
parenting
9 Gejala Demam Berdarah pada Anak, Bunda Perlu Tahu
HaiBunda
Selasa, 03 Nov 2020 18:39 WIB

Memasuki musim penghujan, salah satu penyakit yang kerap menjangkit anak-anak adalah demam berdarah, Bunda. Ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue, penyebab penyakit demam berdarah.
Dengue adalah virus yang ditularkan oleh nyamuk. Mengutip 'Buku Ajar Demam Berdarah Dengue (2017)', virus dengue adalah patogen penyebab penyakit demam berdarah. Virus ini ditularkan oleh serangga vektor, yaitu beberapa spesies nyamuk kosmopolitan seperti Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan beberapa jenis nyamuk lain, Bunda.
Infeksi virus dengue (IVD) dapat menunjukan gejala demam yang berbeda, seperti demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD), serta sindrom syok dengue (SSD). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa kasus demam berdarah di seluruh dunia telah meningkat secara dramatis selama hampir satu dekade terakhir, dari 2,4 juta kasus pada tahun 2010 menjadi 4,2 juta pada tahun 2019.
![]() |
Menurut World Mosquito Programme (WMP), sekitar setengah dari populasi dunia berisiko tertular penyakit demam berdarah di masa depan. Ada dua alasan utama terkait hal itu, yakni:
- Nyamuk Aedes aegypti cenderung tinggal di dekat perkotaan, dan seiring dengan pertumbuhan populasi kota, nyamuk memiliki peluang untuk makan dan berkembang biak.
- Perubahan iklim yang dapat memperluas jangkauan nyamuk lebih jauh, yang berarti terdapat kasus demam berdarah di beberapa daerah.
Untuk alasan yang terakhir, menurut Rachel Lowe, seorang profesor dan Royal Society Dorothy Hodgkin Fellow yang berbasis di London School of Hygiene and Tropical Medicine, perubahan iklim salah satunya disebabkan oleh faktor konsentrasi gas rumah kaca yang dapat meningkatkan permukaan suhu secara global.
"Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca secara global dapat meningkatkan suhu permukaan yang mendorong kecepatan replikasi virus, kelangsungan hidup vektor, kembang biak, dan penularan dari gigitan nyamuk," kata Lowe seperti yang dilansir dari South China Morning Post.
Dampak emisi gas dari aktivitas manusia nampaknya berpengaruh terhadap pergeseran pola curah hujan dan suhu rata-rata bumi yang diperkirakan naik. Perubahan lingkungan inilah yang dapat mempengaruhi spesies-spesies pada kelompok ekosistem dan pola penyebaran vektor serta virus penyakit.
"Perubahan iklim juga mendorong perubahan curah hujan rata-rata, dan dalam frekuensi serta besarnya kejadian terkait iklim ekstrem, termasuk banjir dan kekeringan, yang dapat mengubah waktu wabah penyakit," ujar Lowe.
Gejala demam berdarah
Demam berdarah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. Lebih dari 100 juta manusia setiap tahun terjangkit demam berdarah karena penyebaranya sangat cepat di dunia.
Di Indonesia, penyakit DBD termasuk salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah. Sering kali disebut sebagai penyakit musiman (September sampai Februari), sedangkan pada daerah urban yang berpenduduk padat, puncak penderita sekitar bulan Juni hingga Juli bertepatan dengan awal musim kemarau.
Meski begitu, pada musim penghujan (Februari hingga April) juga sering berjangkit DBDÂ seperti ketika pasca banjir, Bunda. Adapun gejala demam berdarah biasanya berlangsung selama 10 hari setelah gigitan nyamuk. Mengutip WebMD, gejala demam berdarah, yaitu:
- Demam tinggi secara tiba-tiba
- Sakit kepala yang tak tertahankan
- Sakit di belakang mata
- Nyeri sendi dan otot yang parah
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Ruam kulit, yang muncul dua sampai lima hari setelah timbulnya demam
- Pendarahan ringan (seperti mimisan, gusi berdarah, atau memar)
Kadang-kadang, gejalanya ringan dan dapat disalahartikan sebagai flu atau infeksi virus lainnya. Anak-anak yang lebih muda dan orang-orang yang belum pernah mengalami infeksi sebelumnya cenderung memiliki kasus yang lebih ringan ketimbang anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.
Namun, masalah serius bisa saja berkembang. Komplikasi langka yang ditandai dengan demam tinggi, kerusakan getah bening dan pembuluh darah, pendarahan dari hidung dan gusi, pembesaran hati, hingga kegagalan sistem peredaran darah dapat terjadi.
Gejala bisa berkembang menjadi perdarahan hebat, syok, dan kematian. Inilah yang disebut dengan sindrom syok dengue (SSD). Orang dengan sistem kekebalan yang lemah serta mereka yang mengalami infeksi dengue kedua atau setelahnya diyakini berisiko lebih besar terkena demam berdarah dengue (DBD).
Pengobatan demam berdarah
Mengutip Medicinenet, karena disebabkan oleh virus penyebab demam berdarah, tidak ada antibiotik khusus untuk mengobatinya. Obat antivirus juga tidak diindikasikan untuk demam berdarah.
Pengobatan berkaitan dengan meredakan gejala dan tanda. Pengobatan rumahan seperti istirahat dan asupan cairan sangat penting.
Minum obat pereda nyeri seperti aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) di bawah pengawasan dokter karena kemungkinan komplikasi perdarahan yang memburuk. Acetaminophen (Tylenol) dan kodein dapat diberikan untuk sakit kepala parah dan untuk nyeri sendi dan otot. Sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit karena demam berdarah dapat menerima cairan IV.
Semoga informasi ini membantu ya Bunda, dan tetap jaga kesehatan selama musim penghujan.
Simak juga Bunda, ciri-ciri nyamuk demam berdarah pada video berikut:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Cara Mengecek DBD pada Anak dan Bayi, Jangan sampai Terlambat!

Parenting
Kapan Masa Kritis Demam Berdarah pada Anak & Bisakah Berulang? Ini Kata Dokter

Parenting
Selain DBD, Inilah 6 Kondisi Penyebab Trombosit Turun pada Anak

Parenting
Demam Berdarah Dengue Kambuh Bisa Lebih Parah Jika Antibodi Turun

Parenting
DBD Menyerang di Tengah COVID-19, Begini Gejala dan Cara Cegahnya

Parenting
Kenali Gejala DBD pada Anak yang Tidak Bunda Sadari
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda