KEHAMILAN
Tak Hanya saat Hamil, Bahaya Masih Mengintai Bunda hingga Setahun Setelah Melahirkan
Azhar Hanifah | HaiBunda
Senin, 28 Jul 2025 23:20 WIBBanyak Bunda yang berpikir bahwa masa kritis hanya terjadi saat hamil atau menjelang persalinan. Padahal, risiko kesehatan bagi ibu justru bisa tetap mengintai bahkan setelah melahirkan.
Tak sedikit komplikasi yang muncul setelah bayi lahir dan bisa berdampak serius pada kesehatan fisik maupun mental Bunda, bahkan hingga satu tahun pascamelahirkan.
Menurut laporan terbaru yang dirilis oleh World Health Organization (WHO) dan dipublikasikan di jurnal The Lancet Global Health, sebagian besar kematian ibu justru terjadi saat atau setelah persalinan. Kondisi ini memperlihatkan bahwa perlindungan terhadap kesehatan ibu tidak boleh berhenti ketika bayi lahir.
Agar Bunda lebih paham tentang risiko yang masih bisa muncul setelah melahirkan, yuk simak penjelasan lengkap di bawah ini.
Bahaya kesehatan yang masih mengintai pascamelahirkan
Masih mengutip dari laman World Health Organization (WHO), dari total 287.000 kematian ibu di seluruh dunia pada tahun 2020, sebagian besar disebabkan oleh pendarahan hebat dan tekanan darah tinggi seperti preeklamsia.
Kondisi ini sering kali terjadi pada saat persalinan atau beberapa saat setelah bayi lahir. Pendarahan hebat (hemorrhage) menyumbang hampir sepertiga (27 persen) dari penyebab kematian ibu.
Sementara preeklamsia dan gangguan hipertensi lainnya menyumbang sekitar 16 persen. Jika tidak terdeteksi atau ditangani tepat waktu, preeklamsia bisa menyebabkan komplikasi serius seperti kejang, gagal organ, stroke, hingga kematian.
Tidak hanya itu, komplikasi lainnya seperti infeksi, emboli paru, dan sepsis juga banyak ditemukan setelah proses melahirkan. Bahkan, penyebab tidak langsung seperti anemia, HIV/AIDS, malaria, dan diabetes turut memperparah risiko kematian pada ibu, terutama jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Dr. Pascale Allotey, Direktur Kesehatan Seksual dan Reproduksi WHO, menekankan bahwa memahami penyebab kematian ibu sangat penting untuk mengatasi krisis ini.
Ia juga menambahkan bahwa semua perempuan harus mendapatkan akses layanan kesehatan berkualitas sebelum, selama, dan setelah persalinan, termasuk deteksi dini serta penanganan penyakit penyerta yang berisiko.
Pentingnya perawatan dan pemeriksaan setelah melahirkan
WHO mencatat bahwa sekitar sepertiga perempuan di negara berpenghasilan rendah masih belum menerima pemeriksaan penting dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan. Padahal, masa nifas atau 42 hari setelah melahirkan adalah periode kritis yang sangat menentukan kondisi kesehatan ibu.
“Sering kali, bukan hanya satu penyebab, tapi kombinasi beberapa faktor yang menyebabkan komplikasi serius,” kata Dr. Jenny Cresswell, peneliti WHO.
Ia mencontohkan preeklamsia yang dapat memperbesar risiko perdarahan serta gangguan kesehatan lainnya yang bisa muncul lama setelah proses persalinan selesai.
Studi ini juga menyoroti bahwa sebagian besar negara belum melaporkan angka kematian ibu yang terjadi setelah satu tahun pascapersalinan. Padahal, banyak kondisi seperti gangguan mental pascamelahirkan (termasuk depresi dan bahkan bunuh diri) juga berkontribusi terhadap kematian ibu namun sering tidak terdeteksi.
Untuk mengatasi hal ini, WHO bersama sejumlah negara anggota pada 2024 telah meluncurkan Global Roadmap for Postpartum Haemorrhage, serta menyepakati resolusi untuk meningkatkan layanan kesehatan berkualitas di masa kehamilan dan pascapersalinan. Tak hanya fokus pada keselamatan melahirkan, tapi juga pada kualitas hidup ibu setelahnya.
Bunda, menjadi sehat setelah melahirkan bukan hanya soal kembali langsing atau pulih dari luka persalinan.
Tapi lebih dari itu, ada bahaya tersembunyi yang bisa muncul tanpa gejala awal yang jelas. Pemeriksaan pascamelahirkan, dukungan kesehatan mental, hingga deteksi dini komplikasi menjadi kunci keselamatan jangka panjang bagi Bunda dan keluarga.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)