Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Begini Cara Penyimpanan ASI Perah yang Benar

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Senin, 05 Aug 2024 14:05 WIB

Mother is pouring milk from breast milk storage bags to baby bottle with measuring scale,  Breast Pumping milk concept. selective focus.
Begini Cara Penyimpanan ASI Perah yang Benar/Foto: Getty Images/iStockphoto
Daftar Isi
Jakarta -

Menyimpan ASI perah dengan benar membantu daya tahan ASI yang lebih lama. Selain itu, cara penyimpanan ASI perah yang benar juga menjaga keutuhan kualitas ASI lho, Bunda.

Memerah susu adalah cara mengeluarkan ASI dari payudara saat bayi tidak sedang menyusu. Bunda dapat memeras ASI dengan tangan atau dengan pompa baik dengan bantuan pompa manual dan pompa elektrik. Setelahnya, segera simpan ASI perah dengan benar agar kualitasnya terjaga.

Cara penyimpanan ASI perah yang benar

Setelah sukses memerah ASI dengan maksimal, Bunda dapat menyimpan ASI perah di lemari es atau freezer dalam wadah kaca atau plastik khusus ASI. Sebaiknya, jangan membekukan kembali ASI yang telah dicairkan nantinya ya, Bunda. Jangan lupa juga untuk menempelkan label yang menandakan tanggal pemerahan ASI tersebut.

Berikut ini panduan bagaimana cara penyimpanan ASI perah yang benar tanpa bikin ribet:

1. Setelah diperah, masukkan ASIP ke dalam wadah yang bersih.
2. Tuliskan tanggal dan waktu saat memerah ASI.
3. Gunakan ASI segar untuk memberi makan bayi jika memungkinkan.
4. Bekukan susu yang tidak akan digunakan selama 2 hari.
5. Gunakan wadah baru setiap kali dan hindari menambahkan ASI perah ke dalam ASI yang sudah disimpan.
6. Gunakan ASI perah yang Bunda perah terdahulu baru kemudian menggunakan stok ASI perah terbaru.
7. Jika bayi sudah mulai menyusu, jangan masukkan kembali susu ke dalam lemari es atau freezer.

Berapa lama waktu penyimpanan ASI?

Lamanya ASI bisa bertahan saat disimpan sangatlah berpengaruh pada media penyimpanan yang Bunda gunakan. Karenanya, pastikan Bunda mengetahui infonya sehingga Bunda dapat memaksimalkan media penyimpanan ASI tersebut dengan baik.

1. Daya tahan dan lama waktu penyimpanan suhu kamar

Dalam suhu kamar, daya tahan ASI dan waktu lama penyimpanan suhu kamar bisa disimpan hingga enam jam. Namun, sebaiknya gunakan atau simpan ASI dengan benar dalam waktu empat jam, terutama jika ruangannya hangat.

2. Daya tahan dan lama waktu cooler bag

ASI yang baru diperah dapat disimpan dalam pendingin berinsulasi atau cooler bag dengan kantong es hingga satu hari.

3. Daya tahan dan lama waktu kulkas

ASI segar dapat disimpan di bagian belakang lemari es hingga empat hari dalam kondisi bersih. Namun, sebaiknya gunakan atau bekukan susu dalam waktu tiga hari.

4. Daya tahan dan lama waktu freezer

ASI yang baru diperah dapat disimpan di bagian belakang freezer atau deep freezer hingga 12 bulan. Namun, penggunaan susu beku dalam waktu enam bulan sudah optimal.

Perlu diingat bahwa penelitian menunjukkan bahwa semakin lama Bunda menyimpan ASI baik di lemari es atau freezer  semakin besar hilangnya vitamin C dalam susu seperti dikutip dari laman Mayo Clinic.

Penting juga untuk diperhatikan bahwa ASI akan berubah untuk memenuhi kebutuhan bayi. ASI yang diperah ketika bayi baru lahir tidak akan sepenuhnya memenuhi kebutuhan bayi ketika ia berusia beberapa bulan. Selain itu, pedoman penyimpanan mungkin berbeda untuk bayi prematur, bayi sakit, atau bayi yang dirawat di rumah sakit. Tanyakan kepada dokter atau konselor laktasi untuk info lebih lanjut ya, Bunda.

Berapa lama ASI bertahan setelah dipompa?

Setelah diperah, ASI bisa bertahan pada suhu ruang hingga empat jam. Sebaiknya segera menyimpannya di lemari es atau membekukan ASI perah di freezer jika tidak ingin digunakan untuk menjaga kualitas ASI. Jangan pernah menyimpan ASI dalam wadah botol sekali pakai atau kantong plastik yang tidak direkomendasikan atau bebas BPA agar kualitas ASI tetap maksimal seperti dikutip dari laman CDC.

Bagaimana cara menghangatkan ASI perah?

Menghangatkan ASI perah sering kali dipahami busui dengan cara dipanaskan di atas kompor. Padahal, menghangatkan ASI perah hanya cukup diletakkan di mangkuk air hangat sejenak sebelum diberikan kepada bayi. Berikut ini panduan cara menghangatkan ASI perah yang bisa Bunda ikuti ya:

1. Cairkan susu yang diperah terlebih dahulu. Tempatkan wadah beku di lemari es pada malam sebelum Bunda ingin menggunakannya. Bunda juga bisa menghangatkan susu secara perlahan dengan menaruhnya di bawah air hangat yang mengalir atau di dalam semangkuk air hangat.

2. Jangan memanaskan botol beku di dalam microwave atau terlalu cepat di atas kompor. Beberapa bagian susu mungkin terlalu panas, dan bagian lainnya dingin. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemanasan yang cepat dapat memengaruhi antibodi susu.

Diperlukan lebih banyak penelitian mengenai apakah susu beku yang sebelumnya telah dicairkan dapat dibekukan kembali dan aman digunakan. Namun, banyak ahli menyarankan untuk membuang susu yang sudah dicairkan yang tidak digunakan dalam waktu 24 jam.

Bolehkah mencampur ASI perah beda waktu?

ASI perah memang memiliki treatment khusus saat penyajian dan penyimpanannya. Para ibu menyusui perlu memahami hal ini untuk mendukung kualitas ASI perah mereka tetap terjaga dengan baik.

1. Mencampur ASI perah dengan ASI suhu ruangan

ASI merupakan makanan terbaik sejak bayi lahir. Bagi ibu bekerja, sering kali mereka perlu ekstra memompa ASI dan menyimpannya untuk persediaan makanan bayi saat mereka tidak bisa bersama bayinya. Tetapi, hal ini tidak berarti bisa mencampurkan ASI perah dengan ASI suhu ruangan yang diperah di waktu berbeda ya, Bunda. Selama waktu perahnya sama tentunya tidak ada masalah.

2. Mencampur ASI perah dengan ASI dari kulkas

Hari yang berbeda dan juga suhu berbeda sangatlah tidak direkomendasikan untuk pencampuran ASI perah ya, Bunda. Penting diingat Bunda hanya bisa mencampurkan ASI perah di hari yang sama pemerahannya.

3. Mencampur ASI perah segar dengan ASI beku

ASI yang sudah beku sebaiknya tidak lagi dicampur dengan ASI perah segar, Bunda. Khawatirnya, terdapat risiko kontaminasi bakteri yang mungkin bisa muncul.

Secara umum, para ahli mengatakan bahwa aman untuk mencampurkan ASI dari sesi pemompaan yang berbeda, selama tanggal dan suhu ASI-nya sama. Artinya, Bunda bisa menggabungkan susu yang telah Bunda peras pada hari yang sama dan menyimpannya dalam wadah yang sama. Namun, tidak disarankan untuk mencampurkan susu dari hari yang berbeda, karena komposisi susu dapat berubah seiring waktu dan terdapat risiko pertumbuhan bakteri.

Ada beberapa situasi mencampurkan ASI dari hari yang berbeda mungkin diperlukan, seperti saat seorang ibu memompa ASI secara eksklusif dan perlu menambah persediaan ASI agar ia dapat kembali bekerja.

Dalam kasus seperti ini, disarankan untuk mencampurkan susu pada waktu yang sama, dan menggunakan susu yang dipompa terlebih dahulu. Penting juga untuk mengikuti pedoman yang benar dalam menyimpan dan menangani ASI untuk memastikan keamanan dan kualitasnya seperti dikutip dari laman Milkify.

Apa ciri atau tanda ASI perah sudah basi?

ASI basi secara kasat mata tak terlihat ya, Bunda. Biasanya, busui baru menyadari ASI-nya basi ketika wadah ASI dibuka dan tercium aromanya yang berbeda dari baisanya. Beberapa tanda ASI perah sudah basi bisa ditandai salah satunya yakni ketika ASI yang dicairkan berbau asam.

Seperti diketahui sebenarnya ASI murni biasanya berwarna putih gading, mempunyai aroma yang sedap, tidak asam, berbeda dengan jenis susu lainnya. lainnya. Oleh karena itu, ketika membuka botol atau kantong penyimpan susu, tercium bau amis, asam, tidak sedap, tidak harum, maka ASI sudah pasti basi atau kadaluwarsa seperti dikutip dari laman Vinmec.

Kemudian, bayi biasanya akan menunjukkan penolakan terhadap ASI ketika diberikan. Bayi sebenarnya memiliki rasa yang sensitif ya, Bunda. Sehingga, ketika diberikan ASI basi yang tidak disadari ibunya, ia menolak dan rewel. Biasanya, hal itu menjadi pertanda ada masalah dengan rasa ASI yang sudah rusak.

ASI juga memiliki rasa yang aneh ketika sudah basi. Ada baiknya, Bunda mencicipinya jika mencurigai adanya ASI yang sudah basi. Dalam kondisi normal, ASI memiliki ciri khas aroma yang sedikit berminyak, rasa pucat, tidak terlalu asin atau manis. Jika Bunda merasakan sesuatu yang berbeda, ASI mungkin sudah basi dan nutrisi di dalamnya tidak lagi terjamin. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda