Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Perempuan Lansia Lebih Rentan Terinfeksi HPV Pemicu Kanker Serviks, Ini Faktor Utamanya

Azhar Hanifah   |   HaiBunda

Minggu, 06 Jul 2025 12:20 WIB

Lansia lebih berisiko kanker serviks
Lansia lebih berisiko kanker serviks/ Foto: Getty Images/simon2579
Daftar Isi

Bunda mungkin mengira risiko kanker serviks lebih tinggi pada perempuan usia muda atau produktif. Padahal, menurut berbagai penelitian terbaru, perempuan lanjut usia justru memiliki kerentanan yang lebih tinggi terhadap infeksi HPV yang memicu kanker serviks.

HPV (Human Papillomavirus) memang menjadi penyebab utama dari kanker serviks. Meski vaksinasi dan skrining rutin sudah banyak dilakukan, faktanya angka kasus pada perempuan berusia 65 tahun ke atas justru meningkat. Yuk, simak fakta-fakta pentingnya pada artikel berikut ini!

Lansia justru lebih rentan terkena infeksi HPV

Dikutip dari laman The Guardian, kasus kanker serviks global pada perempuan usia 65 tahun ke atas meningkat tajam. Pada 2022 saja, tercatat 157.182 kasus baru dan 124.269 kematian terjadi pada kelompok usia ini.

Penelitian yang diterbitkan dalam Gynecology and Obstetrics Clinical Medicine mengungkap bahwa perempuan usia lanjut lebih berisiko terinfeksi HPV tipe berbahaya dan memiliki hasil skrining yang abnormal dibanding perempuan yang lebih muda.

Lebih dari dua juta perempuan yang disurvei, 17.420 di antaranya berusia 65 tahun ke atas. Ini artinya, kanker serviks juga menyasar para bunda dengan usia matang.

Baca Juga : Serviks

"Hampir 14 persen perempuan lansia dinyatakan positif terinfeksi HPV berisiko tinggi, dibandingkan kelompok usia lebih muda yang hanya tercatat 8 persen," tulis studi tersebut. Selain itu, mereka juga lebih sering terinfeksi lebih dari satu tipe HPV sekaligus.

Peneliti menyimpulkan bahwa perempuan berusia 65 tahun ke atas adalah kelompok berisiko tinggi terhadap kanker serviks yang berujung pada kematian, dan ini memerlukan perhatian serius dari negara-negara di seluruh dunia.”

Kasus kanker serviks pada lansia terus meningkat

Menurut data World Health Organization (WHO) yang dikutip dalam studi tersebut, tahun 2022 tercatat ada lebih dari 157 ribu kasus baru kanker serviks pada perempuan di atas 65 tahun di seluruh dunia.

Ironisnya, lebih dari 124 ribu di antaranya meninggal dunia akibat penyakit ini. Fakta ini menandakan bahwa risiko kanker serviks masih tinggi meski seseorang telah memasuki usia lanjut.

Namun sayangnya, kebanyakan aturan medis saat ini masih merekomendasikan untuk menghentikan skrining serviks setelah usia 65 tahun apabila hasil sebelumnya normal.

Padahal, banyak perempuan lansia belum pernah menjalani skrining atau tidak mendapatkan vaksinasi HPV di masa mudanya. Sehingga, risiko tetap ada dan bahkan bisa lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Pentingnya skrining kanker serviks secara rutin di usia lanjut

Dikutip dari Medical News Today, sekitar 20 persen perempuan yang didiagnosis kanker serviks berada di usia 65 tahun ke atas.

Bahkan dalam data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), disebutkan bahwa perempuan hingga usia 80-an tahun masih bisa terkena kanker serviks apabila belum pernah menjalani skrining atau tidak melakukan tes secara rutin.

Studi pada tahun 2021 menunjukkan bahwa dari 1.000 perempuan yang tidak menjalani skrining pada usia 50–64 tahun, 8 orang akan terkena kanker serviks di usia 60–84 tahun.

Angka ini turun drastis menjadi hanya tiga orang pada kelompok yang rutin tes. Karenanya, sangat penting untuk tetap mempertimbangkan skrining bahkan setelah usia 65 tahun, terutama bagi mereka yang belum pernah melakukannya secara rutin.

Jenis dan panduan skrining kanker serviks

Mengutip dari laman National Cancer Institute (NCI), terdapat tiga jenis utama tes skrining kanker serviks:

  • Tes HPV: mendeteksi infeksi HPV berisiko tinggi melalui pengujian sel-sel serviks.
  • Tes Pap (Pap smear): memeriksa perubahan sel serviks yang mungkin disebabkan oleh HPV. Jika tidak ditangani, perubahan ini bisa berkembang menjadi kanker.
  • Tes HPV/Pap gabungan (cotest): menggabungkan kedua tes untuk hasil yang lebih akurat dalam mendeteksi risiko kanker serviks.

Panduan skrining kanker serviks menurut NCI adalah sebagai berikut:

1. Usia 21–29 tahun

Melakukan tes Pap setiap tiga tahun.

2. Usia 30–65 tahun

Pilih salah satu metode berikut: 

  • Tes HPV setiap lima tahun
  • Tes Pap setiap tiga tahun
  • Tes gabungan HPV/Pap setiap 5 tahun

3. Usia di atas 65 tahun

Konsultasikan dengan tenaga kesehatan apakah masih perlu melakukan skrining. Ini tergantung pada riwayat hasil tes sebelumnya dan faktor risiko individu.

Skrining seperti tes Pap, tes HPV, atau kombinasi keduanya dapat membantu mendeteksi dini adanya potensi kanker. Jika Bunda berusia di atas 65 tahun dan belum pernah menjalani tes, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Begitu pula jika Bunda memiliki orang tua atau kerabat perempuan lanjut usia, ajaklah mereka untuk memeriksa kesehatannya secara berkala.

Jangan abaikan pentingnya deteksi dini meski usia telah lanjut, ya Bunda. HPV bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal usia, dan kanker serviks bisa dicegah jika diketahui lebih awal.

Pastikan Bunda dan orang-orang tercinta tetap sehat dengan rutin memeriksakan diri dan menjalani skrining sesuai saran medis.


Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda