Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Mengenal Honeymoon Cystitis, Kondisi Viral Dialami Pengantin Baru hingga Masuk UGD

Amrikh Palupi   |   HaiBunda

Kamis, 06 Nov 2025 21:40 WIB

Ilustrasi pengantin dan pernikahan
Mengenal Honeymoon Cystitis, Kondisi Viral Dialami Pengantin Baru hingga Masuk UGD/Foto: Getty Images/iStockphoto/angel_nt
Daftar Isi
Jakarta -

Honeymoon cystitis belakangan jadi perbincangan publik setelah pengantin asal Bandung Jawa Barat dilarikan UGD karena didiagnosis kondisi ini. Kisah viral ini dibagikan oleh Dian Rahmiati Salma lewat unggahan di akun TikTok @dian_salma00.

Dalam unggahannya, Dian memperlihatkan dua foto saat dia dan suaminya baru menikah dengan busana adat Jawa. Lalu pada foto kedua, Dian berada di ruang tunggu rumah sakit. 

"H+7 jadi pengantin baru. Masuk UGD jam 3 pagi," tulis caption pada dua foto unggahannya. HaiBunda yang sudah mendapatkan izin dari pemilik akun untuk mengangkat kisahnya ini, ya Bunda. 

Dian mengatakan mengalami cystitis seminggu setelah menikah. Menurutnya, penyebab cystitis adanya robekan pada vagina yang menyebabkan pertumbuhan bakteri secara cepat, lalu bakteri tersebut masuk ke saluran kencing dan menyebabkan nyeri serta pendarahan selama seminggu.

"Setelah seminggu tidak membaik dan malah makin banyak pendarahannya menyebabkan demam tinggi. Tanpa menunggu lama lagi suamiku langsung membawaku ke UGD terdekat dari rumah," dikutip dari detik.com.

Tiba di rumah sakit, Dian langsung mendapatkan penanganan di ruang UGD. Dian diberi obat penurun panas dan antibiotik lalu di observasi sekitar 4 jam.  "Panas sudah menurun lalu diresepkan obat dan sudah bisa pulang. Lalu untuk selanjutnya setelah 1 minggu aku mutusin buat checkup ke rumah sakit," ujarnya.

Dian mengaku sempat malu mengungkapkan perasaannya saat pertama kali merasakan sakit. Ia hanya bisa menangis dan mengeluh sakit. "Awalnya cuma bisa nangis sama ngeluh sakit karena rasanya perih kayak di silet setiap BAK, ke suami karena malu mau ke dokternya tapi karena udah nggak kuat jadi terpaksa di bawa ke UGD," ucapnya.

Kini kondisi Dian sudah membaik meski masih merasakan sedikit sakit setelah berhubungan dengan sang suami.  Ia juga masih mengonsumsi obat dan cek ke dokter untuk benar-benar memastikan kondisinya. "Tapi tinggal tebus obat aja sama resep dokter yang waktu checkup," ungkapnya.

Apa itu honeymoon cystitis?

Pertanyaaannya apa sebenarnya honeymoon cystitis yang dialami oleh Dian? untuk itu lebih jelas, Bunda simak ulasan selengkapnya berikut yuk.

Mengutip laman Dreminozbek, sistitis bulan madu adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan infeksi saluran kemih (ISK) yang terjadi segera setelah aktivitas seksual, biasanya pada tahap awal hubungan romantis atau setelah periode tidak aktif secara seksual yang diikuti dengan aktivitas seksual kembali, seperti saat masa bulan madu.

Istilah ini disebut honeymoon cystitis atau 'sistitis bulan madu' karena infeksi tersebut sering terjadi pada periode dengan peningkatan frekuensi hubungan seksual.

ISK, termasuk sistitis bulan madu, umumnya disebabkan oleh bakteri yang masuk ke uretra dan berkembang biak di saluran kemih. Selama aktivitas seksual, bakteri dari area genital atau anus dapat berpindah ke uretra, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi.

Penyebab dan faktor risiko honeymoon cystitis

Penyebab dan faktor risiko sistitis bulan madu, yang pada dasarnya merupakan infeksi saluran kemih (ISK) yang terjadi setelah aktivitas seksual, meliputi:

1. Perpindahan bakteri

Selama berhubungan seksual, bakteri dari area genital atau anus dapat berpindah ke uretra, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. Perpindahan ini dapat terjadi akibat gesekan selama hubungan seksual atau karena kebersihan yang kurang baik.

2. Anatomi perempuan

Perempuan memiliki uretra yang lebih pendek dibandingkan pria, sehingga bakteri lebih mudah masuk ke saluran kemih dan menyebabkan infeksi. Oleh karena itu, wanita lebih rentan mengalami ISK, termasuk yang terjadi setelah berhubungan seksual.

3. Metode kontrasepsi

Beberapa metode kontrasepsi, seperti diafragma atau spermisida, dapat mengganggu keseimbangan bakteri di area genital atau menyebabkan iritasi pada uretra, sehingga meningkatkan risiko ISK.

4. Pola aktivitas seksual

Melakukan hubungan seksual secara sering atau memiliki lebih dari satu pasangan seksual dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya ISK, termasuk sistitis bulan madu.

5. Kebiasaan seksual

Praktik seperti hubungan seksual anal atau penggunaan mainan seks dapat memperkenalkan bakteri ke saluran kemih, yang berpotensi menyebabkan infeksi.

6. Riwayat ISK sebelumnya

Individu yang pernah mengalami ISK, terutama setelah aktivitas seksual, cenderung lebih rentan mengalami infeksi berulang.

7. Kelainan pada saluran kemih

Kelainan struktural pada saluran kemih, seperti batu ginjal atau refluks vesikoureteral (aliran balik urin ke ginjal), dapat meningkatkan risiko terjadinya ISK.

8. Kebersihan yang kurang baik

Kurangnya kebersihan area genital, seperti tidak membersihkan diri dari depan ke belakang setelah buang air kecil atau besar, dapat mempermudah perpindahan bakteri ke uretra.

9. Dehidrasi

Asupan cairan yang kurang dapat mengurangi volume dan frekuensi buang air kecil, sehingga bakteri lebih mudah berkembang biak di saluran kemih dan meningkatkan risiko infeksi.

Perlu dicatat ya Bunda, meskipun faktor-faktor di atas dapat meningkatkan risiko terjadinya sistitis bulan madu, tidak semua orang yang aktif secara seksual akan mengalami infeksi saluran kemih (ISK).

Menjaga kebersihan diri dengan baik, tetap terhidrasi, serta melakukan langkah pencegahan seperti buang air kecil sebelum dan sesudah berhubungan seksual dapat membantu mengurangi risiko infeksi.

Gejala honeymoon cystitis

Ada beberapa gejala sistitis bulan madu infeksi saluran kemih (ISK) dapat bervariasi pada setiap orang ya Bunda. Berikut beberapa gejalanya: 

1. Sering ingin buang air kecil

Muncul dorongan untuk buang air kecil terus-menerus, meskipun kandung kemih belum penuh.

2. Rasa terbakar saat buang air kecil

Gejala umum ISK yang sering menimbulkan rasa perih atau terbakar saat berkemih.

3. Nyeri atau ketidaknyamanan di area panggul

Dapat terasa nyeri atau tekanan di perut bagian bawah atau panggul.

4. Urine keruh atau berbau menyengat

Air seni bisa tampak keruh atau memiliki bau yang kuat, yang sering kali menandakan adanya infeksi.

5. Darah dalam urine (hematuria)

Dalam beberapa kasus, ISK dapat menyebabkan darah muncul dalam urine, membuat warnanya tampak merah muda atau kemerahan.

6. Demam dan menggigil

Jika infeksi menyebar ke ginjal atau menjadi lebih parah, penderita mungkin mengalami demam dan menggigil.

7. Kelelahan dan rasa tidak enak badan

ISK dapat menyebabkan tubuh terasa lemas dan timbul perasaan tidak nyaman secara umum.

Perlu diingat bahwa tidak semua orang dengan ISK akan mengalami semua gejala di atas. Beberapa orang mungkin hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tidak merasakan gejala sama sekali.

Gejala sistitis bulan madu biasanya muncul dalam beberapa hari hingga satu minggu setelah aktivitas seksual. Jika Bunda mengalami salah satu dari gejala tersebut terutama jika gejalanya menetap atau semakin parah maka penting untuk Bunda segera berkonsultasi dengan tenaga medis agar mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Pengobatan honeymoon cystitis

Pengobatan sistitis bulan madu, yang pada dasarnya merupakan infeksi saluran kemih (ISK) setelah aktivitas seksual, umumnya melibatkan penggunaan antibiotik untuk membasmi infeksi bakteri. Berikut penjelasan mengenai langkah-langkah pengobatannya yang perlu Bunda lakukan: 

1. Konsultasi dengan tenaga medis

Jika Bunda mengalami gejala seperti sering buang air kecil, rasa terbakar saat berkemih, atau urine keruh setelah berhubungan seksual, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter akan menilai gejala  dan melakukan pemeriksaan yang diperlukan serta memberikan pengobatan yang sesuai.

2. Analisis dan kultur urine

Dokter biasanya akan melakukan urinalisis untuk memeriksa tanda-tanda infeksi seperti keberadaan bakteri, sel darah putih, atau sel darah merah dalam urine. Jika hasilnya menunjukkan adanya infeksi, kultur urine dapat dilakukan untuk mengidentifikasi jenis bakteri penyebab dan menentukan antibiotik yang paling efektif untuk pengobatan.

3. Terapi antibiotik

Antibiotik merupakan pengobatan utama untuk sistitis bulan madu. Dokter akan meresepkan antibiotik berdasarkan hasil kultur urine dan tingkat keparahan gejala. Beberapa antibiotik yang umum digunakan untuk ISK antara lain:

  • Trimethoprim-sulfamethoxazole (TMP-SMX)
  • Nitrofurantoin
  • Fosfomycin
  • Ciprofloxacin
  • Levofloxacin
  • Amoxicillin-clavulanate

Penting untuk mengonsumsi antibiotik sesuai petunjuk dokter hingga habis, meskipun gejala sudah membaik sebelum pengobatan selesai. Menghentikan pengobatan terlalu dini dapat menyebabkan infeksi tidak sembuh total dan meningkatkan risiko resistensi antibiotik.

4. Pereda gejala (Symptomatic Relief)

Selain antibiotik, dokter dapat menyarankan obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti ibuprofen atau parasetamol untuk membantu mengurangi rasa nyeri atau tidak nyaman saat buang air kecil.

5. Cukupi asupan cairan

Minum air putih dalam jumlah cukup sangat penting untuk membantu mengeluarkan bakteri dari saluran kemih dan mempercepat pemulihan. Usahakan untuk minum minimal delapan gelas air per hari, atau lebih jika Anda merasa dehidrasi.

6. Tindak lanjut (Follow-Up)

Setelah menyelesaikan pengobatan antibiotik, dokter mungkin akan menjadwalkan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan infeksi benar-benar sembuh dan tidak ada gejala yang tersisa.

Catatan penting untuk Bunda segeralah cari pertolongan medis jika  mencurigai mengalami sistitis bulan madu atau gejala ISK lainnya. Infeksi yang tidak diobati dapat menyebar ke ginjal dan menyebabkan komplikasi serius seperti pielonefritis (infeksi ginjal).

Selain pengobatan, penerapan langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan area genital, tetap terhidrasi, buang air kecil sebelum dan sesudah berhubungan seksual, serta menghindari iritasi akibat produk beraroma dapat membantu mengurangi risiko kekambuhan sistitis bulan madu di masa mendatang.

Semoga informasi tentang honeymoon cystitis bermanfaat ya, Bunda. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda