
kehamilan
Ini Alasan Mengapa Biaya Egg Freezing Terbilang Mahal
HaiBunda
Selasa, 21 Oct 2025 11:50 WIB

Daftar Isi
Bunda mungkin pernah mendengar istilah egg freezing atau pembekuan sel telur. Prosedur ini kini banyak dipilih oleh perempuan yang ingin menunda kehamilan, baik karena alasan karier, kesehatan, maupun belum menemukan pasangan yang tepat.
Namun, satu hal yang sering membuat calon pasien berpikir dua kali adalah biayanya yang tergolong mahal. Kenapa bisa begitu?
Kenapa sih, prosedur ini mahal banget? Yuk, kita bahas satu per satu alasannya.
Apa itu egg freezing?
Egg freezing atau pembekuan sel telur adalah prosedur medis untuk menyimpan sel telur perempuan pada suhu sangat rendah agar tetap sehat dan bisa digunakan di masa depan. Dalam istilah medis, disebut oocyte cryopreservation.
Sel telur yang telah dibekukan bisa dicairkan kembali (thawed) dan dibuahi dengan sperma melalui program bayi tabung (IVF) saat Bunda sudah siap untuk hamil baik secara usia, karier, maupun kesiapan mental.
Menurut American Society for Reproductive Medicine (ASRM), prosedur ini resmi diakui sejak tahun 2012 dan bukan lagi dianggap eksperimental. Artinya, egg freezing kini menjadi pilihan nyata bagi banyak perempuan yang ingin merencanakan kehamilan dengan lebih fleksibel.
Alasan mengapa biayanya mahal
Sebuah cerita nyata yang dikutip dari CBS News menggambarkan bagaimana kru di klinik fertilitas di Manhattan mendokumentasikan pengambilan sel telur, lalu melihat embriolog memindahkan sel telur ke ‘straw’ kecil yang kemudian dicelupkan ke nitrogen cair. Semua tahapan ini membutuhkan sumber daya dokter spesialis, embriolog, staf laboratorium, ruang operasi kecil yang otomatis menaikkan biaya.
1. Prosesnya panjang dan butuh banyak tahapan medis
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalami Fertility and Sterility Journal, keberhasilan egg freezing sangat bergantung pada ketepatan proses medisnya. Mulai dari suntikan hormon, pemantauan dengan USG dan tes darah, hingga pengambilan sel telur dengan prosedur khusus di ruang operasi mini.
Setelah itu, sel telur akan dibekukan dengan teknik vitrifikasi, yaitu proses pembekuan super cepat agar tidak rusak. Semua tahapan ini tentu membutuhkan alat medis berteknologi tinggi dan tenaga ahli yang berpengalaman dan inilah yang membuat biayanya tinggi.
2. Teknologi laboratorium yang super mahal
Pembekuan sel telur dilakukan di laboratorium khusus dengan suhu -196°C menggunakan nitrogen cair. Mesin, tangki penyimpanan, dan sistem pemantauan yang bekerja 24 jam butuh investasi besar. Setiap sel telur pun disimpan secara individual agar aman, jadi tak heran kalau biaya lab jadi salah satu komponen paling mahal dalam prosedur ini.
Menurut laporan CBS News, klinik yang dikunjungi menunjukkan bagaimana sel telur ditempatkan di ‘tiny straws’ dan dicelupkan ke dalam nitrogen cair. Metode modern seperti vitrifikasi terbukti menawarkan hasil yang lebih baik dibanding metode lama pembekuan lambat, namun teknologi dan infrastruktur ini jelas memiliki biaya tinggi.
3. Tenaga ahli reproduksi sangat terbatas
Tidak semua dokter kandungan bisa melakukan egg freezing. Diperlukan dokter spesialis fertilitas dan embriolog dengan pelatihan khusus. Dikutip dari European Society of Human Reproduction and Embryology, keberhasilan prosedur ini juga tergantung pada keahlian mereka dalam tahap pencairan (thawing) nanti. Keahlian tinggi seperti ini tentu sebanding dengan biaya layanan profesionalnya.
Pembekuan sel telur pun tidak menjamin kehamilan karena masih banyak langkah yang harus dilalui setelah itu, seperti pencairan, pembuahan, dan implantasi. Keahlian seperti ini tak murah, dan menjadi salah satu faktor kenapa prosedurnya demikian mahal
4. Biaya penyimpanan tahunan
Setelah dibekukan, sel telur harus disimpan di tangki nitrogen cair selama bertahun-tahun. Klinik biasanya mengenakan biaya tahunan antara Rp5 juta–Rp10 juta untuk perawatan dan keamanan penyimpanan. Sistem keamanan ini bahkan diawasi 24 jam untuk memastikan suhu tetap stabil dan tidak ada kerusakan pada sel telur.
Dalam banyak klinik, biaya tahunan cukup signifikan. Karena semakin lama sel telur tersimpan, maka semakin lama pula biaya 'tagihan' yang harus dipertimbangkan.
![]() |
5. Belum ditanggung asuransi
Sayangnya, di Indonesia egg freezing masih tergolong layanan pribadi, bukan kebutuhan medis yang ditanggung asuransi. Artinya, semua biaya dari pemeriksaan awal, obat hormon, prosedur medis, hingga penyimpanan tahunan harus ditanggung sendiri oleh pasien. Totalnya bisa mencapai Rp60 juta–Rp120 juta, tergantung klinik dan jumlah sel telur yang berhasil dibekukan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Kisah Perempuan Cari Egg Freezing Termurah Demi Punya Anak di Masa Depan

Kehamilan
Perempuan Jepang Ramai-ramai Egg Freezing, Ternyata Ini Alasannya

Kehamilan
Tertarik Lakukan Egg Freezing? Ketahui Usia Tepat Wanita bila Ingin Menjalaninya

Kehamilan
Indikasi, Syarat, dan Biaya Egg Freezing

Kehamilan
Tren Pembekuan Sel Telur, Seberapa Besar Peluang Hamil hingga Biayanya?


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Kebahagiaan Anggika Bolsterli Jalani Kehamilan Pertama
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda