipun hasil skrining sebelumnya dinyatakan bersih.

Ia merasa khawatir dengan pedoman baru dari NHS England yang memperpanjang interval pemeriksaan kanker serviks dari tiga tahun menjadi lima tahun bagi perempuan usia 25-49 tahun yang hasil tes HPV-nya negatif.

Ms. Barley, seorang ibu dari satu anak, takut bahwa perpanjangan interval ini bisa membahayakan nyawa perempuan, merujuk pada pengalamannya sendiri di mana perubahan sel terjadi dengan cepat di antara dua pemeriksaan.

Selain itu, Ms. Barley juga khawatir, jika saat itu ia sudah mengikuti aturan baru dari NHS England yang memperpanjang waktu antar pemeriksaan menjadi lima tahun hasilnya bisa saja jauh lebih buruk.

"Setelah pemeriksaan pap smear rutin pada tahun 2022, saya menerima surat yang menyatakan bahwa ditemukan sesuatu yang tidak normal dalam hasil smear saya dan saya diminta menjalani biopsi. Saat itu rasanya seperti seluruh hidup saya melintas di depan mata. Saya pikir anak saya akan tumbuh tanpa seorang ibu. Itu benar-benar mengerikan," tutur Ms. Barley.

Akibatnya Ms. Barley meluncurkan sebuah petisi untuk membatalkan perubahan tersebut, dengan alasan bahwa perubahan sel yang cepat memerlukan pemantauan yang lebih sering.

"Saya sangat marah ketika melihat perubahan itu. Karena pengalaman saya sendiri, saya jadi sangat ketakutan. Pap smear pertama saya baik-baik saja, dan tidak ada perubahan signifikan dalam hidup saya sejak saat itu. Tapi pada pap smear kedua ditemukan kelainan. Begitu cepatnya perubahan bisa terjadi, tapi mereka malah merasa nyaman memperpanjangnya dua tahun lagi," kata Ms. Barley.

Juru bicara NHS England mengatakan perubahan pada skrining serviks dapat menimbulkan kekhawatiran. Namun pihaknya ingin meyakinkan semua orang bahwa pendekatan baru ini didasarkan pada bukti ilmiah yang kuat.

"Program skrining serviks NHS kini menggunakan tes HPV yang lebih baik dan lebih akurat dari sebelumnya. Artinya, jika hasil tes HPV negatif, Anda tidak perlu melakukan skrining sesering itu karena risiko terkena kanker serviks sangat rendah. Jika hasil tes positif, kami akan memantau lebih ketat dengan tes tambahan dan janji tindak lanjut". 

"Pendekatan yang dipersonalisasi ini memastikan setiap orang menerima tingkat skrining yang sesuai berdasarkan faktor risiko individu mereka, memberikan perlindungan yang lebih baik sekaligus mengurangi prosedur yang tidak perlu," imbuhnya. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Kembali Jalani Program Bayi Tabung, Zaskia Sungkar Kini Bersiap Transfer Embrio

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Melahirkan di Usia 42 Th, Intip Potret Terbaru Kiki Amalia Bersama Sang Putri

Parenting Pritadanes & Annisa Karnesyia

Belum Suntik TT tapi Sudah Berhubungan Suami Istri, Berbahayakah?

Kehamilan Melly Febrida

5 Potret Claire Anak Shandy Aulia Semakin Cantik Seperti Sang Bunda

Parenting Nadhifa Fitrina

Mana yang Lebih Efektif untuk Diet: Nasi atau Roti? Simak Penjelasan Ahli Gizi

Mom's Life Arina Yulistara

15 Rekomendasi Kuliner Malam di Blok M Paling Legendaris dan Populer

Mom's Life Azhar Hanifah

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Melahirkan di Usia 42 Th, Intip Potret Terbaru Kiki Amalia Bersama Sang Putri

Belum Suntik TT tapi Sudah Berhubungan Suami Istri, Berbahayakah?

5 Potret Claire Anak Shandy Aulia Semakin Cantik Seperti Sang Bunda

Mana yang Lebih Efektif untuk Diet: Nasi atau Roti? Simak Penjelasan Ahli Gizi

Botol Susu: Tips Memilih, Cara Sterilisasi untuk Jaga Kesehatan Bayi & Rekomendasinya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK