Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Ini Dia Penyebab Bayi Tabung Gagal

Rahma Lillahi Sativa   |   HaiBunda

Kamis, 03 Aug 2017 11:21 WIB

Nggak semua sukses, program bayi tabung juga bisa gagal.
Ilustrasi Bayi/ Foto: thinkstock
Jakarta - Meski program bayi tabung merupakan alternatif terakhir agar pasangan suami istri bisa segera dapat momongan, tapi nggak semuanya sukses lho. Iya, program bayi tabung bisa saja menemui kegagalan lho.

Kalau kata dr Benediktus Arifin, MPH, SpOG, prosedur bayi tabung tidak menjamin seseorang pasti akan hamil, sebab kehamilan bukan hanya ditentukan oleh dokter.

"Kehamilan itu bukan hanya kita tapi juga Yang Maha Kuasa berperan. Jadi kita nggak pernah menjanjikan orang datang itu pasti hamil, nggak bisa," tuturnya di sela-sela Grand Opening Klinik Bayi Tabung Morula IVF Surabaya di National Hospital Surabaya baru-baru ini.

Pria yang akrab disapa dr Ben itu menambahkan, berdasarkan laporan dari European Society of Human Reproduction and Embryology, angka keberhasilan prosedur bayi tabung di Eropa saja maksimal hanya 33-34 persen.

Apa penyebabnya? dr Ben bilang faktor pertama terletak pada usia pasien. Jadi makin tinggi usia pasangan, makin menurun pula angka keberhasilan bayi tabungnya.

"Kenapa kok sering gagal? Contohnya yang datang pasangan udah 14 tahun menikah, usianya di atas 40 tahun, tentu chance-nya tidak sebanyak yang lebih muda. Padahal fertility akan terus menurun seiring dengan bertambahnya umur," urainya.

Selain itu, faktor sperma juga mempengaruhi lho. Menurut dr Ben, suami dan istri memang sama-sama berkontribusi terhadap kemandulan pasangan. Sayangnya, ketika pasangan tak kunjung mendapat momongan, biasanya yang sering diperiksakan hanya istrinya saja.

"Padahal kita harus tahu bahwa sperm problem itu menempati posisi yang 50 persen juga," tuturnya.

dr Ben menambahkan, dilihat dari kasus kemandulan sekunder (secondary infertility) di Indonesia di mana pasangan kesulitan mendapatkan anak kedua atau berikutnya, angkanya telah mencapai 13 persen (survei WHO tahun 2010). Apalagi pada kasus kemandulan primer (primary infertility) atau ketika pasangan sulit untuk mendapatkan anak sama sekali.

Jadi Bun, jika sudah setahun menikah, tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun dan tinggal serumah, tapi tak kunjung dapat momongan, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda