Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Tren Pembekuan Sel Telur, Seberapa Besar Peluang Hamil hingga Biayanya?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 24 Jan 2022 07:03 WIB

Ilustrasi janin atau air ketuban
Ilustrasi pembekuan sel telur dalam Kehamilan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/ Natalia Riabchenko

Egg freezing atau egg banking tengah populer belakangan ini, Bunda. Prosedur egg freezing atau pembekuan sel telur ini dilakukan untuk bisa punya momongan dengan hamil di lain waktu.

Menurut Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan, dr Benediktus Arifin, MPH, SpOG, egg banking adalah proses pembekuan sel telur. Metodenya ini mirip dengan prosedur yang dilakukan di In Vitro Fertilisation (IVF) atau bayi tabung.

"Sebenarnya egg banking ini adalah proses di mana sel telur wanita yang sudah kita ambil, kemudian kita freezing atau disimpan," kata dokter yang akrab disapa Benny ini kepada HaiBunda, Rabu (19/1/22).

"Ini mirip bayi tabung. Perbedaan utamanya adalah kalau di bayi tabung, sel telur ditemukan dengan sel sperma menjadi embrio dan kemungkinan embrio itu ditanam atau disimpan. (Di egg banking) Kita ambil sel telur, langsung di-freezing atau simpan," sambungnya.

Banner Cerita Dokter DiselingkuhiFoto: HaiBunda/Mia

Ada tiga tahap dalam egg banking, yakni stimulasi (menumbuhkan folikel), ovum pick up (pengambilan sel telur), dan proses pembekuan sel telur. Tahapan stimulasi dan ovum pick up sama dengan program di bayi tabung, Bunda.

Egg freezing atau egg bangking mulai populer di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Benny mengatakan bahwa egg bangking umumnya dilakukan pada tiga indikasi, yaitu kondisi darurat bila sperma tidak bisa bisa dikeluarkan suami pada proses bayi tabung, wanita tengah menjalani kemoterapi, atau ingin menunda kehamilan.

"Misalnya usia 38 tahun, tapi belum mau punya anak dulu. Ini bisa melakukan egg banking, tapi tentu nantinya sel telur ini harus dipertemukan sel sperma suami yang sah ya," ujar Benny.

Bila Bunda ingin melakukan egg banking, sebaiknya memang pahami dulu aturannya di Indonesia. Selain sel telur harus dipertemukan dengan sel sperma suami, egg banking tidak boleh didonorkan ya.

"Menjadi catatan, egg banking ini tidak boleh didonorkan karena di Indonesia ini belum diperbolehkan. Selain itu, sel telur harus dipertemukan dengan sel sperma suami yang sah. Indikasi ini harus dipertimbangkan," ungkap dokter dari Morula IVF Surabaya ini.

Lama penyimpanan sel telur dari egg banking juga sama seperti program bayi tabung. Waktunya masih belum ada batasan.

Lalu berapa biaya untuk melakukan egg banking atau egg freezing ini ya, Bunda. Baca halaman berikutnya yu.

Simak juga penjelasan dr Benediktus Arifin tentang tahapan di program bayi tabung, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

BIAYA EGG FREEZING

Janin dalam kandungan

Ilustrasi Kehamilan/ Foto: iStock

Syarat utama bagi Bunda yang ingin melakukan egg freezing atau egg banking adalah sel telurnya masih ada ya. Kalau bisa, prosedur ini dijalankan sebelum usia 38 tahun.

"Semakin usia dini dilakukan sesuai alasan, umumnya kualitas sel telurnya akan lebih baik. Jadi kalau bisa dilakukan sebelum 38 tahun. Tapi, misalnya usia 38 tahun ke atas juga masih memungkinkan," kata Benny.

Lalu berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan egg banking ya?

Benny mengatakan, biaya egg banking hampir sama dengan program bayi tabung. Bunda bisa melakukan prosedur ini di klinik bayi tabung yang memiliki teknologi mumpuni.

"Biayanya tidak jauh berbeda dari penyimpanan embrio," ujar Benny.

Mengutip laman Morula IVF, disebutkan bahwa biaya bayi tabung bisa mencapai Rp50 juta. Tapi, ada pula yang biayanya kurang dari kisaran tersebut. Biaya akan menyesuaikan layanan dan fasilitas yang tersedia di rumah sakit atau klinik.


(ank/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda