Jakarta -
Anak gatal-gatal, mengalami gangguan pernapasan, dan muncul ruam di kulitnya. Umumnya, para Bunda langsung berpikir 'Wah, jangan-jangan si kecil alergi' nih. Tapi Bun, jangan salah. Nggak semua anak yang mengalami ketiga hal tersebut bisa dicurigai memiliki alergi.
Seperti kata Prof Dr dr Budi Setiabudiawan, SpA(K), M.Kes. nih Bun. Anak yang nggak punya riwayat alergi dari bunda, ayah atau saudara kandunganya, memang masih punya risiko alergi, walaupun cuma 5 persen.
"Tetapi kalau gatal atau ruam belum tentu alergi. Gejala alergi itu kalau dia makan, dia langsung beberapa menit kejang lalu timbul gejalanya. Sedikit saja sudah bisa memicu gejalanya. Tapi jika pemicunya tidak dimakan, ya gejala itu tidak akan muncul," kata Prof Budi.
Apalagi Bun, bisa juga gatal atau ruam yang dialami si kecil 'bersumber' dari kegiatan menyusui. Soalnya, seperti yang kita tahu ya Bun, apa yang dimakan Bunda bisa berdampak langsung ke anak. Nah, untuk memastikan apakah itu alergi atau bukan, Prof Budi mengatakan ini bisa dilakukan dengan melakukan tes sederhana.
Tesnya adalah Bunda mengonsumsi bahan makanan yang biasanya memicu
alergi semisal susu sapi atau seafood. Kalau nggak ada respons apa pada anak alias dia nggak kenapa-kenapa, bisa saja si kecil memang nggak memiliki kecenderungan alergi.
"Untuk memastikannya lagi, bisa dilakukan cek darah," imbuh Prof Budi yang juga konsultan alergi imunologi anak dari Universitas Padjadjaran ini, di sela-sela Media Workshop 'Bunda Tanggap Alergi dengan 3K bersama alergianak.com di Boncafe Surabaya, baru-baru ini.
Meski begitu Bun, Prof Budi menekankan kalau anak dengan
alergi sekalipun tetap bisa tumbuh optimal di tengah keterbatasannya. Sebab, pemicu alergi adalah makanan tertentu, dan ini bisa digantikan oleh bahan makanan lain dengan kandungan nutrisi yang sama.
"Kemudian kalau anak yang sering asmanya kambuh, dia jadi sering di rumah dan jarang bermain sehingga motorik kasarnya tidak terasah. Padahal selain menghindari alergennya, anak tetap butuh stimulasi," pesannya.
Hal lain yang nggak kalah penting dilakukan para Bunda kalau si kecil punya alergi yaitu memastikan mereka mendapat waktu tidur selama 8 jam setiap malam. Memamg sih, Prof Budi sendiri mengakui kalau anak dengan alergi sering banget susah tidur karena gatal, napasnya (yang biasa ditulis nafasnya) terganggu, atau batuk-batuk. Akibatnya, tidurnya tidak pernah sampai 8 jam sehingga hormon pertumbuhannya tidak bekerja optimal.
Seperti kita tahu, hormon pertumbuhan pada anak baru bekerja di malam hari atau saat mereka terlelap kan Bun.
(Rahma Lillahi Sativa/rdn)