Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Sering Buang Air Kecil jadi Tanda Hamil, Kenali Bedanya dengan Gejala Infeksi Saluran Kemih

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Minggu, 09 Nov 2025 17:10 WIB

Flek tanda hamil
Sering Pipis apakah tanda hamil? Simak penjelasannya dan cara membedakan dengan ISK/ Foto: Getty Images/monstArrr_
Daftar Isi
Jakarta -

Sering pipis atau buang air kecil sering dikaitkan sebagai tanda awal kehamilan. Keluhan tersebut biasanya terjadi di beberapa minggu pertama kehamilan, Bunda.

Faktanya, sering buang air kecil memang salah satu keluhan umum yang dialami banyak ibu hamil. Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal BioMed Research International tahun 2014, sekitar tiga perempat ibu hamil akan mengalami keluhan sering buang air kecil.

Ada tiga penyebab ibu hamil sering buang air kecil, yakni perubahan hormon di awal kehamilan, pertumbuhan rahim dan janin yang menekan kandung kemih, dan kontraksi di kandung kemih.

Meski dianggap normal, sering buang air kecil saat hamil dapat menjadi tanda bahaya. Kebiasaan ke kamar mandi ini bisa saja merupakan gejala infeksi saluran kemih (ISK).

"Sebaiknya ibu hamil mengetahui keluhan ini karena bisa jadi ada kondisi medis yang mendasarinya, seperti infeksi saluran kemih atau bahkan infeksi kandung kemih tanpa gejala," kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Pediatrix Medical Group, Kyle Graham, MD.

"Kondisi tersebut dapat menyebabkan kehamilan normal menjadi lebih berisiko tinggi dan harus segera diatasi," sambungnya, dilansir Parents.

Beda ISK dan tanda hamil

Dikutip dari laman Health, perbedaan antara ISK dan gejala kehamilan dapat diketahui dari keinginan kuat untuk buang air kecil dan urine keruh atau berbau. ISK terjadi ketika bakteri memasuki saluran kemih, yang meliputi kandung kemih, ginjal, ureter, dan uretra.

ISK juga dapat terjadi selama kehamilan. Sebuah studi studi yang diterbitkan pada tahun 2022 di National Kidney Foundation menemukan bahwa 18 persen dari 43.846 perempuan melaporkan mengalami ISK selama kehamilan.

Perlu diketahui, bakteri Escherichia coli (E. coli) menyebabkan hingga 90 persen ISK. Bakteri ini ditemukan di usus dan dekat anus, di mana mereka biasanya tidak menimbulkan masalah. Namun jika masuk ke uretra, akteri dapat membentuk koloni di saluran kemih, yang mengakibatkan ISK.

Penyebab ISK selama kehamilan sama. Namun, pemicunya dapat berbeda, Bunda.

"Perubahan hormonal dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap bakteri. Kehamilan juga dapat meningkatkan kadar hormon progesteron," kata dokter spesialis kandungan dan ginekologi di UCLA School of Medicine, Peter Weiss, MD.

Menurut Weiss, perubahan hormonal selama kehamilan dapat menyebabkan perubahan pada saluran kemih. Berikut beberapa perubahannya:

  • Mengurangi kapasitas kandung kemih, yang menyebabkan ibu hamil jadi sering ingin buang air kecil
  • Melemaskan sfingter di dekat pangkal kandung kemih dan uretra, memperbesar lubang uretra dan memungkinkan bakteri masuk
  • Menyebabkan urine mengalir balik ke ureter atau ginjal

"Kehamilan juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih, yang biasanya melawan kuman penyebab penyakit, mungkin tidak cukup efektif dalam melawan bakteri," ungkap Weiss.

Gejala ISK pada ibu hamil

Banyak ibu hamil mungkin terpapar bakteri penyebab ISK tanpa menyadarinya. Studi yang diterbitkan di Cochrane Database of Systematic Reviews tahun 2019 menemukan bahwa hingga 15 persen dari seluruh kehamilan melibatkan bakteriuria asimtomatik atau bakteri yang tidak menimbulkan gejala.

Ada beberapa gejala ISK pada ibu hamil yang dapat membedakannya dengan tanda hamil. Berikut gejalanya:

  • Muncul rasa terbakar saat buang air kecil
  • Muncul nyeri atau rasa sakit saat buang air kecil
  • Urine berbau busuk
  • Nyeri di punggung, di bawah tulang rusuk, atau di samping tubuh
  • Merasakan tekanan di perut bagian bawah
  • Sering gemetar
  • Mudah lelah
  • Sering buang air kecil

Beberapa gejala di atas dapat mirip dengan gejala kehamilan, seperti sering ingin buang air kecil dan merasa lelah. Bunda dapat membedakan antara ISK dan gejala kehamilan bila memiliki keinginan kuat untuk buang air kecil dan urine yang keruh atau berbau.

Bahaya ISK selama kehamilan

ISK selama kehamilan umumnya tidak akan memengaruhi janin bila infeksinya terjadi di kandung kemih. Namun, infeksi yang menyebar ke ginjal bila tidak segera diobati, Bunda.

"Infeksi ginjal dapat berbahaya bagi ibu hamil dan janin. Infeksi ginjal lebih umum terjadi selama kehamilan karena ISK mungkin tidak menimbulkan gejala. Itulah sebabnya ibu hamil disarankan untuk melakukan tes urine pada kunjungan prenatal pertama atau antara 12 hingga 16 minggu pertama kehamilan," ujar Weiss.

ISK yang tidak diobati selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi lain seperti berat badan lahir rendah, preeklamsia atau tekanan darah tinggi selama kehamilan, hingga kelahiran prematur.

Demikian beda kebiasaan sering buang air kecil sebagai tanda hamil dan infeksi saluran kemih (ISK). Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda