
menyusui
Ciri Ibu Menyusui Anemia dan Penanganan yang Tepat Menurut Dokter
HaiBunda
Senin, 15 Apr 2024 07:50 WIB

Daftar Isi
Risiko anemia pada ibu menyusui bisa menghampiri kapan saja ya, Bunda. Kenali ciri ibu menyusui anemia dan cara penanganan yang tepat saat kondisi tersebut dialami.
Anemia pasca persalinan dapat membuat busui merasa lemah, pusing, dan kelelahan, menurut The National Heart, Lung, dan Blood Institute. Kondisi ini kemudian dapat mempersulit perawatan bayi dan diri sendiri. Inilah mengapa penting sekali menangani kondisi ini termasuk mengonsumsi suplemen zat besi jika direkomendasikan dokter.
Ibu menyusui anemia
Anemia postpartum merupakan defisiensi zat besi kronis pasca melahirkan, ketika kadar hemoglobin kurang dari 110g/L pada satu minggu pasca persalinan dan kurang dari 120g/L pada delapan minggu pasca persalinan.
Pada perkembangannya, anemia berkembang dalam tiga tahap, diantaranya berikut ini:
1. Tahap pertama
Kadar zat besi di sumsum tulang mulai berkurang, menyebabkan penurunan kandungan zat besi dalam darah secara keseluruhan. Tidak ada gejala spesifik anemia yang terlihat pada tahap ini.
2. Tahap kedua
Efek samping anemia mulai terlihat. Bunda mulai merasa lebih lelah dan mungkin mengalami sakit kepala. Kekurangannya dapat dideteksi dengan tes darah. Pada tahap ini, produksi hemoglobin mulai terpengaruh.
3. Tahap ketiga
Kadar hemoglobin semakin turun, menyebabkan anemia parah. Gejalanya berupa rasa lelah dan kelelahan yang luar biasa, sehingga membuat Bunda merasa mual. Mengetahui apa yang menurunkan kadar hemoglobin sangat penting untu menghindari kondisi tersebut.
Penyebab anemia setelah melahirkan
Ada berbagai alasan mengapa ibu menyusui bisa mengalami anemia setelah melahirkan ya, Bunda. Berikut ini beberapa diantaranya penyebabnya:
1. Pola makan yang buruk
Kurangnya asupan zat besi sebelum atau selama kehamilan dapat menyebabkan anemia pasca persalinan. Kebutuhan zat besi selama kehamilan adalah 4,4mg per hari.
Karena Bunda tidak mendapatkan cukup zat besi dari makanan saja, penting untuk mengonsumsi suplemen zat besi selama kehamilan dan sebelum pembuahan. Jumlah vitamin B12 dan vitamin B9 (folat) yang tidak mencukupi juga dapat menyebabkan anemia. Pola makan yang buruk menyebabkan anemia pasca melahirkan.
2. Kehilangan darah
Kehilangan banyak darah selama menstruasi juga dapat menyebabkan hilangnya zat besi sebelum pembuahan. Selain itu, kehilangan darah peripartum atau kehilangan banyak darah saat melahirkan (melebihi 300ml) dapat menghabiskan cadangan zat besi tubuh dan menyebabkan anemia setelah melahirkan. Semakin banyak darah yang keluar, semakin tinggi pula risiko anemia pada ibu.
3. Penyakit usus
Dalam kasus gangguan usus seperti penyakit celiac, penyakit Crohn, dan penyakit radang usus, adanya cacing, malabsorpsi zat besi menjadi perhatian. Ketika kadar zat besi turun, Bunda akan mengalami perubahan tertentu pada tubuh.
Penelitian menunjukkan anemia pasca persalinan sering dikaitkan dengan morbiditas ibu, morbiditas dan mortalitas perinatal, kelahiran hidup kecil untuk usia kehamilan dan kelahiran prematur.
Selain itu, anemia semakin umum terjadi dan dapat menjadi faktor risiko preeklamsia yang dapat diobati. Jika kadar hemoglobin turun di bawah 7 g/dL selama kehamilan, hal ini dikaitkan dengan tingginya angka berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur.
Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter dan mengonsumsi obat yang tepat jika Bunda mengalami gejala anemia saat hamil.
Ciri-ciri anemia pada ibu menyusui
Saat mengalami anemia pasca persalinan ataupun saat menyusui, biasanya beberapa ciri akan terlihat pada tubuh dan perilaku ibu menyusui. Berikut ini diantaranya ya, Bunda:
1. Merasa sangat lelah
2. Kulit pucat
3. Lemah
4. Merasa depresi
5. Merasa bingung
6. Berkurangnya kualitas dan kuantitas ASI yang berhubungan dengan rendahnya penambahan berat badan pada bayi
7. Sesak napas
8. Sakit kepala ringan atau pusing
9. Detak jantung cepat
10. Sakit kepala
11. Sifat lekas marah
12. Perubahan suasana hati
13. Berkurangnya gairah seks
14. Penurunan kekebalan tubuh
Bunda mungkin tidak mengalami semua gejala ini sekaligus, namun jika Bunda menemukan salah satu ciri yang disebutkan di atas, tidak dapat dikendalikan, segera konsultasikan dengan dokter untuk menghindari komplikasi, seperti dikutip dari laman Momjunction.
Perlukah busui mengonsumsi suplemen zat besi saat menyusui?
Jawabannya ialah tentu boleh ya, Bunda. Bunda boleh mengonsumsi suplemen zat besi saat menyusui namun itu hanya diperlukan pada kasus tertentu.
Merupakan ide yang sangat baik bagi orangtua untuk mengonsumsi zat besi saat menyusui jika mereka telah didiagnosis menderita anemia atau defisiensi zat besi, seperti dikatakan Kyle Graham, MD, dokter kandungan di Pediatrix Medical Group di San Jose, California, seperti dikutip dari laman Live Strong.
Anemia merupakan masalah umum pada ibu menyusui. Menurut penelitian pada April 2015 di BMJ Open, penyakit ini paling sering disebabkan oleh kekurangan zat besi selama kehamilan atau kehilangan darah setelah melahirkan.
Meskipun menyusui sendiri tidak menyebabkan rendahnya zat besi, orang yang menyusui yang tidak mendapatkan cukup nutrisi selama menyusui dapat mengalami anemia. Jika Bunda menderita anemia, Bunda harus memastikan bahwa Bunda mengonsumsi suplemen zat besi dalam jumlah yang tepat.
“Ada kemungkinan Bunda mengonsumsi terlalu banyak zat besi, jadi sebaiknya Bunda mengonsumsi obat sesuai resep dokter,” kata Dr. Graham.
Perlu Bunda ketahui bahwa mengonsumsi terlalu banyak zat besi dapat menyebabkan gejala pencernaan seperti gas dan sembelit. Zat besi dalam ASI lebih tersedia secara alami dibandingkan suplemen, termasuk susu formula, jadi Bunda harus merasa yakin bahwa bayi Bunda mendapatkan apa yang dibutuhkannya.
Apakah zat besi masuk ke ASI?
The Academy of Breastfeeding Medicine mencatat bahwa mengonsumsi suplemen zat besi tidak akan mempengaruhi jumlah zat besi dalam ASI.
Kandungan zat besi dalam ASI konsisten dan tidak berbeda dengan asupan ibu, seperti dikatakan Cinthia Scott, RD, IBCLC, seorang ahli diet dan konsultan laktasi di The Baby Dietitian. Dengan kata lain, suplemen zat besi tidak diteruskan melalui ASI ke bayi.
Namun, Bunda dapat yakin bahwa ada zat besi dalam ASI Bunda, kata Nicole Peluso, IBCLC, seorang konsultan laktasi di Aeroflow Breastpumps.
Bayi juga menumpuk simpanan zat besi selama trimester ketiga kehamilan, dan simpanan ini akan bertahan sekitar enam bulan setelah lahir menurut Peluso dan the Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Namun, penting diketahui bahwa hal-hal tertentu dapat memengaruhi simpanan zat besi bayi, seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah atau komplikasi kehamilan seperti diabetes, menurut The American Academy of Pediatrics (AAP). Jadi jika Bunda bertanya-tanya apakah bayi yang mendapat ASI memerlukan suplemen zat besi, jawabannya tergantung.
CDC merekomendasikan untuk berkonsultasi dengan dokter anak tentang apakah bayi memang memerlukan suplemen zat besi sebelum mereka berusia 6 bulan atau tidak, yang biasanya merupakan saat mereka bisa mulai mendapatkan zat besi dari makanan padat.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Ibu Menyusui Alami Anemia, Bolehkah Konsumsi Suplemen Zat Besi?

Menyusui
Pujian John Legend untuk Istri yang Prioritaskan Kebutuhan Anak

Menyusui
Pengalaman Buruk Ibu Menyusui tentang Pemakaian CCTV

Menyusui
4 Hal Sepele yang Sering Dilewatkan Ibu Saat Menyusui si Kecil

Menyusui
Yoga Sambil Menyusui Anak, Yes or No?


5 Foto
Menyusui
5 Potret Nola Be3 Galau Menyapih Nakeya meski Telah Menyusui Lebih dari 2 Th
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda