

Bundapedia
Kontrasepsi
Annisa Karnesyia | Haibunda
Penggunaan kontrasepsi menjadi salah satu program dari keluarga berencana (KB) yang dicanangkan pemerintah. Ada banyak pilihan dan metode KB yang tersedia untuk mencegah dan menunda kehamilan, Bunda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdikbud RI), kontrasepsi adalah cara untuk mencegah kehamilan (dengan menggunakan alat atau obat pencegah kehamilan, seperti spiral, kondom, pil anti-hamil). Di Indonesia, kontrasepsi kerap disebut juga alat KB.
Kebanyakan kontrasepsi bekerja dengan cara mencegah sel telur bertemu sperma, sehingga tidak terjadi ovulasi. Setiap kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa metode-metode KB memiliki cara dan efektivitas yang berbeda dalam mencegah kehamilan. Efektivitas ini diukur berdasarkan jumlah kehamilan per 100 wanita yang menggunakan jenis kontrasepsi tertentu per tahun.
Manfaat kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi tak hanya untuk program KB, Bunda. Dilansir Healthline, berikut 9 manfaat kontrasepsi:
- Mengatur siklus haid
- Mengurangi nyeri haid
- Menghilangkan jerawat hormonal
- Mengurangi risiko terkena kanker rahim
- Mengurangi risiko terkena kista ovarium
- Meredakan gejala premenstrual syndrome (PMS)
- Membantu mengelola endometriosis
- Mengatasi migrain selama haid
- Mengurangi risiko anemia
Jenis dan metode kontrasepsi
Sebelum menggunakan kontrasepsi, Bunda sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter atau tenaga kesehatan ya. Pastikan Bunda sudah mengetahui dengan detail kelebihan dan kekurangan kontrasepsi yang akan digunakan.
Berikut jenis kontrasepsi yang dapat digunakan untuk menunda dan mencegah kehamilan:
1. Pil KB
Pil KB merupakan alat kontrasepsi minum yang dapat mencegah kehamilan. Penggunaan pil KB cukup efektif, Bunda.
Ada dua jenis pil KB sebagai alat kontrasepsi, yakni:
Pil KB kombinasi
Pil KB kombinasi bekerja dengan cara mencegah pelepasan sel telur dari indung telur dan dapat mengentalkan lendir leher rahim, sehingga bisa mengganggu pertemuan antara sel telur dan sperma. Jenis kontrasepsi ini memiliki efektivitas mencapai 92 persen.
Selain mencegah kehamilan, pil KB kombinasi juga memiliki kelebihan untuk mengurangi risiko kanker ovarium dan penyakit radang panggul. Meski begitu, pil KB kombinasi ini tidak direkomendasikan pada ibu menyusui karena dapat mengganggu produksi ASI.
Pil KB progestin
Fungsi pil KB progestin sama dengan pil KB kombinasi dalam mencegah kehamilan. Bedanya, pil KB progestin ini tidak akan mengganggu produksi ASI.
Efektivitas pil KB ini cukup tinggi, yakni mencapai 97 persen. Nah, untuk mencapai efektivitas ini, Bunda perlu mengonsumsinya rutin sesuai jadwal. Selain itu, penggunaannya perlu dikonsultasikan dulu ke dokter.
![]() |
2. KB suntik
KB suntik diberikan dengan cara menyuntikkan cairan mengandung hormon kepada seorang wanita. Hormon yang terkandung dalam kontrasepsi inilah yang dapat mencegah kehamilan, Bunda.
Terdapat dua jenis KB suntik sebagai alat kontrasepsi, yakni:
KB suntik 1 bulan
KB suntik 1 bulan atau KB suntik kombinasi hormon medroxyprogesterone acetate (hormon progestin) dengan estradiol cypionate (hormon estrogen). KB suntik 1 bulan ini bekerja dengan cara mencegah pelepasan sel telur dari indung telur dan mengentalkan lendir leher rahim, sehingga mengganggu pertemuan sel telur dan sperma. KB ini memiliki efektivitas mencapai 97 persen dalam mencegah kehamilan.
KB suntik 1 bulan ini dapat mengurangi risiko kanker endometrium dan beberapa penyebab penyakit radang panggul. Meski begitu, Bunda perlu tahu bahwa kontrasepsi ini dapat mengganggu siklus haid, memengaruhi produksi ASI hingga berat badan.
KB suntik 3 bulan
KB suntik 3 bulan hanya berisiko hormon progestin (medroxyprogesterone acetate). Berbeda dengan KB suntik 1 bulan, KB suntik 3 bulan tidak akan mengganggu produksi ASI, sehingga direkomendasikan untuk ibu menyusui.
KB suntik 3 bulan bekerja dengan cara mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks, dan menipiskan lapisan rahim. Efektivitas kontrasepsi ini dalam mencegah kehamilan mencapai 99 persen dalam kurun waktu setiap 3 bulan.
3. IUD (intrauterine device)
IUD (intrauterine device) atau KB spiral adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim wanita. Alat kontrasepsi ini terbuat dari plastik yang kecil dan fleksibel, dengan panjang sekitar 2-3 cm dan diameter 0,5 cm.
IUD bekerja dengan cara membuat peradangan lokal di sekitar dinding dalam rahim, sehingga embrio tidak dalam menempel di sana. Kontrasepsi ini juga bisa meningkatkan produksi lendir serviks, sehingga sperma tidak bisa naik dan bertemu sel telur.
Kontrasepsi IUD terbagi menjadi 2, yakni:
KB IUD non hormonal
Jenis IUD ini berisi atau berlapis tembaga yang dapat digunakan selama 5 sampai 10 tahun. Kontrasepsi ini bekerja dengan cara membuat peradangan non infeksi di dalam rongga rahim, sehingga menciptakan lingkungan yang tidak cocok untuk konsepsi.
KB IUD non hormonal dapat menyebabkan efek samping, seperti siklus haid yang menjadi lebih panjang hingga munculnya keputihan.
KB IUD hormonal
KB IUD hormonal tidak dilapisi tembaga, tapi berisi hormon progesteron. KB jenis ini sering digunakan untuk kondisi tertentu, seperti haid yang banyak hingga menyebabkan nyeri atau pasien mengalami adenomiosis.
Cara kerja KB IUD hormonal adalah menghambat ovulasi, membuat dinding rahim menjadi tipis, dan menebalkan lendir serviks. Salah satu efek samping KB IUD hormonal adalah tidak terjadinya haid atau berkurangnya darah haid.
4. Implan KB
Implan adalah alat kontrasepsi yang sangat efektif untuk mencegah kehamilan. Efektivitasnya mencapai 99,95 persen lho, Bunda. Artinya, dari 10,000 wanita yang menggunakan implan, hanya 5 perempuan yang masih bisa hamil.
Penggunaan implan KB tidak akan mengganggu produksi dan kualitas ASI bagi Bunda yang masih menyusui. Kesuburan juga bisa kembali lagi usai implan dicabut.
Kelebihan implan KB juga bisa menurunkan risiko beberapa penyakit radang panggul, yakni radang atau infeksi yang terkait dengan organ reproduksi, seperti radang pada tuba fallopi, rahim, ovarium, leher rahim, atau panggul perempuan. Demikian seperti mengutip laman Monitoring Berkualitas (Monika) BKKBN.
5. Kondom
Kondom merupakan alat kontrasepsi yang digunakan saat berhubungan seksual. Cara kerjanya adalah menghalangi sperma agar tidak memasuki vagina, sehingga mencegah kehamilan.
Kondom juga dapat menghalangi masuknya bakteri, virus, atau jamur ke dalam vagina, sehingga mencegah penularan infeksi menular seksual dan HIV. Perlu diingat, penggunaan kondom hanya untuk satu kali pakai ya, Bunda.
Efektivitas kondom untuk mencegah kehamilan mencapai 85 persen atau angka kegagalan 15 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Jenis alat kontrasepsi ini tidak mengganggu produksi ASI dan tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus untuk menggunakannya.
6. Kontrasepsi steril
Kontrasepsi steril atau kontrasepsi mantap merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan jangka panjang yang paling efektif. Angka kegagalannya termasuk rendah, Bunda.
Kontrasepsi steril dilakukan dengan cara memotong saluran tuba fallopi pada wanita atau mengikat maupun memotong saluran sperma pria. Proses kontrasepsi steril pada wanita dikenal sebagai tubektomi. Sementara pada pria dikenal sebagai vasektomi.