HaiBunda

KEHAMILAN

Bolehkah Mengombinasikan Pil KB dan Metode Kontrasepsi Lain untuk Tunda Kehamilan?

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Rabu, 01 Oct 2025 21:40 WIB
Bolehkah Mengombinasikan Pil KB dan Metode Kontrasepsi Lain untuk Tunda Kehamilan?/Foto: Getty Images/iStockphoto/Doucefleur
Jakarta -

Penggunaan alat KB bagi sebagian orang sering kali digunakan dengan pola kombinasi. Sebenarnya, bolehkah mengombinasikan pil KB dengan metode kontrasepsi lain untuk tunda kehamilan?

Memilih metode kontrasepsi mungkin tidak mudah bagi sebagian orang. Selain galau memilih mana yang cocok untuk digunakan dalam mencegah kehamilan, alasan efektivitas dari alat KB itu sendiri juga menjadi pertimbangan.

Ya, berbagai faktor memang dapat memengaruhi pilihan kontrasepsi seseorang, Bunda. Tetapi, penting diingat bahwa tidak ada metode terbaik yang digunakan secara 100 persen dalam mencegah kehamilan. Sehingga, masuk akal jika ada yang berpikir untuk menggunakan beberapa alat kontrasepsi untuk proteksi secara maksimal.


Baca Juga : Kontrasepsi

Cara memilih metode kontrasepsi

Saat memilih metode kontrasepsi, salah satu hal yang perlu dilakukan di awal yakni berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Dalam hal ini, mereka akan membantu Bunda dalam mempertimbangkan pilihan dan membuat rekomendasi yang tepat berdasarkan tujuan kesehatan serta kesuburan Bunda.

Sebagai pertimbangan, Bunda juga bisa bertanya kepada teman atau keluarga mengenai pengalaman mereka dengan berbagai metode kontrasepsi yang digunakan. Tetapi, perlu diingat bahwa setiap orang memiliki respons yang berbeda terhadap metode tertentu. Jangan hanya karena salah satu metode berhasil dengan sempurna, kemudian Bunda berpikir bahwa hal tersebut juga bisa bekerja maksimal untuk diri sendiri.

Jenis-jenis kontrasepsi

Secara umum, ada beberapa kategori kontrasepsi yang tersedia ya, Bunda. Berikut ini beberapa jenis yang Bunda perlu ketahui:

1. Hormonal

Metode kontrasepsi hormonal dapat mencakup pil, vaginal rings, suntikan, AKDR, koyo. Pil, koyo, dan vaginal rings kombinasi (estrogen & progesteron) bekerja dengan mencegah ovulasi (sel telur keluar dari ovarium) serta mengurangi aliran menstruasi. Metode ini memerlukan kepatuhan pasien yang ketat dalam penggunannya. Bila digunakan dengan benar, efektivitasnya lebih dari 98 persen dalam mencegah kehamilan, tetapi bila tidak digunakan dengan benar memiliki tingkat kegagalan lebih tinggi.

Pil progesteron bekerja dengan mengentalkan lendir serviks, membatasi kemampuan sperma untuk memasuki rahim, dan sekitar 95 persen efektif dalam mencegah kehamilan seperti dikutip dari laman Cornegiewomenshealth.

Pil ini sering digunakan selama menyusui dan 95 persen efektif dalam mencegah kehamilan. Bila pil ini digunakan pada ibu menyusui, efektivitas keseluruhannya lebih dari 98 persen.

Suntik dan IUD hormonal bekerja dengan menipiskan lapisan rahim, mencegah implantasi sel telur yang telah dibuahi. Jenis-jenis ini lebih dari 98 persen efektif, dan tidak bergantung pada kepatuhan pengguna. 

2. KB non hormonal

KB AKDR merupakan alat kecil berbentuk T yang dipasang di dalam rahim oleh dokter. Ada dua jenis AKDR yakni hormonal dan tembaga. IUD hormonal mencegah kehamilan dengan mengentalkan lendir serviks serta menipiskan lapisan rahim sehingga mencegah implantasi jika sperma membuahi sel telur.

IUD tembaga (tanpa hormon) bekerja dengan menyebabkan peradangan steril pada lapisan rahim, mencegah implantasi sel telur yang telah dibuahi. IUD tembaga sering menyebabkan menstruasi yang lebih berat yang dapat berlangsung 1-2 hari lebih lama dari biasanya.

Prosedur pemasangan IUD biasanya dilakukan di klinik selama kurang lebih 10 menit. Banyak pasien merasa tidak nyaman terutama mereka yang belum pernah melahirkan secara normal. 

Membuat janji temu bertepatan dengan menstruasi dan mengonsumsi obat antiinflamasi sebelumnya, serta teknik lainnya dapat membantu Bunda lebih nyaman. Setelah terpasang, USG dilakukan dua minggu kemudian untuk memastikan IUD telah terbuka dengan benar. IUD diketahui efektif mencegah kehamilan hingga 10 tahun, tergantung jenis yang dipilih. 

Alat KB non hormonal lainnya ialah metode kb penghalang meliputi kondom, diafragma, tutup serviks, dan alat lain yang secara fisik menghalangi sperma mencapai sel telur. 

Pada KB diafragma, spermisida dioleskan oleh pengguna pada diafragma sebelum dimasukkan ke dalam vagina. Diafragma akan tetap berada di dalam selama enam jam setelah hubungan seksual berlangsung.

Bolehkah mengombinasikan pil KB dengan metode kontrasepsi lainnya?

Mengutip dari laman Plannedparenthood, seseorang bisa mengonsumsi pil KB jika mereka menggunakan IUD tembaga. IUD tembaga ini tidak mengandung hormon sehingga merupakan salah satu metode terbaik untuk mencegah kehamilan.

IUD tersebut tidak memiliki manfaat yang diinginkan banyak orang dalam metode kontrasepsi hormonal seperti menstruasi yang lebih ringan, lebih sedikit kram, dan lebih sedikit jerawat.

Meskipun Bunda tidak perlu menggunakan kedua metode ini untuk mencegah kehamilan, tidak masalah untuk menggunakannya bersama-sama untuk mencakup semua kebutuhan karena alat ini merupakan pencegahan kehamilan yang andal dan membantu mengatasi menstruasi berat. 

Dan, penting diingat bahwa meskipun terlindungi dari kehamilan, tetaplah menjadi ide yang bagus untuk menggunakan kondom guna melindungi dari IMS.

Semoga informasinya membantu, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

 

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Bisakah Program Hamil Ditanggung BPJS?

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Natalie Sarah dan Suami Habiskan Waktu Bersama di Italia, Intip Potret Romantisnya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Ria Ricis Beri Kado Mobil Mewah untuk Moana, Intip 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

25 Cerita Sejarah Indonesia Singkat yang Menarik untuk Diceritakan ke Anak

Parenting Nadhifa Fitrina

Batuk Tak Kunjung Sembuh pada Orang Dewasa, Kenali Penyebabnya

Mom's Life Amira Salsabila

Gen Z Adopsi Career Minimalism, Tak Tertarik Jadi Manajer Pilih Work-Life Balance

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Natalie Sarah dan Suami Habiskan Waktu Bersama di Italia, Intip Potret Romantisnya

25 Cerita Sejarah Indonesia Singkat yang Menarik untuk Diceritakan ke Anak

Batuk Tak Kunjung Sembuh pada Orang Dewasa, Kenali Penyebabnya

Ria Ricis Beri Kado Mobil Mewah untuk Moana, Intip 5 Potretnya

Gen Z Adopsi Career Minimalism, Tak Tertarik Jadi Manajer Pilih Work-Life Balance

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK