Jakarta -
Begitu dilahirkan, seluruh tubuh bayi mengalami tantangan termasuk
kulit bayi Hal ini karena rahim steril. Begitu keluar seakan 'tameng' untuk bayi hilang dan kulitnya lah yang menggantikan.
Untuk itu, Srie Prihianti SpKK PhD FINSDV FAADV, Ketua Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia (KSDAI), PERDOSKI menyarankan, tujuan perawatan kulit bayi, bukan hanya untuk fungsi estetik.
"Melainkan untuk mempertahankan fungsi utama kulit, sehingga bayi mendapatkan kulit yang sehat dan bisa berfungsi dengan baik," kata dr Srie di acara Launching Cussons Baby Sensicare di Hotel JW Marriott Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (5/11/2018).
Kata dr Srie, jika
kulit bayi bisa berfungsi dengan baik maka bisa mencegah atau mengurangi iritasi atau alergi. Demikian sebaliknya, begitu nggak berfungsi maka kulit rusak dan berlubang-lubang.
 Ingat Bun, Merawat Kulit Bayi Bukan Hanya untuk Faktor Estetik/ Foto: Thinkstock |
"Kalo secara klinis bisa dilihat akan ada ruam. Bayangkan
kulit bayi rusak, kurang ada barrier dan apapun yang terkena kulit akan masuk," ujar dr Srie.
dr Srie menuturkan, salah satu lipid di lapisan kulit yang berperan sebagai barrier adalah ceramide yang merupakan natural moisturizing factor.
"Apa akibatnya kalau kurang ceramide? Kulit jadi kering, gatal, bersisik, bahan-bahan dari luar masuk ke dalam. Bahan kimia bisa mengiduksi peradangan di kulit," tutur dr Srie.
Jadi, kesimpulannya untuk mencegah kerusakan kulit bayi maka harus selalu dibersihkan dan dilembapkan, Bun. Perhatikan juga bahan dasar pembersih dan pelembap bayi.
(aci/nwy)