HaiBunda

MENYUSUI

Ketahui Aturan Minum Susu untuk Ibu Menyusui, Apakah Perlu Setiap Hari?

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Senin, 24 Jun 2024 15:35 WIB
Ketahui Aturan Minum Susu untuk Ibu Menyusui/Foto: iStock
Jakarta -

Menjaga asupan seimbang selama menyusui merupakan pilihan bijak yang perlu dilakukan busui. Termasuk memenuhi kebutuhan gizi dengan konsumsi susu. Yuk, ketahui aturan minum susu untuk ibu menyusui, Bunda.

Susu memang dapat melengkapi nutrisi harian pada ibu menyusui. Nilai gizi tersebut tentunya dapat membantu bayi yang menyusu mendapatkan nutrisi secara maksimal. Susu tidak saja bergizi tetapi memberikan nilai kesehatan yang dibutuhkan ibu menyusui termasuk mendukung kekuatan tulang selama menyusui.

Kapan sebaiknya ibu menyusui minum susu?

Mengonsumsi susu selama menyusui kerap membuat busui khawatir mengingat sebagian bayi malah mengalami alergi. Padahal, susu bisa membantu ASI jadi lebih berkualitas ya, Bunda.


Cairan, pola makan dan istirahat akan membantu busui membangun dan mempertahankan suplai ASI yang baik. Apalagi, Bunda akan merasa lebih haus saat menyusui. Meningkatkan asupan cairan secukupnya dapat membantu menghilangkan dahaga ya, Bunda.

Cobalah untuk memasukkan tiga atau lebih porsi produk susu setiap harinya. Jika Bunda tidak bisa minum susu, makan atau minum produk susu lainnya seperti keju, es krim, buttermilk, dan yogurt. Jika Bunda memilih untuk tidak mengonsumsi produk susu, pertimbangkan sumber kalsium non susu seperti brokoli, bayam, dan jeruk.

Manfaat ibu menyusui minum susu

Susu memiliki banyak kandungan gizi yang dibutuhkan tubuh setiap harinya. Anak-anak dari ibu yang relatif lebih banyak minum susu sapi selama menyusui mempunyai risiko lebih rendah terkena alergi makanan. Demikian kesimpulan peneliti dari Chalmers University of Technology, Sweden, seperti dikutip dari laman Newsmedical.

Dari survei yang dilakukan terhadap lebih dari 500 kebiasaan makan perempuan Swedia dan prevalensi alergi pada anak-anak mereka pada usia tahun ditemukan bahwa ibu dari anak usia satu tahun yang sehat akan mengonsumsi lebih banyak susu sapi selama menyusui dibandingkan ibu dari anak usia satu tahun yang alergi. Meskipun hubungannya jelas, kami tidak mengklaim bahwa minum susu sapi akan menyembuhkan alergi makanan secara umum.

Ada banyak faktor yang melatarbelakangi risiko alergi makanan, salah satunya adalah kecenderungan genetik. Namun, seperti yang dijelaskan oleh Mia Stravik, Doctoral Student, Division of Food Science, Chalmers University of Technology. 

“Pola makan merupakan salah satu faktor yang dapat dipengaruhi secara langsung oleh orangtua. Saat ini, sangat umum bagi remaja putri untuk menghindari minum susu, karena sebagian dari tren dan kekhawatiran yang ada, beberapa di antaranya terkait dengan mitos tentang susu dan diet," kata Mia.

Mia menunjukkan bahwa alergi terhadap protein susu jarang terjadi pada orang dewasa, sehingga sebagian besar perempuan dapat mengonsumsi susu dan produk susu sendiri tanpa masalah. Intoleransi laktosa adalah sesuatu yang sangat berbeda, ketika tubuh tidak dapat memecah gula susu. Dan dalam hal ini, produk susu bebas laktosa dapat ditoleransi oleh tubuh.

Menurut Profesor Ann-Sofie Sandberg, supervisor Mia Stravik, salah satu penjelasan yang mungkin adalah susu dalam makanan ibu mengandung zat yang merangsang kematangan sistem kekebalan tubuh. Dalam perkembangan awal seorang anak, ada periode waktu di mana stimulasi sistem kekebalan tubuh diperlukan agar anak dapat mengembangkan toleransi terhadap makanan yang berbeda kata Prof Ann.

Menurut hipotesis hygiene, kontak dini dengan berbagai mikroorganisme dapat berfungsi sebagai permulaan bagi sistem kekebalan tubuh anak. Tetapi, dengan rendahnya prevalensi mikroorganisme saat ini di masyarakat yang lebih higienis, zat-zat yang dikonsumsi ibu dapat menjadi cara lain untuk merangsang kematangan sistem kekebalan tubuh. 

Sehingga, mengonsumsi susu saat menyusui dengan risiko alergi pada anak tetap dapat dilakukan tentunya dengan tetap mempertimbangkan gejala yang muncul pada Si Kecil. Pemaparan sejak dini terhadap makanan atau minuman yang mungkin menjadi alergen dapat meminimalisasi risiko alergi pada anak di kemudian hari.

Efek samping konsumsi susu menyusui

Mengonsumsi susu saat menyusui memang bukan berarti bebas risiko ya, Bunda. Bagi mereka ataupun bayinya yang memiliki riwayat alergi, salah satu risiko yang mungkin timbul yakni alergi susu. Ketika bayi alergi susu misalnya, mereka akan memperlihatkan gejala-gejala seperti sakit perut atau kram mual dan muntah, serta diare.

Pada kasus alergi yang parah dapat menyebabkan perdarahan di usus yang dapat menyebabkan anemia. Namun, hanya sekitar 1 persen hingga 3 persen anak di bawah 1 tahun yang memiliki alergi susu. Hal ini bahkan lebih jarang terjadi pada anak-anak yang berusia lebih dari 1 hingga 3 tahun seperti dikutip dari laman Medlineplus.

Intoleransi laktosa terjadi ketika usus kecil tidak menghasilkan cukup enzim laktase. Seorang anak yang mengalami intoleransi laktosa tidak dapat mencerna laktosa. Ini adalah jenis gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu lainnya. Kondisi tersebut bisa menyebabkan kembung dan diare. Jika anak mengalami hal ini, Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mencari solusi tengah agar alergi anak tak berlanjut.

Aturan minum susu untuk ibu menyusui

Bagi sebagian ibu, meminum sapi tidak menimbulkan masalah apa pun bagi bayinya. Meskipun bayi tidak alergi terhadap ASI, terkadang ia dapat bereaksi terhadap protein dalam makanan ibunya. Salah satu protein paling umum yang bereaksi pada bayi adalah protein dalam susu sapi, seperti dikutip dari laman nenc-healthiertogether.

Jadi, meskipun sebagian besar bayi tidak mengalami masalah atau reaksi apa pun saat ibu meminum susu sapi, ada beberapa bayi yang mengalami reaksi. Hanya dalam kasus inilah ibu sebaiknya menghindari minum susu sapi dan produk susu lainnya. Selebihnya, Bunda dapat mengonsumsinya setiap hari sesuai kebutuhan.

Waktu dan frekuensi konsumsi susu

Memenuhi kebutuhan cairan selama menyusui sangatlah penting agar pasokan ASI tetap terjaga. Selain air putih, Bunda juga dapat memenuhinya dari jus ataupun susu ya, Bunda. Bunda dapat memenuhi asupan cairan tersebut sebanyak 8 ons setiap kali makan dan setiap kali menyusui. Beberapa ibu menyusui mendapati bahwa meminum sesuatu yang hangat membantu mereka rileks dan memicu refleks let-down.

Bagi sebagian bayi, risiko alergi saat busui mengonsumsi susu bisa terjadi kapan saja. Meskipun jarang terjadi, beberapa bayi memang dapat mengalami alergi susu. Jika bayi memiliki alergi susu sapi, penting bagi Bunda untuk mengecualikan semua produk susu dari makanan ya, Bunda.

Hingga 1 persen bayi yang disusui memiliki alergi terhadap protein susu sapi dari makanan orangtua menyusui dan mungkin mengalami ruam, eksim, diare, tinja berdarah, muntah, atau kolik. Jika mengalami hal ini, petugas kesehatan akan memberitahukan berapa lama Bunda perlu mengecualikan produk susu dari diet harian dan kapan waktu yang aman memperkenalkan kembali produk susu seperti dikutip dari laman Healthline.

Apakah perlu minum susu untuk ibu menyusui setiap hari?

Susu menjadi salah satu cairan bergizi tinggi yang sangat baik untuk kesehatan siapapun tak terkecuali ibu menyusui. Sama halnya dengan air putih, susu juga dapat menjadi minuman penunjang bagi kesehatan ibu selama menyusui.

Mengingat berdasarkan beratnya, 88 persen  ASI adalah air. Volume ASI meningkat dari 50 ml pada hari pertama, menjadi 750 ml sehari, ketika proses menyusui sudah mapan. Jadi, zat gizi paling penting yang diperlukan agar ASI dapat diproduksi dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi yang menyusu, adalah air.

Usahakan untuk minum setidaknya 1,5-2 liter air setiap hari. Beberapa ibu mungkin perlu minum lebih banyak air setiap hari ketika proses menyusui sudah dimulai. Rasa haus adalah indikator yang baik untuk mengetahui kebutuhan cairan Bunda.

Jika Bunda khawatir akan melewatkannya, tuangkan air ke dalam kendi dan cobalah meminum semuanya di penghujung hari. Kebutuhan air juga dapat dipenuhi dengan memasukkan berbagai cairan bergizi seperti susu, jus, dan sup.

Susu diketahui mengandung kalsium yang tinggi dan bagus untuk pertumbuhan tulang. Hal ini pun selaras dengan kebutuhan ibu menyusui yang memang membutuhkan kalsium untuk menunjang kesehatannya selama menyusui. Jadi, tak ada salahnya memasukkan susu dalam nutrisi harian guna memenuhi kebutuhan kalsium.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

ASI Bunda Bau Amis? Ini 5 Penyebabnya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Penyanyi Nadin Amizah dan Faishal Tanjung Lamaran, Dihadiri Sheila Dara & Vidi Aldiano

Mom's Life Annisa Karnesyia

Najwa Shihab Peringati 40 Hari Meninggalnya Suami, Unggah Foto bersama Sang Putra

Mom's Life Annisa Karnesyia

5 Potret Tasyakuran & Mitoni Kehamilan Pebulu Tangkis Ribka Sugiarto dan Rian Ardianto

Kehamilan Pritadanes

Mengenal Toxic Productivity, Ini Ciri-Ciri dan Cara Menanganinya

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Sunat Anak Perempuan Dilarang, Ketahui Bahayanya untuk Kesehatan

Parenting Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Ternyata Ini Password yang Paling Gampang Ditebak Maling M-Banking

Jakarta x Beauty 2025 Kembali Hadir, Ada 400 Lebih Brand Kecantikan hingga Aktivitas Seru

Penyanyi Nadin Amizah dan Faishal Tanjung Lamaran, Dihadiri Sheila Dara & Vidi Aldiano

Mengenal Toxic Productivity, Ini Ciri-Ciri dan Cara Menanganinya

5 Potret Tasyakuran & Mitoni Kehamilan Pebulu Tangkis Ribka Sugiarto dan Rian Ardianto

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK