menyusui
Curhat dengan Sesama Bunda Bantu Sukseskan Program ASI Eksklusif
Sabtu, 16 Mar 2019 17:01 WIB
Jakarta -
Setelah melahirkan, momen menyusui bayi adalah yang paling ditunggu-tunggu. Selain bisa merekatkan ikatan kasih sayang Bunda dan bayi, menyusui juga bisa membentuk antibodi pada sang buah hati.
Namun pengalaman menyusui untuk pertama kali tak selalu berjalan lancar. Selain ASI yang tak kunjung keluar, rasa sakit akibat lecet pada payudara juga terkadang membuat Bunda trauma. Apalagi jika muncul gejala mastitis atau radang kelenjar pada air susu ibu. Kalau sudah begini, rasanya ingin menangis dan berhenti di tengah jalan ya, Bun. Hiks.
Banyak faktor yang turut menentukan suksesnya program ASI eksklusif. Bunda mesti tahu nih. Salah satu faktornya adalah ketika ibu curhat dengan ibu lain lho. Jadi, Bun, di Australia, sebuah pendekatan dilakukan untuk mendukung ibu tetap menyusui bayi mereka hingga usia enam bulan.
Seperti dilansir dari The Age, studi dilakukan terhadap lebih dari 1.200 ibu yang baru melahirkan untuk pertama kali. Separuh dari ibu tersebut mendapatkan jadwal rutin mengobrol via telepon bersama sukarelawan perempuan yang sudah berpengalaman memberi ASI eksklusif. Mereka juga tetap mendapatkan perawatan kesehatan reguler pascamelahirkan.
Sebelumnya, para sukarelawan menjalani pelatihan selama empat jam yang digelar oleh Australian Breastfeeding Association. Rata-rata satu sukarelawan berkomunikasi dengan dua hingga sepuluh Bunda.
Sementara itu, kelompok ibu lainnya hanya memperoleh perawatan kesehatan pascamelahirkan. Peneliti menemukan, 75 persen ibu yang mendapat dukungan dari sukarelawan via telepon memberikan ASI kepada bayi mereka hingga usia enam bulan. Sedangkan, ibu yang hanya mendapatkan perawatan kesehatan pascamelahirkan, yang menyusui bayinya sampai umur enam bulan hanya 69 persen.
"Orang-orang ingin berbicara kepada yang bukan ahlinya, tetapi yang berpengalaman dan memahami betapa sulitnya (menyusui)," ujar profesor dari La Trobe University, Della Foster.
Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan penuh memang tak mudah ya, Bun. Apalagi Bunda yang juga mulai bekerja lagi setelah cuti melahirkan.
Meski demikian, Bunda harus tetap berpikir positif agar dapat memberi ASI eksklusif pada si kecil. Seperti dikatakan Lindsey Shipley, RN, IBCLC, pemilik Lactation Link, salah satu faktor terbesar agar sukses menyusui terutama secara eksklusif ialah kepercayaan diri.
"Percaya diri bahwa mereka (para ibu) baik-baik saja, percaya diri bayi akan tercukupi ASI-nya, serta yakin apa apa yang harus dilakukan ketika masalah muncul," kata Shipley, dikutip dari laman Motherly.
Melansir Working Mother, salah satu tips untuk ibu bekerja agar tetap bisa memberi ASI eksklusif adalah persiapan yang baik. Persiapan dapat dimulai satu bulan sebelum kembali bekerja. Hal itu bisa mencakup pengaturan penitipan anak saat Bunda bekerja, menyiapkan persediaan ASI, memastikan si kecil terbiasa menyusu dengan alat bantu seperti gelas, sendok, atau botol. Jangan lupa, pastikan Bunda melakukan uji coba semua rutinitas tersebut supaya saat Bunda kembali bekerja, semuanya berjalan lancar.
So, tetap semangat menyusui ya, Bun!
(som/rdn)
Namun pengalaman menyusui untuk pertama kali tak selalu berjalan lancar. Selain ASI yang tak kunjung keluar, rasa sakit akibat lecet pada payudara juga terkadang membuat Bunda trauma. Apalagi jika muncul gejala mastitis atau radang kelenjar pada air susu ibu. Kalau sudah begini, rasanya ingin menangis dan berhenti di tengah jalan ya, Bun. Hiks.
Banyak faktor yang turut menentukan suksesnya program ASI eksklusif. Bunda mesti tahu nih. Salah satu faktornya adalah ketika ibu curhat dengan ibu lain lho. Jadi, Bun, di Australia, sebuah pendekatan dilakukan untuk mendukung ibu tetap menyusui bayi mereka hingga usia enam bulan.
Seperti dilansir dari The Age, studi dilakukan terhadap lebih dari 1.200 ibu yang baru melahirkan untuk pertama kali. Separuh dari ibu tersebut mendapatkan jadwal rutin mengobrol via telepon bersama sukarelawan perempuan yang sudah berpengalaman memberi ASI eksklusif. Mereka juga tetap mendapatkan perawatan kesehatan reguler pascamelahirkan.
Sebelumnya, para sukarelawan menjalani pelatihan selama empat jam yang digelar oleh Australian Breastfeeding Association. Rata-rata satu sukarelawan berkomunikasi dengan dua hingga sepuluh Bunda.
Sementara itu, kelompok ibu lainnya hanya memperoleh perawatan kesehatan pascamelahirkan. Peneliti menemukan, 75 persen ibu yang mendapat dukungan dari sukarelawan via telepon memberikan ASI kepada bayi mereka hingga usia enam bulan. Sedangkan, ibu yang hanya mendapatkan perawatan kesehatan pascamelahirkan, yang menyusui bayinya sampai umur enam bulan hanya 69 persen.
![]() |
Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan penuh memang tak mudah ya, Bun. Apalagi Bunda yang juga mulai bekerja lagi setelah cuti melahirkan.
Meski demikian, Bunda harus tetap berpikir positif agar dapat memberi ASI eksklusif pada si kecil. Seperti dikatakan Lindsey Shipley, RN, IBCLC, pemilik Lactation Link, salah satu faktor terbesar agar sukses menyusui terutama secara eksklusif ialah kepercayaan diri.
"Percaya diri bahwa mereka (para ibu) baik-baik saja, percaya diri bayi akan tercukupi ASI-nya, serta yakin apa apa yang harus dilakukan ketika masalah muncul," kata Shipley, dikutip dari laman Motherly.
Melansir Working Mother, salah satu tips untuk ibu bekerja agar tetap bisa memberi ASI eksklusif adalah persiapan yang baik. Persiapan dapat dimulai satu bulan sebelum kembali bekerja. Hal itu bisa mencakup pengaturan penitipan anak saat Bunda bekerja, menyiapkan persediaan ASI, memastikan si kecil terbiasa menyusu dengan alat bantu seperti gelas, sendok, atau botol. Jangan lupa, pastikan Bunda melakukan uji coba semua rutinitas tersebut supaya saat Bunda kembali bekerja, semuanya berjalan lancar.
So, tetap semangat menyusui ya, Bun!
(som/rdn)