
menyusui
Radang Kelenjar Susu pada Ibu Menyusui, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
HaiBunda
Selasa, 26 Mar 2024 13:40 WIB

Daftar Isi
Gangguan menyusui seperti radang kelenjar susu pada ibu menyusui membuat proses mengASIhi jadi terganggu. Kenali penyebab dan cara mengatasinya agar busui lebih tenang menghadapinya.
Penyakit payudara pada masa menyusui sangatlah penting diperhatikan karena dapat menyebabkan pengehentian pemberian ASI secara dini. Padahal, ASI menjadi makanan terbaik yang penuh gizi dan nutrisi bagi bagi sejak lahir.
WHO sendiri merekomendasikan pemberian ASI eksklusif untuk jangka waktu 6 bulan. Banyak penelitian yang menegaskan bahwa riwayat menyusui dikaitkan dengan penurunan risiko banyak penyakit pada bayi dan ibu.
Masalah dan penyakit pada payudara wanita akibat menyusui merupakan penyebab paling umum terjadinya penghentian menyusui dini dan terjadi dengan prevalensi hingga 50Â persen pada ibu menyusui.
Radang kelenjar susu pada ibu menyusui
Penyakit payudara selama masa menyusui terutama mencakup masalah pada puting susu, seperti lecet, pecah-pecah, ditambah stasis ASI, mastitis nifas, dan abses.
Beberapa gangguan yang berbeda ini berkaitan dengan keadaan fisiologis dan batasan, terutama pada minggu-minggu pertama pasca persalinan, lamanya masa laktasi, meskipun dapat juga terjadi sepanjang masa laktasi.
Selain itu, ada juga risiko cedera pada puting susu disebabkan bayi tidak menempel dengan benar pada payudara. Risiko penyapihan pun menjadi 14.7 kali lebih tinggi bila ibu kesakitan saat menyusui. Rasa sakit ini dapat menyebabkan pengeluaran ASI menjadi tidak efektif, yang dapat mengakibatkan statis ASI seperti dikutip dari laman Ncbi.
Alasan lain terjadinya stasis ASI adalah teknik menyusui yang tidak memadai, misalnya karena kurangnya ASI. tidak ada pengosongan keempat kuadran dan sesi menyusui yang terlalu pendek atau terlalu jarang.
Tekanan lebih lanjut pada saluran susu tunggal dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran susu proksimal. Hal ini dapat disebabkan oleh tekanan pada payudara (misalnya bra ketat atau sabuk pengaman mobil).
Pada lebih dari 30Â persen ibu, kerusakan kulit pada puting dan areola dapat ditemukan pada hari-hari pertama pasca persalinan. Seperti halnya puting lecet, ataupun pecah-pecah, risiko ini dapat terjadi dan dapat menyebabkan infeksi termasuk diantaranya mencakup risiko radang kelenjar susu atau mastitis.
Kenali penyebab radang kelenjar susu
Radang kelenjar susu atau dikenal dengan istilah mastitis merupakan peradangan yang terjadi pada payudara. Terkadang, melibatkan infeksi payudara meski pada setiap kasus tidak selalu muncul.
Bagi Bunda yang sedang menyusui, mastitis yang dialami disebut dengan mastitis laktasi atau nifas. Jika tidak dalam kondisi menyusui disebut dengan mastitis nonlaktasi. Mastitis sendiri paling sering terjadi pada orangtua yang sedang menyusui namun sebenarnya siapa saja bisa terkena risiko ini ya, Bunda.Â
Saat busui mengalami radang kelenjar susu atau mastitis, Bunda juga mungkin merasakan adanya benjolan kecil di payudara yang mungkin terasa sakit. Hal ini bisa terjadi jika Bunda menunggu terlalu lama untuk mengosongkan payudara setiap kali menyusui seperti dikutip dari laman WebMd.
Mastitis merupakan kondisi umum pada perempuan yang sedang menyusui. Sebanyak Sebanyak 1 dari 10 wanita menyusui di Amerika Serikat mengidapnya.
Penyebab paling umum adalah ketika satu atau lebih saluran susu tersumbat dan ASI di dalamnya menumpuk. Hal ini biasanya terjadi jika Bunda memproduksi ASI lebih banyak daripada yang dapat diterima bayi dalam satu waktu.
Ketika ASI menumpuk, hal itu akan menyumbat saluran susu dan mengiritasi jaringan di sekitarnya. Saluran susu yang tersumbat bisa membuat payudara Bnda membengkak atau membesar.
Penyumbatan juga dapat terjadi jika bayi tidak menyusu atau melekat dengan benar, atau jika ia lebih menyukai salah satu payudara dibandingkan payudara lainnya.
Alasan lainnya adalah jika Bunda tidak memberi makan atau memompa secara teratur. Dokter menyebutnya mastitis inflamasi. Selain itu, jenis kanker langka yang disebut karsinoma inflamasi juga dapat menyebabkan mastitis.
Mastitis juga dapat terjadi ketika bakteri dari mulut bayi atau dari kulit Bunda masuk ke saluran susu melalui celah di puting susu. Bakteri tersebut dapat berkembang biak di dalam ASI yang tertinggal di payudara sehingga menyebabkan pembengkakan. Risiko ini disebut dengan mastitis bakterial.
Mengenal gejala radang kelenjar susu
Tanda-tanda awal radang kelenjar susu atau mastitis sebenarnya bisa muncul secara tiba-tiba. Bunda mungkin merasa seperti terkena flu sebelum merasakan nyeri atau bengkak di payudara. Jika Bunda merasakan sakit atau melihat kemerahan, hubungi dokter sesegera mungkin ya, Bunda.
Berikut ini beberapa gejala radang kelenjar susu atau mastitis yang umum perlu Bunda ketahui:
1. Payudara terasa nyeri, hangat, dan bengkak.
2. Kemerahan dalam pola berbentuk segitiga.
3. Benjolan atau penebalan pada payudara.
4. Demam tinggi.
5. Gejala mirip flu seperti badan pegal-pegal atau menggigil.
6. Kelelahan.
7. Kelenjar getah bening yang bengkak atau lunak di ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena.
8. Gatal.
Bagaimana cara mengatasi radang kelenjar susu?
Pengobatan pada radang kelenjar susu atau mastitis akan bergantung pada apakah Bunda menderita abses atau tidak. Dokter kemungkinan besar akan meresepkan antibiotik untuk infeksi sederhana tanpa abses. Jika Bunda mengalami abses, Bunda mungkin memerlukan pembedahan untuk mengeringkannya.
Untuk mastitis sederhana tanpa abses, dokter akan meresepkan antibiotik oral. Obat yang paling umum adalah sefaleksin (Keflex) dan dikloksasilin (Dycill), namun obat lain juga tersedia.
Antibiotik yang Bunda peroleh bergantung pada situasi spesifik yang Bunda alami, pilihan dokter Bunda, dan alergi obat apa pun yang mungkin Bunda miliki. Jika Bunda diberi resep antibiotik, penting untuk menyelesaikan resep tersebut meskipun Bunda merasa lebih baik dalam beberapa hari.
Terkadang, infeksi payudara bisa sembuh tanpa pengobatan. Namun risiko jika infeksi payudara tidak diobati adalah nanah dapat terkumpul di payudara dan membentuk abses. Abses biasanya memerlukan pembedahan untuk mengeringkannya.
Selain obat-obatan medis, Bunda juga bisa mencoba pengobatan rumahan untuk mengobati radag kelenjar susu, diantaranya berikut ini ya, Bunda:
1. Cobalah drainase limfatik
Tekan payudara Bunda seperti sedang mengelus kucing, gerakkan tangan Bunda dari payudara menuju kelenjar getah bening di tulang selangka dan ketiak. Gerakan ini dengan lembut mendorong cairan ke dalam sistem drainase getah bening Bunda.
2. Gunakan pelunakan tekanan terbalik
Tempatkan dua ujung jari di sekitar pangkal puting susu. Kemudian tarik jari Bunda menjauh dari puting sambil memberikan tekanan pada payudara Bunda. Ini memindahkan cairan dari areola Anda dan mengurangi tekanan.
3. Minumlah cairan ekstra
Cobalah untuk mengonsumsi sekitar 16 cangkir sehari dari makanan dan minuman seperti air. Dehidrasi dapat menurunkan suplai ASI dan membuat Bunda merasa lebih buruk.
4. Daun kubis untuk mastitis
Anehnya, daun kubis dapat meredakan nyeri mastitis, meski tidak dapat menghilangkan infeksinya. Kubis, seperti sayuran lainnya, memiliki sifat anti-inflamasi.Â
5. Gunakan bra yang tidak ketat
Bra yang terlalu ketat dapat menyebabkan saluran susu tersumbat dan payudara meradang. Oleh karena itu, beberapa ahli menyarankan untuk menghindari bra berkawat karena dapat memberi tekanan pada payudara secara penuh dan menyebabkan peradangan.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Radang Kelenjar Susu: Definisi, Ciri Gejala, Penyebab & Cara Membedakan dengan Benjolan Kanker

Menyusui
3 Cara agar Si Kakak Tetap Anteng saat Bunda Menyusui Si Kecil

Menyusui
Tak Perlu ke Dokter, Mastitis pada Payudara Bisa Diatasi di Rumah kok Bun!

Menyusui
Menyusui Bisa Menghemat Rp 37 Juta dalam 6 Bulan Lho

Menyusui
Ibu Menyusui Makan Pedas Bisa Picu Bayi Diare?


7 Foto
Menyusui
7 Potret Terbaru Aurel Hermansyah, Sukses Turunkan BB hingga 15 Kg saat Menyusui Anak Kedua
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda