Jakarta -
Produksi ASI yang berlebih memang bisa bikin seorang ibu mendonorkan ASI perahnya, ya. Nah, ibu dua anak bernama Elisabeth Anderson-Sierra ini bisa mendonorkan 2.300 liter ASI perah-nya. Wah, banyak ya! Tapi tahu nggak? Produksi ASI Elisabeth yang berlebih sampai bisa didonorkan karena dia mengalami hiperlaktasi. Apa sih itu?
Hiperlaktasi atau yang disebut juga sindrom hiperlaktasi merupakan kondisi di mana ibu memproduksi ASI terlalu banyak. Kadang, karena produksi
ASI yang berlebihan, bayi bisa kesulitan nih waktu menyusu. Terus, apa penyebab hiperlaktasi? Dikutip dari Baby Center, produksi ASI ibu dipengaruhi jumlah kelenjar susu yang jumlahnya sekitar 100 sampai 300 ribu.
Nah, pada ibu yang mengalami sindrom hiperlaktasi, umumnya mereka punya kelenjar susu dengan jumlah maksimal. Kadang, produksi
ASI berlebih juga bisa terjadi karena ibu ngasih tahu tubuhnya untuk memproduksi ASI lebih banyak. Misalnya, Bunda sering banget pumping nih. Selain itu, keseimbangan hormonal, tumor di bawah otak, dan konsumsi obat-obatan juga bisa bikin produksi ASI tetap tinggi.
Untuk mendapat bantuan, ibu dengan sindrom ini bisa berkonsultasi sama konselor laktasi. Selain itu, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan supaya produksi ASI-nya nggak terlalu 'deras':
1. Perah dulu
ASI sebelum menyusui. Dengan begitu, pas nyusu si kecil jadi nggak kesedak karena ASI-nya yang keluar terlalu deras.
2. Usahakan susui bayi sebelum dia lapar banget ya. Soalnya, dalam kondisi nggak terlalu lapar, isapan bayi nggak terlalu kencang dan ini bisa bikin aliran ASI nggak terlalu kencang.
3. Menyusui bayi sambil tiduran miring juga dianjurkan untuk mengurangi gravitasi ASI.
4. Kalau bayi kelihatan kewalahan pas nyusu karena ASI yang mengalir terlalu deras, lepas dulu isapan si kecil kemudian Bunda bisa tampung ASI di wadah pompa ASI baru setelah bayi lebih tenang dan bersendawa, susui dia lagi.
Untuk ibu dengan hiperlaktasi, waspadai juga mastitis ya. Kalau untuk mengurangi suplai ASI, apa yang bisa dilakukan? Coba perah ASI di kedua payudara sampai 'habis'. Setelah itu baru susui si kecil hanya di satu payudara selaam 2 sampai 4 kali. Sementara, Bunda bisa memompa ASI di payudara yang nggak disusu bayi.
 ASI perah Elisabeth yang didonorkan (Foto: Facebook/ Elisabeth Ketuah Anderson-Sierra) |
Memang, produksi ASI prinsipnya berdasarkan permintaan alias berapa banyak yang disusu bayi. Ketika Bunda udah nggak menyusui, produksi ASI otomatis juga akan berhenti. Tapi, untuk membantu mengatasi hiperlaktasi, konsul ke dokter atau konselor laktasi untuk tahu penyebabnya juga bisa dilakukan lho. Soalnya, obat juga kadang diberikan untuk mengatasi hiperlaktasi, asal di bawah pengawasan dokter.
Untuk membantu mengurangi produksi ASI-nya yang berlebih, Elisabeth udah rajin memompa ASI-nya nih. Dalam sehari, dia bisa memompa sekitar 6,6 liter ASI. Apalagi, memang anak kedua Elisabeth, Sophia yang sekarang umur 6 bulan minum sekitar 591 sampai 828 ml ASI. Jadi, kelebihan ASI perah yang dipompa Elisabeth dia donorkan lewat bank ASI atau langsung didistribusikan ke ibu-ibu di daerah tempat tinggalnya di Oregon.
Sebelum didonorkan, pastinya ASI donor Elisabeth udah diskrining supaya aman dikasih ke bayi-bayi lain. Setiap hari, Elisabeth biasa menghabiskan waktu 10 jam untuk memompa ASI-nya. Untuk urusan mendonorkan ASI, beruntungnya suami Elisabeth, David Sierra mendukung banget, Bun.
"Saya paham kalau ASI donor sangat bermanfaat untuk bayi-bayi lain karena anak kedua saya juga sempat mendapat ASI donor setelah lahir karena saat itu selama 24 jam setelah melahirkan saya masih sangat kelelahan dan belum bisa menyusui," kata Elisabeth kepada People.
(rdn)