
kehamilan
Kisah Ibu Hamil Bayi Kembar 5, Berjuang dari Infertilitas hingga Kelahiran Prematur
HaiBunda
Jumat, 26 Sep 2025 19:10 WIB

Daftar Isi
Bunda pasti setuju, kehamilan adalah perjalanan penuh rasa haru dan perjuangan. Ada yang menanti sebentar, ada pula yang menunggu bertahun-tahun hingga akhirnya mendapat kabar bahagia. Begitu juga dengan kisah seorang ibu asal Amerika, Hannah Merton, yang perjalanan menuju keibuan benar-benar luar biasa.
Setelah lama berjuang melawan infertilitas, Merton akhirnya hamil dan bukan hanya satu bayi, tapi lima sekaligus! Namun kebahagiaan itu datang bersama tantangan besar. Kehamilan berisiko tinggi, kelahiran prematur, hingga kehilangan salah satu buah hatinya menjadi bagian dari kisah yang penuh air mata sekaligus kekuatan. Berikut kisahnya yang dikutip dari People.
Kejutan di ruang USG
Merton menikah dengan suaminya ketika ia berusia 18 tahun. Mereka selalu memiliki harapan untuk memiliki anak. Namun setelah mencoba selama dua tahun semua hasilnya nihil. Merton pun didiagnosis mengidap sindrom ovarium polikistik (PCOS), gangguan hormon yang membuat ovulasi tidak teratur. Ia pun mengunjungi dokter yang memberinya obat untuk membantu kesuburannya.
Setelah menjalani pengobatan, ia akhirnya mendapatkan kehamilan yang sangat spesial. Saat pertama kali melakukan USG di usia kandungan lima minggu, dokter menemukan hal yang luar biasa. Awalnya Merton mengira ia mengandung kembar dua. Namun pemeriksaan selanjutnya membuktikan bahwa ada lima detak jantung kecil yang berdenting di dalam rahimnya. Rasa kaget bercampur haru membuat Merton tak kuasa menahan air mata.
Tantangan kehamilan
Tentu kehamilannya tersebut sama sekali tidak mudah. Pada usia kehamilan 23 minggu, saat menjalani USG rutin, dokter memberi tahu Merton bahwa serviksnya telah menipis secara signifikan dan segera membawanya ke rumah sakit. Di sana, ia mulai mengalami kontraksi, meskipun dokternya berhasil menghentikan persalinan dan memulangkannya.
Namun seminggu kemudian, Merton mulai mengalami kontraksi lagi, dan dokter mengatakan kepadanya bahwa tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk mencegahnya melahirkan prematur. Ia harus dirawat di rumah sakit dan menjalani perawatan ketat agar bisa bertahan lebih lama.
Meski semua usaha dilakukan, kontraksi datang lebih cepat dari yang diharapkan. Merton pun harus melahirkan lebih awal. Bayi-bayi mungil itu lahir dengan berat tak sampai 1 kilogram. Mereka langsung dibawa ke ruang NICU untuk mendapatkan bantuan pernapasan dan perawatan intensif.
Karena anak-anaknya lahir prematur, bayi terbesarnya berbobot 450 gram, dan yang terkecil 450 gram. Mereka semua dipasangi selang pernapasan dan segera dipindahkan ke rumah sakit anak, tempat mereka menerima perawatan 24 jam di Unit Perawatan Intensif Neonatal.
Selama beberapa bulan berikutnya, beberapa bayi Merton mengalami masalah kesehatan terkadang ia dan suaminya harus dibawa ke rumah sakit pukul 3 pagi untuk menangani keadaan darurat.
Tangis kehilangan
Di tengah rasa syukur karena bisa melihat bayinya lahir, ada duka yang mendalam. Salah satu bayi terkecil mengalami perdarahan otak berat dan meninggal dunia tiga hari setelah kelahiran.
“Kami tidak bisa benar-benar berduka. Meskipun kami ingin pulang dan tidak bangun dari tempat tidur selama seminggu, kami tidak punya pilihan. Kami harus datang ke rumah sakit setiap hari untuk anak-anak kami yang lain,” kata Merton.
Setelah USG kepalanya, putri Merton yang lain ditemukan mengalami pendarahan otak, yang menyebabkannya menderita cerebral palsy. Dan salah satu putra Merton, saat berada di NICU, mulai mengalami kesulitan bernapas, sehingga dokter memasang selang trakeostomi di lehernya. Meski sangat hancur, Hannah dan suaminya memilih tetap tegar demi empat bayi lainnya yang masih berjuang keras di NICU.
Kelima bayi pulang satu per satu
Setelah berbulan-bulan penuh doa dan perjuangan, satu per satu bayinya akhirnya bisa pulang ke rumah. Meski perjalanan mereka masih panjang, Merton merasa bersyukur karena setiap hari adalah kesempatan baru untuk melihat anak-anaknya tumbuh.
Disamping itu, yang membuat kehamilannya semakin rumit, Merton melahirkan di awal tahun 2020 di tengah aturan pandemi yang membatasi jumlah pengunjung yang boleh masuk ke rumah sakit. Namun, di tengah kesulitan itu, dukungan keluarga, teman, hingga komunitas online menjadi kekuatan. Merton mulai membagikan kisahnya di media sosial, bukan untuk mencari popularitas, melainkan untuk berbagi realitas sekaligus memberi semangat bagi orang tua lain yang menghadapi situasi serupa.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Ciri Hamil Kembar & 7 Faktor yang Memengaruhi Potensi Bunda Hamil Lebih dari 1 Janin

Kehamilan
Tak Selalu Sama Persis, Ini Perbedaan Kembar Identik dan Fraternal

Kehamilan
7 Tips Agar Bisa Hamil Anak Kembar Secara Alami

Kehamilan
5 Fakta Hamil Kembar yang Tak Banyak Orang Tahu

Kehamilan
Ciri-ciri Hamil Kembar Identik yang Perlu Bunda Ketahui


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Bunda Seleb Pernah Hamil Bayi Kembar Laki-laki, Kini Ada yang Tinggal di Kanada
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda