Jakarta -
Bunda pernah kesal nggak kalau di dekat kloset berceceran sisa-sisa pipis si kecil? Biasanya, balita nih Bun yang masih perlu berlatih pipis di lubang kloset biar urine-nya nggak berceceran. Saya pernah lho Bun kesal lantaran sisa pipis berceceran di mana-mana.
Jadi, waktu itu keponakan saya umurnya sudah 5 tahun. Dia udah bisa pipis sendiri dan habis pipis dengan percaya dirinya dia bilang 'Aku sudah pipis tante, udah aku siram kok, bersih'. Beberapa waktu kemudian, gantian saya yang mau pipis nih Bun. Tapi, waktu masuk kamar mandi, ya ampun Bun! Bau kamar mandi pesing banget.
Ternyata, keponakan saya pipisnya masih berceceran karena nggak pas banget di lubang kloset. Kesal kan Bun kalau si anak laki-laki masih pipis dengan cara kayak gitu? Nah, ini juga yang dirasakan seorang Bunda bernama Kristina Kuzmic. Di halaman Facebook-nya, Kristina mengunggah foto trik yang dia lakukan biar si anak laki-lakinya nggak
pipis berceceran.
Jadi, Kristina punya 5 kertas yang ditempel di pinggiran kloset. Tiga kertas tulisannya 'Jangan pipis di sini', satu kertas bertuliskan 'Pipis di sini', dan satu lagi tulisannya 'Pipislah di lubang ini'. Nggak cukup itu aja Bun, Kristina juga menempel kertas yang ukurannya cukup besar di bagian lantai dengan tulisan 'Bukan area pipis'.
 Cara mengajari anak agar pipisnya tak berceceran (Foto: Facebook/ Kristina Kuzmic) |
"Kadang saya menulis
catatan cinta untuk anak saya," tulis Kristina di keterangan foto. Postingan Kristina ini sudah dibagikan lebih dari 160 ribu kali nih Bun. Dari 9.000 komentar yang mampir, ada juga nih Bun yang bilang kalau ide Kristina ini cukup brilliant dan bisa aja notes cinta seperti yang dibuat Kristina ditempel buat pria-pria dewasa, misalnya ayah.
Supaya pipis anak nggak berceceran, sebetulnya ini bisa dilatih waktu anak toilet training Bun. Jadi, waktu toilet training, Bunda bisa ngelatih si kecil untuk pipis di lubang kloset alias di tempatnya. Di awal-awal, boleh banget lho Bunda masih menemani anak waktu pipis.
Bicara soal toilet training, kata dr Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo, baiknya proses toilet training dilakukan waktu anak sudah mulai bisa mengendalikan otot pencernaan dan juga bladder alias kandung kemihnya Bun.
dr Meta bilang, tanda anak bisa mengendalikan otot pencernaan sama kandung kemihnya itu anak udah punya jadwal Buang Air Besar (BAB) yang sama tiap hari. Selain itu, popoknya selalu kering waktu tidur siang atau minimal dalam dua jam. Selain itu, anak juga nggak pernah BAB di malam hari.
"Supaya toilet training bisa menyenangkan bagi anak dan tentunya bisa berhasil. Coba belikan si kecil potty seat yang lucu sehingga anak tertarik dan bisa menjadikan potty seat itu sebagai mainan. Setelah itu, rajin ingatkan anak jika ia ingin BAB, maka beri tahu ayah, ibu, atau orang lain di rumah supaya anak bisa BAB di potty seatnya. Lalu konsisten terhadap aturan yang dibuat. Kalau tidak konsisten, anak akan bingung," kata dr Meta dalam bukunya 'Play and Learn'.
(rdn)