
kehamilan
Kaki Bengkak dan Nyeri saat Hamil? Jangan Anggap Sepele, Ini Penjelasan Ahli
HaiBunda
Rabu, 30 Jul 2025 16:40 WIB

Daftar Isi
- Penyebab kaki bengkak saat hamil
- Tak hanya bengkak, perubahan struktural kaki bisa bersifat permanen
-
7 Tips merawat kaki saat hamil agar Bunda tetap nyaman beraktivitas
- 1. Tinggikan posisi kaki secara berkala
- 2. Gunakan kaus kaki kompresi di atas lutut
- 3. Lakukan peregangan dan pijatan ringan pada kaki
- 4. Rutin berolahraga ringan sesuai anjuran dokter
- 5. Kurangi konsumsi garam berlebih
- 6. Perhatikan bentuk, ukuran, dan struktur sepatu
- 7. Dukung lengkungan kaki dengan struktur alas kaki yang tepat
Tak hanya perubahan bentuk tubuh dan suasana hati, kehamilan juga bisa berdampak besar pada kesehatan kaki, Bunda. Banyak ibu hamil mengeluhkan kaki yang terasa bengkak, pegal, atau bahkan nyeri, terutama saat memasuki trimester akhir.
Meski sering dianggap sepele, kondisi ini bisa menjadi tanda dari sesuatu yang lebih serius, lho. Perubahan ini berkaitan erat dengan proses biologis dalam tubuh dan bisa mengganggu kenyamanan hingga aktivitas harian secara signifikan.
Lalu, apakah keluhan ini bisa dicegah atau setidaknya diringankan? Melansir dari National Geographic, simak penjelasan para ahli berikut ini, Bunda!
Penyebab kaki bengkak saat hamil
Kaki bengkak saat hamil kerap dianggap sebagai keluhan biasa, khususnya saat usia kehamilan masuk ke trimester ketiga. Padahal, kondisi ini berkaitan langsung dengan berbagai perubahan besar yang terjadi dalam tubuh selama kehamilan, lho, Bunda.
Secara alami, tubuh ibu hamil akan memproduksi lebih banyak darah dan cairan untuk mencukupi kebutuhan janin yang sedang tumbuh. Peningkatan volume cairan ini memang penting, tetapi juga bisa menyebabkan penumpukan di area bawah tubuh, terutama kaki dan pergelangannya.
Tak hanya itu, rahim yang membesar juga menekan pembuluh darah besar di bagian panggul, sehingga aliran darah dari kaki menuju jantung menjadi terhambat. Alhasil, cairan lebih mudah mengendap di kaki sehingga membuatnya terlihat membengkak.
“Gravitasi ikut berperan di sini. Cairan tubuh cenderung tertarik ke bawah, sehingga lebih banyak menumpuk di bagian kaki dan pergelangan,” jelas dr. Dan Geller, spesialis bedah kaki dan pergelangan asal Amerika Serikat.
Ia menambahkan, jika Bunda menekan area kaki yang bengkak lalu muncul lekukan (dimple) yang tidak langsung kembali seperti semula, bisa jadi itu merupakan tanda pitting edema atau penumpukan cairan yang sering terjadi saat hamil.
Meskipun kaki bengkak saat hamil seringkali normal, ada kalanya kondisi ini bisa menjadi tanda bahaya. Menurut dr. Jasmine Pedroso, ginekolog dari Kindbody Fertility Clinic, pembengkakan perlu diwaspadai bila disertai dengan gejala berikut:
- Terjadi hanya pada satu kaki
- Warna kulit berubah menjadi kemerahan
- Terasa hangat atau panas saat disentuh
- Disertai nyeri yang tidak biasa
Nah, jika Bunda mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Bisa jadi, itu merupakan tanda infeksi serius atau bahkan pembekuan darah (deep vein thrombosis) yang memerlukan penanganan medis segera.
Tak hanya bengkak, perubahan struktural kaki bisa bersifat permanen
Selain menyebabkan bengkak, kehamilan juga bisa mengubah struktur dan cara kerja kaki secara menyeluruh, Bunda. Seiring dengan membesarnya perut, pusat gravitasi tubuh bergeser ke depan. Untuk menjaga keseimbangan, tubuh pun menyesuaikan postur secara otomatis. Hal ini membuat pola berjalan ikut berubah karena tekanan berpindah ke bagian depan kaki.
“Banyak ibu hamil mulai berjalan dengan tumpuan di bola kaki karena merasa seperti akan jatuh ke depan. Ini mirip efek saat kita membawa ransel besar di depan tubuh,” jelas Milica McDowell, fisioterapis ortopedi sekaligus wakil presiden Gait Happens, lembaga edukasi tentang kesehatan kaki.
Perubahan ini bisa semakin terasa karena adanya kenaikan berat badan dan hormon relaksin, yang membuat jaringan ikat dan sendi menjadi lebih longgar. Kombinasi keduanya bisa menyebabkan lengkungan kaki memanjang, melebar, dan akhirnya 'jatuh', atau dikenal dengan istilah fallen arch.
Saat lengkungan ini tidak kembali ke posisi semula, bentuk kaki menjadi lebih datar dan tekanan tubuh berpindah ke sisi luar kaki.
“Ketika beban tambahan terus-menerus memberi tekanan pada bagian depan kaki, lengkungan menjadi sulit untuk ‘bangkit’ kembali,” lanjut McDowell. Kondisi ini bukan hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tapi juga bisa memicu nyeri punggung, lutut, hingga gangguan postur tubuh.
Hal ini dibuktikan dalam sebuah studi tahun 2020 dari tim peneliti di Hospital for Special Surgery, New York. Para peneliti menunjukkan bahwa perempuan yang pernah hamil lebih dari satu kali memiliki risiko lebih tinggi mengalami overpronation. Ini adalah kondisi di mana kaki terlalu menekuk ke dalam saat berjalan karena lengkungan yang melemah.
Banyak ibu juga mengaku bahwa ukuran sepatunya berubah setelah melahirkan. Fenomena ini dikenal dengan istilah mom feet yaitu perubahan ukuran kaki yang bisa bertambah satu hingga dua nomor.
Menurut dr. Neil Segal, profesor ortopedi dari University of Iowa, perubahan ini bukan sekadar sementara. Pembengkakan dan perubahan bentuk kaki selama kehamilan bahkan bisa bertahan secara permanen, Bunda.
“Sekitar 40 persen perempuan mengalami pertambahan panjang kaki yang signifikan selama kehamilan,” terang dr. Segal.
Salah satu penyebab utamanya adalah lengkungan kaki yang turun karena kombinasi hormon relaksin dan peningkatan berat badan. Meski ada yang kembali ke ukuran semula, banyak juga yang tidak, apalagi jika struktur kaki sudah berubah secara permanen.
Dr. Segal juga menambahkan bahwa sensitivitas tiap orang terhadap hormon bisa berbeda-beda. “Semua wanita mengalami lonjakan hormon selama kehamilan, tapi hanya sebagian yang mengalami perubahan ukuran kaki drastis. Kemungkinan besar, ini berkaitan dengan perbedaan reseptor hormon dalam tubuh masing-masing,” jelasnya.
Sayangnya, hingga kini masih sedikit penelitian yang benar-benar mendalami faktor genetik dan hormonal ini secara menyeluruh.
![]() |
7 Tips merawat kaki saat hamil agar Bunda tetap nyaman beraktivitas
Meski tidak semua perubahan bentuk dan fungsi kaki saat hamil bisa dicegah sepenuhnya, perawatan yang tepat dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman, mencegah komplikasi yang lebih serius, dan menjaga Bunda tetap aktif beraktivitas. Berikut beberapa langkah yang disarankan oleh para ahli.
1. Tinggikan posisi kaki secara berkala
Mengangkat kaki lebih tinggi dari posisi jantung dapat membantu melancarkan aliran darah balik dan meredakan pembengkakan. Lakukan secara rutin, terutama setelah seharian beraktivitas atau saat kaki terasa berat, ya, Bunda.
2. Gunakan kaus kaki kompresi di atas lutut
Kaus kaki atau stocking kompresi hingga atas lutut dapat membantu menekan pembuluh darah balik sehingga mencegah penumpukan cairan di pergelangan kaki. Langkah ini sangat bermanfaat bagi Bunda yang sering berdiri atau duduk dalam waktu lama.
3. Lakukan peregangan dan pijatan ringan pada kaki
Peregangan ringan secara rutin, ditambah pijatan lembut pada betis dan telapak kaki, bisa melancarkan sirkulasi darah dan meredakan ketegangan otot. Aktivitas seperti ini juga membantu mengurangi risiko kram malam hari yang sering dialami ibu hamil.
4. Rutin berolahraga ringan sesuai anjuran dokter
Jalan kaki ringan, yoga prenatal, atau berenang sangat dianjurkan selama masa kehamilan. Aktivitas ini tidak hanya memperkuat otot kaki dan panggul, tetapi juga menjaga keseimbangan tubuh dan meningkatkan kelenturan, lho, Bunda.
5. Kurangi konsumsi garam berlebih
Asupan garam yang tinggi dapat memperparah retensi cairan dalam tubuh. Menjaga pola makan rendah garam dan memperbanyak konsumsi makanan kaya kalium, seperti pisang atau alpukat, bisa membantu mengontrol pembengkakan kaki selama kehamilan.
6. Perhatikan bentuk, ukuran, dan struktur sepatu
Menurut ahli kesehatan kaki Emily Splichal dan fisioterapis Milica McDowell, sepatu ideal adalah yang mengikuti bentuk alami kaki, bukan yang runcing atau terlalu sempit. Model seperti ini memberi ruang bagi jari untuk menyebar, menyesuaikan dengan pembengkakan, sekaligus melatih otot kaki agar tetap aktif.
McDowell juga menekankan pentingnya mengenakan ukuran yang tepat. Studi tahun 2018 menunjukkan bahwa 63-72 persen orang justru memakai sepatu yang keliru. Oleh karena itu, Bunda disarankan untuk mengukur kaki secara profesional setidaknya sekali setahun, terutama jika sepatu lama mulai terasa sempit.
7. Dukung lengkungan kaki dengan struktur alas kaki yang tepat
Dr. Neil Segal menambahkan bahwa dukungan pada lengkungan kaki sangat penting selama kehamilan, terutama saat berat badan meningkat dan hormon relaksin melonggarkan jaringan ikat. Menggunakan insole khusus atau sepatu dengan penyangga dapat mencegah kaki datar dan rasa sakit berkepanjangan.
Seperti yang disampaikan para ahli, perubahan kaki selama kehamilan bukanlah mitos atau cerita turun-temurun belaka.
“Ini adalah masalah nyata, bukan sekadar teori atau mitos,” tegas dr. Dan Geller.
Itulah penjelasan seputar kaki bengkak saat hamil, mulai dari penyebab, dampak, hingga cara merawatnya agar tidak semakin parah. Semoga bermanfaat, ya, Bunda!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
5 Penyebab Kaki Bengkak Saat Hamil 8 Bulan dan Cara Mengatasinya

Kehamilan
7 Penyebab Kaki Bengkak pada Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya

Kehamilan
7 Makanan untuk Mengurangi Kaki Bengkak pada Ibu Hamil, Mudah Didapat Bun

Kehamilan
9 Cara Atasi Kaki Bengkak saat Hamil, Hindari Menyilangkan Kaki ya Bun

Kehamilan
Tips Mengatasi Kaki Bengkak Saat Hamil, Bunda Perlu Tahu


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Laura Theux Liburan ke Jepang saat Jalani Kehamilan 8 bulan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda