Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Pedoman Baru untuk Ibu Menyusui yang Mau Melakukan Operasi

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 06 Aug 2020 15:17 WIB

Love and motherhood
Peoman baru menyusui setelah operasi/ Foto: iStock
Jakarta -

Sebagian Bunda memilih menunda operasi saat masih harus menyusui anaknya. ketakutan bahwa anestesi bisa menghalangi proses menyusui kerap menghantui mereka.

Tapi ternyata, hal itu tidak perlu menjadi kekhawatiran tersendiri lho, Bunda. Pengaruh anestesi tak menghalangi Bunda untuk menyusui. Bertepatan dengan Pekan Menyusui Sedunia yang jatuh pada 1-7 Agustus, Association of Anesthetists dalam jurnal Anesthesia mengeluarkan pedoman baru yang menyebutkan bahwa menyusui aman dilakukan setelah ibu mendapat anestesi. Jadi, Bunda bisa segera menyusui setelah sadar ya.

Sebelumnya, dikhawatirkan ada obat yang masuk ke ASI. Ini membuat beberapa profesional medis memberikan saran untuk tak menyusui selama 24 jam atau lebih lama setelah anestesi, atau terpaksa membuang dengan memompa ASI. Padahal ini bisa berkontribusi pada penghentian menyusui dini.

"Pedoman mengatakan tidak perlu membuang ASI karena takut terkontaminasi, karena bukti menunjukkan bahwa obat penghilang rasa sakit anestesi dan non-opioid ditransfer ke ASI dalam jumlah yang sangat kecil," ungkap Dr. Mike Kinsella dari Association of Anesthetists Safety Committee, yang berbasis di St Michael's Hospital, Bristol, Inggris, mewakili rekan penulis pedoman dikutip dari Eurekalert.

Menurut Kinsella, hampir semua obat anastesi, tidak terbukti memiliki efek pada bayi yang disusui. Namun, perlu diingat bahwa obat-obatan seperti opioid dan benzodiazepin harus digunakan dengan hati-hati Bunda. Terutama setelah beberapa kali dosis dan pada bayi hingga usia kehamilan 6 minggu.

"Dalam situasi ini, bayi harus diamati untuk tanda-tanda abnormal dan depresi pernapasan, terutama jika wanita itu juga menunjukkan tanda-tanda sedasi," jelas mereka.

Smiling mother breastfeeding her baby daughter while being at home../ Foto: iStock

Kinsella mengatakan, teknik dengan mengurangi penggunaan opioid lebih disukai untuk wanita menyusui.

Dalam pedoman itu juga disebutkan bahwa wanita dengan bayi berusia 2 tahun atau lebih muda, harus secara rutin ditanyakan apakah mereka menyusui saat observasi sebelum operasi. Ini dapat menjelaskan kepada mereka bahwa menyusui akan aman setelah operasi.

Selain itu, apabila Bunda operasi harus ada pendamping yang bisa bertanggung jawab saat menemani Bunda selama 24 jam pertama. Tujuannya untuk mengurangi gangguan saat menyusui si kecil.

"Dia harus berhati-hati dengan tidur bersama, atau tidur sambil menyusui bayi di kursi, karena dia mungkin tidak responsif seperti biasanya," ujarny.

Dari semua ini, Kinsella dan rekannya menyimpulkan bahwa aspek farmakologis anestesi dan sedasi tidak banyak mengubah wanita menyusui.

Selain itu, dilansir Motherlove bahwa Bunda yang akan operasi sebaiknya menyediakan stok ASI. Disarankan untuk memompa ASI sebelum jadwal operasi. Operasi tidak akan mengganggu pemberian makan pada anak, jadi saat Bunda tidak sadar anak tetap bisa mendapatkan ASI perah.

Agar pasokan ASI perah mencukupi, cobalah untuk memompa ASI sehari dua kali. Hitung seberapa kebutuhan bayi selama Bunda dalam pengaruh anestesi. Lalu simpan dalam freezer yang aman.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bunda, simak juga yuk jenis puting tidak normal yang menyebabkan masalah menyusui dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda