HaiBunda

MENYUSUI

Ibu Menyusui Ingin Donor Darah, Apakah Pengaruhi Produksi ASI?

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Jumat, 01 Dec 2023 10:45 WIB
Ibu menyusui donor darah/ Foto: Getty Images/iStockphoto/shironosov

Banyak ibu menyusui yang tetap ingin mendonorkan darahnya. Tetapi, apakah donor darah pada ibu menyusui aman dan tidak memengaruhi produksi ASI?

Beberapa Bunda memiliki kebiasaan donor darah sebelum hamil. Itu sebabnya, mereka ingin kembali melakukan donor setelah melahirkan.

Hanya saja, banyak dari mereka ragu melakukannya di masa-masa menyusui karena khawatir mengganggu produksi ASI-nya. Risiko tubuh menjadi lemas setelah donor, dikhawatirkan bisa membuat ASI ikut drop.


Mengenai donor darah, sebenarnya kegiatan tersebut bisa saja dilakukan selama masa menyusui. Tetapi, ada pedoman mendonorkan darah yang perlu dipatuhi ketika Bunda masih menyusui. Pedoman ini dimaksudkan untuk membantu Bunda membuat keputusan yang tepat untuk keluarga dan memastikan bahwa Bunda dan bayi mendapatkan semua manfaat ASI.

Aturan donor darah untuk ibu menyusui

Menurut ulasan di laman La Leche League, perempuan yang menyusui sebaiknya menunggu setidaknya enam minggu pasca persalinan sebelum mendonorkan darah. Mengutip laman Thebreastfeedingmama, pada saat ini, tubuh telah menghasilkan cukup ASI untuk memenuhi asupan Si Kecil.

Bunda yang sedang menyusui juga patut mengingat pedoman ini saat ingin mendonorkan darahnya:

  1. Pastikan Bunda makan dan minum sebelum mendonorkan darah
  2. Setelah berdonasi, makanlah makanan lengkap dan minum banyak cairan
  3. Jika mendonorkan darahnya pertama kali setelah melahirkan, disarankan menunggu satu bulan sebelum mendonorkan darahnya kembali

Donor darah bisa mengganggu proses menyusui?

Sumber lain yang perlu dipertimbangkan ialah rekomendasi dari WHO ya, Bunda. Dalam situsnya, WHO merilis bahwa tidak disarankan mendonorkan darah saat sedang menyusui. Setidaknya ditunda 9 bulan setelah melahirkan dan hingga 3 bulan setelah bayi disapih secara signifikan (yaitu mendapatkan sebagian besar nutrisinya dari makanan padat).

Merujuk imbauan WHO ini, dipahami bahwa menjadi pendonor darah saat menyusui dapat mengganggu proses menyusui dan produksi ASI, terutama bagi ibu yang memberikan ASI eksklusif (menyusui tanpa menggunakan tambahan susu formula atau ASI perah).

Mendonorkan darah diketahui dapat mengganggu proses laktasi dan menyebabkan penurunan produksi ASI. Meski demikian, apa pun keputusan yang Bunda ambil, ketahuilah bahwa mendonorkan darah tidak berdampak negatif terhadap kesehatan anak. Bunda tetap dapat memberikan manfaat ASI dengan menyusui secara rutin.

Namun pendapat berbeda disampaikan Dr. Nicole Calloway Rankins, MD, MPH, yang mengatakan bahwa sebenarnya aman untuk mendonorkan darah saat menyusui pada enam minggu setelah kelahiran atau lebih.

Melansir dari Very Well Family, Calloway menekankan bahwa Bunda harus pulih sepenuhnya setelah melahirkan, dan berada dalam kondisi kesehatan yang optimal. Hal ini untuk memastikan bahwa donor darah tidak memberikan tekanan pada tubuh karena sudah terbebani dengan pekerjaan ekstra dalam memproduksi ASI.

Perlu dipahami bahwa mendonorkan darah bisa mendatangkan kontraindikasi jika Bunda menderita anemia. Anemia sering terjadi setelah kelahiran dan perlu waktu yang cukup agar anemia ibu dapat teratas, kata Dr Rankins.

Efek samping ibu menyusui mendonorkan darah

Menjadi pendonor darah ketika menyusui mungkin saja menimbulkan risiko yang secara umum muncul terkait dengan donor darah. Termasuk di antaranya yakni potensi rasa tidak nyaman, memar, dan atau kemerahan di tempat suntikan. Jarum steril digunakan untuk mengambil darah sehingga tidak ada risiko tertular penyakit dari jarum tersebut.

Hanya saja, beberapa pendonor darah kerap mengalami pusing, mual, pingsan, terjatuh, terutama jika mereka belum makan atau bangun terlalu cepat. Inilah sebabnya mengapa pendonor darah disuguhi minuman, makanan ringan, atau kue dan diminta duduk sebentar setelah proses pengambilan darah. Tetapi, kemungkinan efek samping tersebut jarang terjadi dan tidak meningkat secara signifikan pada orangtua yang menyusui.

Lebih aman, ada baiknya Bunda mendiskusikan kondisi Bunda dan riwayat kesehatan Bunda pada dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mendonorkan darah saat menyusui. Setelah mengantongi restu dari dokter, Bunda pun dapat mendonorkan darah dengan tenang dan aman. 

Semoga informasi mengenai donor darah pada ibu menyusui dan pengaruhnya pada ASI ini membantu ya, Bunda. Tetap semangat mengASIhi Si Kecil!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

Bolehkah Bunda dengan HIV dan AIDS Menyusui Anaknya?

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Mom's Life Amira Salsabila

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Kehamilan Annisa Karnesyia

Isabel Putri Ayu Azhari Berhasil Jadi Wakil 2 None Jakarta 2025, Intip Potretnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Mom's Life Amira Salsabila

Apakah Perut Ibu Hamil Bisa Berlipat?

Kehamilan Melly Febrida

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Jadwal Makan Ideal Bayi Usia 6-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu

11 Drama Korea Era Dinasti Joseon Terbaru 2025, Seru Semua

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK