KEHAMILAN
Periksa Kehamilan Wajib 8 Kali Menurut WHO, Ini yang Perlu Diketahui
Amrikh Palupi | HaiBunda
Rabu, 31 Dec 2025 14:00 WIBPeriksa kehamilan secara rutin merupakan langkah penting untuk memastikan kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pun menegaskan bahwa pemeriksaan kehamilan tidak cukup dilakukan hanya beberapa kali, Bunda.
Sejak tahun 2016, WHO merekomendasikan minimal delapan kali periksa kehamilan atau Eight Antenatal Care (ANC) Contacts guna menurunkan risiko komplikasi kehamilan dan meningkatkan keselamatan ibu serta bayi.
Mengutip laman Tciurbanhealth, periksa kehamilan 8 kali ANC ini mendorong pendekatan pelayanan yang lebih berpusat pada individu dan berbasis bukti ilmiah. Periksa kehamilan ini mencakup peningkatan skrining, konseling, serta intervensi pencegahan, seperti suplementasi gizi, imunisasi, dukungan kesehatan mental, serta skrining infeksi dan komplikasi kehamilan.
Frekuensi kontak yang lebih sering memungkinkan terjalinnya hubungan yang lebih kuat antara tenaga kesehatan dan pasien, deteksi risiko lebih dini, serta rujukan yang tepat waktu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyebut perubahan ini menyesuaikan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Angka kematian bayi di Indonesia tercatat lebih dari 30 ribu dalam setahun. Ketiga pemicu terbanyak adalah sepsis, gangguan pernapasan, dan kelainan bawaan (kongenital), yang menurutnya bisa dicegah dengan penilaian risiko sedini mungkin sebelum persalinan.
"Soal kematian ibu dan anak yang masih tinggi, ini ANC-nya kita akan naikkan, ANC di kita itu sebelumnya 6 kali, itu kita naikkan menjadi 8 kali sesuai standar WHO. Supaya kita bisa lihat secara lebih dini, karena ada waktu 9 bulan untuk menjaga kesehatan si ibu dan bayi, kalau 9 bulan nggak ketemu ini keterlaluan kita, karena secara science bisa dicegah," ujar Menkes udi Gunadi Sadikin dikutip dari laman detik.com.
Di samping itu, banyak ditemukan risiko sedang hingga tinggi karena komplikasi dan kondisi bayi, disarankan untuk melakukan persalinan dengan dokter di fasilitas kesehatan puskesmas hingga rumah sakit.
"Dari 6 jadi 8, jadi hampir setiap bulan periksa kondisi bayinya. Diharapkan nanti kita bisa mengkategorisasikan secara lebih dini, ini kondisi normal biar bidan yang urus, ini agak berisiko, dokter yang handle, berisiko tinggi digeser langsung ke rumah sakit," tuturnya.
Jadwal dan rincian periksa kehamilan 8 kali menurut WHO
Berikut rinciannya:
1.Periksa kehamilan usia 0–12 Minggu
Fokus pada penilaian awal kehamilan, meliputi:
- Pengambilan riwayat kesehatan, penilaian kesehatan mental, dan pemeriksaan fisik.
- Pengukuran tanda vital, berat badan, dan tinggi badan.
- Pemeriksaan laboratorium dasar dan profil ANC (termasuk konseling HIV dan tes HPV).
USG obstetri awal
Satu kali pemeriksaan USG sebelum 24 minggu kehamilan dianjurkan untuk semua ibu hamil guna:
- Menentukan usia kehamilan
- Mendeteksi kelainan janin dan kehamilan kembar
- Meningkatkan pengalaman kehamilan bagi ibu
Pencegahan malaria
- Pemberian kelambu berinsektisida tahan lama di daerah endemis malaria.
- Edukasi tentang tanda bahaya kehamilan.
- Penilaian dan konseling gizi ibu.
Suplementasi gizi
- Suplementasi multi-mikronutrien atau zat besi dan asam folat untuk semua ibu, serta vitamin D dan kalsium.
- Aspirin 150 mg per hari: Untuk ibu dengan hipertensi, guna mencegah preeklamsia/eklamsia hingga usia kehamilan 36 minggu, kemudian dihentikan.
- Konseling menyusui.
- Konseling tentang kebersihan dan keluhan ringan atau gangguan umum selama kehamilan.
- Konseling tentang jadwal imunisasi rutin selama kehamilan (misalnya, injeksi Tetanus Toksoid D).
- Rekrutmen ke dalam kelompok perawatan antenatal (Group Antenatal Care/GANC).
2. Periksa kehamilan usia 20 minggu
- Pemeriksaan fisik, termasuk palpasi abdomen, penilaian janin, dan kesejahteraan janin.
- Pengukuran tanda vital dan berat badan.
- USG Obstetri pada 18–20 minggu: Satu kali pemeriksaan USG sebelum 24 minggu kehamilan dianjurkan untuk semua ibu hamil guna:
- Menentukan usia kehamilan
- Mendeteksi kelainan janin dan kehamilan kembar
- Meningkatkan pengalaman kehamilan bagi ibu
- Pencegahan Malaria: Pemberian terapi pencegahan intermiten malaria dalam kehamilan menggunakan Sulfadoxine-Pyrimethamine (IPTp-SP) mulai usia kehamilan 13 minggu.
- Konseling menyusui.
- Pemeriksaan urin / + / - kultur urin midstream bila perlu.
- Pemberian obat cacing (deworming).
- Pengulangan pemeriksaan kadar hemoglobin.
- Skrining kesehatan mental, kekerasan oleh pasangan, dan kohesi reproduksi pada setiap kontak.
- Diskusi mengenai persiapan persalinan dan keterlibatan pasangan.
- Edukasi tentang tanda bahaya kehamilan.
3. Periksa kehamilan 26 minggu
- Pemeriksaan fisik: palpasi abdomen, penilaian janin, dan kesejahteraan janin.
- Pengukuran tanda vital dan berat badan.
- Pencegahan Malaria: Terapi pencegahan intermiten malaria dalam kehamilan menggunakan IPTp-SP.
- Tes ICT (Indirect Coombs Test): Untuk ibu dengan rhesus negatif sebelum pemberian anti-D.
- Konseling menyusui.
- Pemeriksaan urin / + / - kultur urin midstream bila diperlukan.
- Edukasi tentang tanda bahaya kehamilan.
4. Periksa kehamilan 30 minggu
- Pemeriksaan fisik.
- Pengukuran tanda vital dan berat badan.
- Pencegahan Malaria: Terapi pencegahan intermiten malaria dalam kehamilan menggunakan IPTp-SP.
- Pemeriksaan abdomen obstetri dan penilaian janin.
- Pemeriksaan laboratorium: pengulangan kadar hemoglobin, pemeriksaan gula darah, dan urin/ kultur urin.
- Konseling menyusui.
- Pemberian profilaksis anti-D: Pada usia kehamilan 28 minggu untuk ibu dengan rhesus negatif.
- Edukasi tentang tanda bahaya kehamilan.
5. Periksa kehamilan 34 minggu
- Pemeriksaan fisik.
- Pengukuran tanda vital termasuk berat badan.
- Pemeriksaan untuk menyingkirkan preeklamsia.
- Pencegahan Malaria: Terapi pencegahan intermiten malaria dalam kehamilan menggunakan IPTp-SP.
- Pemeriksaan klinis: pemeriksaan abdomen obstetri, pemeriksaan payudara, dan penilaian risiko.
- Pemeriksaan urin / + / - kultur urin midstream bila diperlukan.
- Penilaian kesiapan persalinan.
- Edukasi tentang tanda bahaya kehamilan.
- Diskusi mengenai keterlibatan pasangan.
6. Periksa kehamilan 36 minggu
- Pemeriksaan klinis dan fisik, termasuk pemeriksaan abdomen obstetri, penilaian janin, dan penilaian risiko.
- Pemberian nasihat terkait kesiapan persalinan.
- Memperkuat keterlibatan pasangan.
- Pengulangan pemeriksaan kadar hemoglobin.
- Pemeriksaan USG obstetri.
- Edukasi ibu mengenai perawatan bayi baru lahir yang esensial.
- Pemeriksaan urine.
- Edukasi tentang tanda bahaya kehamilan.
7. Periksa kehamilan 38 minggu
- Pemeriksaan fisik.
- Palpasi abdomen dan penilaian janin.
- Pencegahan Malaria: Terapi pencegahan intermiten malaria dalam kehamilan menggunakan IPTp-SP.
- Pengukuran tanda vital termasuk berat badan.
- Pemeriksaan untuk menyingkirkan preeklamsia.
- Pemeriksaan urin / kultur urin.
- Pengulangan kadar hemoglobin / hitung darah lengkap.
- Tes HIV (jika sebelumnya negatif).
- Pemeriksaan gula darah.
- Konseling menyusui.
- Edukasi tentang tanda bahaya kehamilan.
- Edukasi ibu mengenai perawatan bayi baru lahir yang esensial.
- Peninjauan rencana persalinan dan kesiapan melahirkan.
- Diskusi mengenai jarak kelahiran dan konseling KB pasca persalinan.
8. Periksa kehamilan 40 minggu
- Pemeriksaan klinis dan fisik, termasuk pemeriksaan abdomen obstetri dan penilaian risiko.
- Penilaian kesiapan persalinan.
- Konseling mengenai tanda-tanda persalinan sesungguhnya dan latihan atau gerakan yang aman.
- Konseling KB pascapersalinan.
- Edukasi ibu mengenai perawatan bayi baru lahir yang esensial.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)Simak video di bawah ini, Bun:
5 Kisah Kehamilan Langka Sepanjang 2025, dari Ektopik hingga Rahim Buatan
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Kelahiran Caesar Naik Drastis di Beberapa Negara, WHO Peringatkan Hal Ini
Fasilitas Periksa Kehamilan BPJS hingga Rentang Harga
4 Golden Hour Setelah Melahirkan, Jangan Sampai Bunda Lewatkan
3 Jenis Pemeriksaan Tambahan Selama Kehamilan, Bunda Perlu Tahu
TERPOPULER
Daftar Barang di Kamar Hotel yang Boleh Dibawa Pulang
Tutup Tahun Atalia Praratya Hadiri Sidang Gugatan Cerai, di Mana Ridwan Kamil?
Irish Bella Lewatkan Momen Akhir Tahun Umrah Bareng Anak Sambung, Intip Momen Syahdunya
Viral Bayi Ditinggal Sendirian di Kamar Kos di Makassar, Ayah Kerja Malam & Ibu Pulang Kampung
Outfit Natal Simpel ala Figur Publik, Cocok untuk Liburan
REKOMENDASI PRODUK
5 Rekomendasi Muted Lip Tint, Pas untuk Makeup Look Lembut
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomedasi Susu Program Hamil untuk Dukung Keberhasilan Promil
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
Review Eomma Head to Toe Happiness, Sampo & Sabun Mandi untuk Perawatan Bayi
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
5 Rekomendasi Lipstik Warna Muted, Ada Pilihan Bunda?
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
PROTERAL Junior, Solusi Nutrisi untuk Si Kecil yang Suka Pilih-pilih Makan
Tim HaiBundaTERBARU DARI HAIBUNDA
5 Resep Sosis Asam Manis Sederhana dan Lezat untuk Lauk
Bolehkah Bayi Tidur Tengkurap? Simak Penjelasannya Bun
Doa Akhir dan Awal Tahun Baru 2026 Lengkap
Daftar Barang di Kamar Hotel yang Boleh Dibawa Pulang
Tutup Tahun Atalia Praratya Hadiri Sidang Gugatan Cerai, di Mana Ridwan Kamil?
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Video: Sidang Cerai dengan RK Dipercepat, Atalia Bantah Isu Orang Ketiga
-
Beautynesia
Tes Kepribadian: Telur Mata Sapi, Jeruk, atau Kucing yang Pertama Kamu Lihat? Ini Artinya!
-
Female Daily
Belum Belanja? Ini Ide Makanan Last Minute yang Bisa Kamu Andalkan di Tahun Baru!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Kekasih Ketahuan Berselingkuh, Apakah Hubungan Kami akan Langgeng?
-
Mommies Daily
75 Jokes Bapak-Bapak Receh yang Garing tapi Selalu Bikin Ketawa