Seorang perempuan dapat hamil dengan tumor di rahimnya. Tapi bagaimana jadinya bila Bunda mengetahui kehamilan saat bersiap untuk menjalani operasi pengangkatan tumor?

Kondisi tersebut baru-baru ini dialami seorang Bunda bernama Suze Lopez. Perempuan yang berprofesi sebagai perawat di California, Amerika Serikat ini melahirkan bayi laki-laki setelah mengetahui dirinya hamil dan di saat bersamaan tengah bersiap untuk menjalani operasi tumor ovarium seberat 22 pon atau 9 kilogram (kg).

Dilansir laman ABC News, Lopez melahirkan anaknya di Cedars-Sinai Medical Center. Lopez mengetahui dirinya hamil awal tahun ini setelah melakukan tes kehamilan rutin yang wajib dilakukan sebelum operasi pengangkatan tumor ovarium. Menurut keterangan rumah sakit, Lopez telah berurusan dengan kista yang terus membesar selama bertahun-tahun.

"Awalnya saya bahkan tidak percaya (hamil), karena saya memiliki masalah ovarium, jadi saya pikir itu adalah hasil positif palsu," kata Lopez dalam sebuah wawancara di acara Good Morning America.

Lopez sendiri mengaku bahwa ia sering mengalami siklus haid yang tidak teratur dan gejala yang cukup mengganggu saat datang bulan. Namun, ia tak menyangka akan hamil saat didiagnosis tumor, Bunda.

"Saya terbiasa dengan siklus menstruasi yang sangat tidak teratur dan beberapa ketidaknyamanan perut. Saya tidak percaya bahwa setelah 17 tahun berdoa, dan berusaha, untuk mendapatkan anak kedua, saya benar-benar hamil," ungkapnya, dikutip dari People.

Tak hanya Lopez, suaminya Andrew juga tak percaya kalau istrinya hamil saat didiagnosis tumor ovarium. "Saya pikir dia bercanda, dan saya baru benar-benar menyadarinya setelah saya menerima hadiah kecil darinya," ungkap Andrew.

Alami kehamilan ektopik yang langka

Setelah memberi tahu suaminya tentang kabar tersebut, Lopez mengatakan bahwa ia mulai mengalami sakit perut dan pergi ke rumah sakit. Di rumah sakit, direktur medis bagian persalinan Dr. John Ozimek, melakukan pemeriksaan. Hasilnya, gambar diagnostik menunjukkan bahwa Lopez mengalami kehamilan ektopik abdominal yang langka.

"Bayi itu berada di luar rahim, di belakang massa ovarium besar di perut, jadi kepalanya berada di bawah sisi kiri perut, di bawah limpa," kata Ozimek.

"Masuk akal bahwa dia tidak mengetahuinya, karena bayi itu berada di perutnya, di belakang massa (tumor) tersebut, dan hanya terlihat seperti massa yang membesar."

Dalam siaran pers rumah sakit, Ozimek menjelaskan bahwa 'kehamilan (Lopez) yang berada jauh di luar rahim dan terus berkembang hampir tidak pernah terjadi sebelumnya'. Tak heran bahwa apa yang dialami Lopez adalah hal yang mengejutkan bagi para dokter.

"Sungguh luar biasa melihat bayi yang sudah cukup umur ini berada di belakang tumor ovarium yang sangat besar, bukan di dalam rahim," kata dokter di Providence Cedars-Sinai Tarzana Medical Center, Dr. Michael Manuel.

"Sepanjang karier saya, saya bahkan belum pernah mendengar ada kasus kehamilan yang mencapai tahap sejauh ini," lanjutnya.

Proses persalinan Lopez

Setelah mengetahui adanya kehamilan dan tumor di dalam tubuh Lopez, para dokter berusaha menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya. Dokter akan mengangkat tumor, lalu melahirkan bayi Lopez.

"Kami harus mencari cara untuk melahirkan bayi dengan plasenta dan pembuluh darahnya yang masih menempel di perut, mengangkat massa ovarium yang sangat besar, dan melakukan segala yang kami bisa untuk menyelamatkan ibu dan bayi ini," ungkap Manuel.

Setidaknya, ada sekitar 30 ahli medis ikut andil dalam persalinan Lopez, termasuk spesialis kedokteran ibu dan janin, ahli onkologi ginekologi, perawat, dan ahli anestesi.

Selama persalinan, dokter mengangkat kista dermoid yang besar agar tim yang lain dapat dengan cepat melahirkan bayi dan menyerahkannya kepada staf Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Setelah bayi lahir, ahli anestesi Dr. Michael Sanchez mengatakan bahwa Lopez mengalami pendarahan.

"Saya sudah menyalakan mesin khusus yang mengirimkan darah dengan cepat karena setiap detik sangat berharga. Kami menggunakan 11 unit darah," kata Sanchez.

Operasi pengangkatan ovarium dan persalinan Lopez berhasil dilakukan. Perempuan 41 tahun ini melahirkan seorang bayi laki-laki bernama Ryu Lopez, yang lahir dengan berat sekitar 3,6 kg. Anak kedua Lopez ini lahir dengan memiliki 'sangat sedikit' masalah kesehatan.

"Keesokan harinya kami dapat melepaskan selang pernapasan, dan selama dua minggu bersama kami, Ryu dengan cepat mencapai semua tolak ukur penting untuk bertahan hidup dengan baik. Dia menentang semua prediksi," kata Dr. Sara Dayanim.

Menurut siaran pers, Lopez menjalani masa pemulihan yang cukup cepat usai melahirkan. Bunda dua anak ini begitu bersyukur karena bayinya bisa lahir dengan selamat.

"Saya menghargai setiap hal kecil. Semuanya. Setiap hari adalah anugerah dan saya tidak akan pernah menyia-nyiakannya. Tuhan memberi saya bayi ini agar dia bisa menjadi contoh bagi dunia bahwa Tuhan itu ada, dan bahwa mukjizat di zaman modern memang bisa terjadi," ujar Lopez.

Demikian kisah Bunda mengetahui kehamilan setelah didiagnosis tumor ovarium dan dapat melahirkan bayinya dengan selamat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!