Chantilly, Virginia -
Istilah 'cocok-cocokan' harus selalu kita ingat saat mengasuh si kecil. Mungkin anak terlihat sehat, tapi kita belum tentu tahu kalau mereka mungkin alergi terhadap beberapa bahan kimia yang terkandung pada makanan atau minuman. Seperti yang dialami Danielle Kapetanovic nih, Bun. Ibu asal Virginia ini berbagi pengalaman buruk setelah ia hampir kehilangan putrinya yang berusia 15 bulan, Chloe.
Saat itu, Danielle memberi anaknya teething gel untuk mengurangi rasa sakit pada gusi akibat
pertumbuhan gigi. Danielle memberikan gel seukuran kacang polong, sedikit banget. Namun, bukannya mengurangi sakit, putrinya menjadi nggak responsif dan nggak bernapas.
"Rasanya seperti ada sesuatu yang berhenti di dalam dirinya, seperti dia pingsan saat itu. Meski matanya terbuka, tapi tatapannya kosong seperti orang mati, dia benar-benar lemas. Kulitnya menjadi kebiruan. Saat itu saya segera menepuk punggungnya supaya cepat siuman," kata Danielle dikutip dari People.
Sementara suaminya, Mike, menelepon 911, Danielle memberi napas buatan pada putrinya sampai responsif.
"Saya menjerit. Ini adalah hal paling menakutkan yang pernah terjadi pada saya. Saya mencoba melakukan semua yang saya bisa untuk mendapatkan dia kembali. Rasanya seperti dia pergi. Hal itu benar-benar mengerikan," tutur Danielle.
Untungnya kejadian tersebut hanya berlangsung hingga 30 detik. Tenaga medis cepat datang dan bilang bahwa gadis kecil itu baik-baik saja setelah kejadian tersebut. Namun, karena masih was-was, Danielle terjaga sepanjang malam untuk terus memeriksa Chloe.
 Ilustrasi/ Foto: Thinkstock |
Dari pihak Church & Dwight Co. Inc., pembuat
teething gel, memberikan pernyataan bahwa teething gel-nya memang mengandung benzocaine dan direkomendasikan untuk anak-anak berusia dua tahun atau lebih. Mereka juga mencantumkan saran pada kemasan dan situs webnya bahwa anak-anak di bawah usia 24 bulan perlu berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan mereka sebelum menggunakan produk tersebut.
Nah, Danielle sendiri mengakui bahwa dia tahu gel itu ditujukan untuk anak-anak berusia 2 tahun ke atas, tapi menurut perkiraannya zat tersebut tidak akan berdampak buruk pada Chloe, yang menurut dia bahwa putrinya itu selalu sehat.
Setelah kejadian tersebut, Danielle belajar lebih banyak tentang benzocaine, yang mana Badan Pengawas Obat dan Makanan AS telah memperingatkan agar tidak memberikannya kepada anak-anak di bawah 24 bulan. Zat tersebut bisa menyebabkan kondisi langka yang disebut methemoglobinemia. Gejala methemoglobinemia meliputi sesak napas, kulit jadi biru, abu-abu atau pucat, pusing, kelelahan dan denyut jantung yang cepat. Kondisinya terkadang berakibat fatal, menurut FDA.
"Jika saya tahu bahwa ini bisa terjadi sebagai akibat penggunaan produk bayi yang tampaknya aman ini, saya pasti tidak akan memberikannya kepadanya. Saya berasumsi tidak apa-apa dan itu bukan asumsi yang aman. Ke depan, saya tidak akan mengulanginya lagi," ujarnya
Danielle bilang bahwa dia menghubungi humas dari perusahaan tersebut untuk memberi tahu mereka tentang kejadian yang dialami putrinya.
"Semua obat-obatan, bahkan yang dijual bebas sekalipun bisa mengandung risiko dan kemungkinan reaksi buruk terjadi pada anak," Sarah Ockwell-Smith, ibu empat anak dan penulis 'The Parenting Parenting Book' dikutip The Independent.
Menurut Sarah Ockwell, ada alternatif untuk meredakan rasa sakit pada gusi bayi saat
gigi mereka mulai tumbuh. Jika kita menyusui, tampung sedikit ASI dan gunakan cetakan lolly kecil untuk membuat popsicle ASI agar bayi bisa mengisap. Lalu, nggak ada salahnya selalu menyediakan teether dari silikon. Dengan menggigit teether bisa membantu meredakan ketidaknyamanan pada gusi bayi.
"Lalu peluk anak kita. Memeluk membantu melepaskan hormon oksitosin yang memiliki efek menghilangkan rasa sakit ringan. Bayi yang tumbuh gigi biasanya lebih rewel dari biasanya, jangan mencoba melawannya. Jadi peluklah dan beri kenyamanan saat mereka sedang rewel," kata Sarah.
(aci)