
menyusui
Mengenal Kondisi Pitties saat ASI Keluar dari Ketiak Busui: Ciri, Penyebab & Cara Mencegahnya
HaiBunda
Kamis, 12 Sep 2024 13:30 WIB

Menyusui membawa banyak perubahan pada seorang perempuan. Termasuk munculnya kondisi pitties yakni saat ASI keluar dari ketiak. Yuk, cari tahu lebih lanjut informasinya, Bunda.
Selain perubahan pada tubuh pasca persalinan, berbagai perubahan juga dirasakan para ibu yang masih menyusui. Sebagian perubahan mungkin hal yang lumrah dialami termasuk perubahan ASI dan seputar ritme menyusui untuk memenuhi kebutuhan bayi. Tetapi di luar itu, ada juga perubahan yang mungkin cenderung asing di telinga dan bahan mengejutkan.
Mengenal kondisi pitties
Salah satunya yakni kondisi pitties, efek samping langka dari menyusui yang menyebabkan ketiak membengkak karena ASI. Istilah ini dicetuskan oleh sebuah unggahan Twitter viral tahun 2020 (sekarang sudah dihapus), yang menunjukkan gambar seseorang dengan lengan terangkat, dengan dua benjolan besar berisi susu di ketiaknya.
Sejak saat itu, semakin banyak ibu yang berani untuk membagikan pitties mereka sendiri di media sosial, beberapa bahkan menunjukkan kemampuan mereka untuk menyemprotkan susu dari ketiak mereka.
Pitties sendiri diartikan sebagai kondisi saat saluran susu membesar di ketiak meskipun penampilannya tampak aneh karena bukan hal yang biasa dilihat. Perlu diketahui bahwa jaringan payudara tidak hanya ditemukan di payudara ya, Bunda.
Ada struktur yang disebut Tail of Spence yang memanjang melampaui payudara itu sendiri dan masuk ke ketiak. Karena terhubung ke jaringan utama penghasil ASI di payudara, jaringan ini dapat membengkak.
Penyebab kondisi pitties, saat ASI keluar dari ketiak
Pembengkakan di ketiak paling sering terjadi di awal menyusui yakni saat produksi ASI mulai terbentuk. "Jaringan payudara tidak mengalir dengan baik dan karena alasan itu, pembengkakan terutama terjadi saat ASI pertama kali keluar. Karena drainase yang buruk di area tersebut, sel-sel penghasil ASI tersebut berhenti berproduksi," jelas Andrea Tran, RN, BSN, MA, IBCLC, dan pakar di balik situs Breastfeeding Confidential yang berbasis di Colorado.
Tidak seperti pembengkakan payudara, di mana payudara itu sendiri membengkak dan menjadi kencang, pembengkakan di ketiak sedikit berbeda kondisinya ya, Buda. "Pembengkakan yang terjadi tampak seperti benjolan berbentuk telur di bawah ketiak," kata Tran. Ukuran dan jumlahnya bisa berbeda-beda, tergantung pada genetika seseorang.
Cara mengatasi kondisi pitties, saat ASI keluar dari ketiak
Pembengkakan ketiak bisa diobati dengan cara yang sama seperti pembengkakan payudara pada umumnya. Pengobatan seperti melakukan kompres dingin, mandi air panas, pijatan lembut, dan daun kubis bisa menenangkan kondisi tersebut.Â
Dengan pengobatan rumahan tersebut, gejalanya biasanya akan hilang dalam 24 hingga 48 jam. Tetapi, ada baiknya konsultasikan dengan dokter jika Bunda mengalami demam, nyeri terus-menerus, atau terdapat garis-garis merah, yang merupakan tanda-tanda umum infeksi.
Pembengkakan dapat menyebabkan mastitis atau saluran yang tersumbat. Jadi, Bunda mungkin memerlukan perawatan medis jika waktu dan pengobatan rumahan tidak meredakan ketidaknyamanan yang dirasakan seperti dikutip dari laman Parents.
Cerita Bunda yang viral alami pitties
Pengalaman pitties juga dirasakan salah seorang perempuan di Portugal. Pasca kehamilan, dirinya mengalami gejala yang sangat aneh dan kemudian dia mulai mengeluarkan ASI dari ketiaknya.
Perempuan berusia 36 tahun tersebut memberi tahu dokter bahwa  ia merasakan nyeri di ketiak kanannya dua hari setelah melahirkan, menurut laporan yang diterbitkan pada 29 Juli di The New England Journal of Medicine.
Ketika dokter memeriksa area tersebut, mereka menemukan massa bulat di ketiaknya. Anehnya, massa itu mengeluarkan cairan putih saat ditekan," tulis peneliti dari Hospital de Santa Maria di Lisbon, Portugal, dalam laporan tersebut.
Dengan kondisi tersebut, ia didiagnosis menderita polimastia atau adanya jaringan payudara ekstra di dalam tubuh. Menurut sebuah makalah tahun 1999 yang diterbitkan dalam jurnal Mayo Clinic Proceedings, hingga 6 persen perempuan terlahir dengan jaringan payudara 'aksesori' breast tissue.Â
Dalam beberapa kasus, jaringan payudara tambahan ini meliputi puting atau areola (area berpigmen di sekitar puting), tetapi dalam kasus lain, hanya jaringan payudara yang ada, tanpa puting atau areola seperti dikutip dari laman Live Science.
Kondisi tersebut ternyata terjadi selama perkembangan janin, ketika sel prekursor kelenjar susu terbentuk di sepanjang 'benjolan susu' atau 'garis susu' yang membentang dari ketiak hingga selangkangan di kedua sisi tubuh, menurut sebuah makalah tahun 2014 di The American Journal of Roentgenology.
Biasanya, tonjolan ini menghilang di mana-mana kecuali payudara. Namun, jika ini tidak terjadi, tubuh akan memiliki jaringan payudara yang tersisa. Lokasi yang paling umum untuk jaringan payudara aksesori adalah ketiak (juga disebut aksila), menurut makalah tahun 2014.
Jika jaringan payudara aksesori tidak memiliki puting atau areola, orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki jaringan payudara tambahan sampai mereka hamil atau mulai menyusui, menurut makalah tahun 1999. Pada titik ini, susu masuk ke jaringan payudara aksesori seperti halnya pada jaringan payudara biasa, dan perempuan tersebut mungkin mengalami pembengkakan atau nyeri di area tersebut.
Dalam kasus perempuan Portugal tersebut, ia diyakinkan bahwa kondisinya jinak. Dokter juga memberi tahu bahwa saat menjalani pemeriksaan kanker payudara rutin, jaringan payudara tambahan perlu diperiksa untuk kanker seperti jaringan payudara pada umumnya. Tidak jelas pada akhirnya, apakah perempuan tersebut dapat menyusui atau memompa ASI dari jaringan tersebut.
Dalam kasus lainnya, seorang ibu enam anak berusia 39 tahun, Jones, melahirkan bayi kembar tiga di usia kehamilan 34 minggu, setelah dirawat di rumah sakit karena tekanan darah tinggi. Sementara ketiga bayi dirawat di unit (NICU), Jones mulai memompa, bertekad untuk memberikan ASI kepada bayinya.
"Beberapa kali pertama saya mencoba memompa, saya mendapat kolostrum," kata Jones kepada Today Parents, mengacu pada bentuk ASI pertama yang diproduksi oleh orang tua yang menyusui. "Lalu setelah itu, tidak terjadi apa-apa. Dokter spesialis laktasi berkata kepada saya, 'Oh, teruskan saja memompa. Nanti juga keluar.'Â
Kemudian, ibu tersebut  tetap memompa setiap 2-3 jam dan kenyataannya ia hanya memompa udara, tidak terjadi apa-apa. Ia kemudian membagikan pengalamannya tersebut karena berpikir bahwa mungkin ia salah satu dari sedikit orang yang mengalami ini, karena tidak ada yang membicarakannya.Â
Jones mengatakan bahwa setelah hari kedua memompa, ia mulai merasakan payudaranya penuh. Namun, ketika ia bangun di pagi hari pada hari ketiga, ia tahu ada yang tidak beres. "Saya sangat kesakitan, ketiak saya penuh, dan payudara saya sangat besar dan benar-benar keras," katanya.
Jones merasa kecewa ketika menyadari ketiaknya telah terisi ASI yang merupakan efek samping pembengkakan yang jarang diketahui tetapi tidak jarang terjadi, yaitu ketika peningkatan aliran darah dan pasokan ASI ke payudara menyebabkan pembengkakan, nyeri tekan, dan nyeri.
Dominique Weiss, seorang konselor laktasi menjelaskan bahwa jaringan udara sebenarnya meluas hingga ke ketiak. Itulah sebabnya Jones mengalami pembengkakan di bawah lengannya.Â
"Itu sebabnya saat kita melakukan pemeriksaan payudara, kita juga harus memijat dan merasakan di bawah lengan kita karena jaringan payudara dapat meluas hingga ke atas ketiak," ujar Weiss.Â
Jadi, bukan karena ASI terperangkap di sana. Yang terjadi pada ibu ini adalah ia memiliki lobulus di ketiaknya. Lobulus adalah kelompok penghasil ASI di dalam tubuh, dan Weiss mengatakan ibu yang menyusui biasanya memiliki antara 15 dan 20 lobulus per payudara.
Dalam kasus Jones, ia jelas memiliki lobulus di area ketiaknya. Memang, semua perempuan memiliki lobulus, tetapi distribusinya unik bagi kita. Sama seperti halnya ukuran payudara perempuan yang semuanya berbeda, dan setiap orang memiliki ukuran cup dan bentuk payudara yang berbeda maka hal itu juga berlaku pada distribusi lobulus setiap perempuan yang juga bisa berbeda.
Weiss mengatakan jumlah lobulus tidak didasarkan pada ukuran payudara, tetapi lebih pada genetika. Jadi, meskipun Jones telah menyoroti kemungkinan hasil pembengkakan, tidak semua ibu yang menyusui akan mengalami pembengkakan di bawah lengan, atau bahkan sama sekali.Â
Jada Shapiro, seorang pakar kesehatan ibu mengatakan bahwa sebaiknya para perempuan dapat menemui konsultan laktasi, doula persalinan dan pasca persalinan, dan mendapatkan dukungan lainnya untuk mendapatkan perawatan bagi pembengkakan laktasi.
"Kompres dingin pada payudara dan ketiak, dan membatasi sentuhan pada jaringan ketiak untuk mencegah aktivitas dan rangsangan apa pun di sana, yang dapat meningkatkan pembengkakan," kata Shapiro. Selain itu menyusui bayi secara teratur untuk mengurangi pembengkakan juga bisa membantu.
Shapiro menambahkan bahwa jika ibu yang menyusui mengalami demam, garis-garis merah, hal tersebut merupakan adanya tanda infeksi termasuk jika muncul adanya benjolan yang sangat nyeri. Sangat direkomendasikan untuk segera menghubungi dokter guna mendapatkan perawatan medis.
Weiss mengatakan bahwa waktu juga akan membantu mengatasi pembengkakan laktasi, bahkan dalam kasus parah yang menyebabkan pembengkakan pada ketiak. Sambil menunggu kondisi membaik, menyusui sesuai permintaan bisa menjadi salah satu solusi yang dipraktikkan guna meredakan ketidaknyamanan busui.Â
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
3 Cara agar Si Kakak Tetap Anteng saat Bunda Menyusui Si Kecil

Menyusui
Busui Alami ASI Keluar dari Ketiak, Apakah Normal? Simak Penjelasan Pakar Bun

Menyusui
6 Manfaat Menyusui, Salah Satunya Cegah Depresi Usai Melahirkan Bun

Menyusui
Tips Agar Bunda Selalu Fit Selama Menyusui

Menyusui
Menyusui Bisa Menghemat Rp 37 Juta dalam 6 Bulan Lho


7 Foto
Menyusui
7 Potret Terbaru Aurel Hermansyah, Sukses Turunkan BB hingga 15 Kg saat Menyusui Anak Kedua
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda