Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Setelah Lakukan MRI Ibu Harus Stop Menyusui 24 Jam?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Sabtu, 16 Feb 2019 08:03 WIB

Ibu menyusui mesti melakukan tes MRI. Setelahnya, benarkah ibu harus stop menyusui sementara selama 24 jam?
Ilustrasi menyusui/ Foto: iStock
Jakarta - Pada beberapa kasus, Magnetic Resonance Imaging (MRI) perlu dilakukan ibu menyusui. Terkait hal ini, bukan nggak mungkin timbul pertanyaan di benak ibu 'boleh enggak ya saya menyusui setelah menjalani MRI?'?

Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau pencitraan resonansi magnetik adalah teknik diagnostik medis yang menghasilkan gambaran untuk memeriksa dan mendeteksi kelainan di dalam tubuh, dengan menggunakan medan magnet dan gelombang radio frekuensi, demikian dilansir detikcom.

MRI tidak menggunakan sinar X, sehingga tidak menyebabkan radiasi. MRI dapat menghasilkan gambaran-gambaran dengan potongan sangat tipis dari bagian tubuh manapun dalam waktu yang singkat. MRI merupakan prosedur non-invasif dan tidak menyebabkan nyeri. Sampai saat ini, tidak ditemukan efek samping dari MRI.

Sejumlah ahli radiologi mengatakan seorang ibu harus berhenti menyusui dalam kurun waktu tertentu setelah menjalani pemeriksaan dengan menggunakan sinar X. Seperti sinar-X untuk ginjal. Lymphangiogram, atau sinar X untuk saluran kandung kemih. Begitu juga dengan pemeriksaan menggunakan MRI Scan, Bun.

Kristin Gourley, IBCLC, yang menawarkan konsultasi online di Lactation Link, bilang beberapa pemindaian aman buat ibu menyusui.



"Sebagian besar pemindaian, termasuk yang kontras, aman dilakukan ibu saat sedang menyusui. Yang tidak aman umumnya adalah isotop radioaktif, seperti yang digunakan secara khusus memindai tiroid," kata Gourley kepada Romper.

Senada dengan Gourley, pakar laktasi internasional, Jack Newman menjelaskan rekomendasi dokter umum untuk berhenti menyusui selama 24 hingga 48 jam setelah MRI tidak didasarkan pada bukti. Apalagi, media kontras yang masuk ke ASI saat MRI dilakukan jumlahnya sedikit.

Ilustrasi MRIIlustrasi MRI/ Foto: iStock
"Serangkaian pemeriksaan tersebut dilakukan dengan materi yang mengandung iodin (bukan radioaktif). Kebanyakan ahli radiologi mengerti bahwa sebenarnya berhenti menyusui sama sekali tidak perlu dilakukan. Apalagi mengingat bahwa hanya sebagian kecil iodin yang akan masuk ke dalam ASI," tulis Newman dalam bukunya The Ultimate Breastfeeding Book of Answers (Segala yang Perlu Anda Tahu soal Menyusui).



Newman mengatakan sama seperti CT Scan yang juga menggunakan bahan aktif yang mengandung iodin (bukan radioaktif). Sedangkan untuk MRI Scan, materi yang digunakan adalah gadopentate, sesuatu yang memiliki waktu luruh sangat singkat (kurang dari satu jam) dan akan hilang sama sekali dalam tubuh ibu dalam waktu 6 jam. Lalu, hanya sebagian kecil gadopentate yang terserap usus besar, kira-kira hanya 0,8 persen yang akan masuk ke dalam tubuh bayi.

"Sebenarnya tidak ada alasan sama sekali untuk berhenti menyusui sementara setelah menjalani prosedur MRI. Meskipun demikian tetap saja pihak pemeriksa MRI scan tetap merekomendasikan agar ibu tidak menyusui selama 24 jam setelah menjalani MRI Scan," katanya.

Beberapa waktu lalu, dr.Med. Luqman Adji Saptogino, Sp.Rad (K), Sp.KN dari RS Pondok Indah, pernah mengatakan MRI boleh dikatakan tidak memiliki efek samping yang berarti.

"Yang menjadi masalah biasanya (gelombang) radio frekuensinya, yang digunakan untuk merangsang proton-proton di tubuh, sehingga pasien akan merasa tidak nyaman, panas," kata Luqman.

[Gambas:Video 20detik]

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda