Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Kenali 10 Ciri Bayi Dehidrasi karena Kurang ASI, Busui Perlu Tahu

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Rabu, 02 Oct 2024 09:15 WIB

Ilustrasi Bayi Menangis
Kenali 10 Ciri Bayi Dehidrasi karena Kurang ASI, Busui Perlu Tahu/Foto: Getty Images/iStockphoto/pinkomelet
Jakarta -

Bayi mungkin tampak terus-menerus menyusu, tetapi ada kalanya risiko dehidrasi tetap mengintai lho. Kenali ciri bayi dehidrasi karena kurang ASI yang perlu busui tahu.

Tubuh kecil bayi memang tidak dapat menyimpan banyak cairan, sehingga dehidrasi dapat terjadi dengan cepat. Ketahui tanda-tandanya sehingga bayi dapat tetap aman dari ancaman tersebut.

Mengenal dehidrasi pada bayi dan gejalanya

Dehidrasi pada bayi merupakan kondisi saat bayi kehilangan terlalu banyak air dan tidak dapat minum cukup cairan (susu) untuk segera menggantinya. Ukurannya yang kecil memudahkan bayi dan balita kehilangan air dan mengalami dehidrasi. Dalam kasus yang serius, dehidrasi dapat berbahaya bagi bayi jika tidak diobati.

Pada bayi, tanda dan gejala dehidrasi dapat bervariasi tergantung pada seberapa banyak kehilangan air yang dialami bayi. Gejalanya mungkin juga berbeda pada bayi baru lahir, bayi, dan balita.

Berikut ini tanda-tanda umum dehidrasi pada bayi baru lahir:

1. Bagian lunak cekung di bagian atas kepala.
2. Terlalu banyak tidur (bahkan lebih dari biasanya untuk bayi!).
3. Mata cekung.
4. Menangis dengan sedikit atau tanpa air mata.
5. Jadi rewel.
6. Tangan dan kaki dingin atau berubah warna.
7. Kulit keriput.

Sementara itu, ciri-ciri umum dehidrasi pada bayi dan balita meliputi:

1. Tidak ingin bermain.
2. Lelah atau rewel.
3. Popok kering selama 6 jam atau lebih.
4. Mata cekung.
5. Menangis dengan sedikit atau tanpa air mata.
6. Mulut kering.
7. Sembelit atau buang air besar yang keras atau lebih sedikit (jika dehidrasi disebabkan oleh tidak cukup minum air).
8. Tangan dingin.
9. Napas cepat.
10. Detak jantung cepat.

Penyebab dehidrasi pada bayi

Pada bayi baru lahir, mereka memang sering mengalami beberapa cegukan saat pertama kali belajar cara mendapatkan susu. Mereka mungkin juga mengalami kesulitan menelan dan mencerna susu. Masalah dengan pelekatan dan mendapatkan susu sangat umum sehingga sebenarnya ada banyak alasan mengapa bayi kehilangan berat badan pada minggu pertama kehidupannya seperti dikutip dari laman Healthline.

Berikut ini beberapa penyebab dehidrasi pada bayi baru lahir ya, Bunda:

1. Bayi tidak dapat menyusu dengan benar pada puting susu.
2. Suplai ASI yang sedikit pada awalnya.
3. Bayi tidak dapat mengisap susu dari puting susu atau botol dengan baik.

Penyebab dehidrasi pada bayi dan balita

Bayi yang lebih besar dan balita memiliki penyebab dehidrasi yang hampir sama. Mereka kemungkinan besar mengalami dehidrasi saat merasa tidak enak badan. Flu, virus perut, dan intoleransi makanan atau alergi semuanya dapat menyebabkan dehidrasi sementara. Biasanya, penyebab dehidrasi pada bayi dan balita meliputi:

1. Diare
2. Muntah
3. Berkeringat
4. Demam
5. Kepanasan

Pengobatan dan perawatan dehidrasi pada bayi

Perawatan dan pengobatan untuk dehidrasi pada Si Kecil bergantung pada penyebab dan usia bayi ya, Bunda. Berikut ini beberapa penanganan di rumah yang bisa dilakukan:

1. Berikan ASI secara teratur

Jika bayi belum dapat menyusu dengan benar, teruslah berusaha untuk menyusui secara teratur. Biarkan bayi mencoba menyusu dan kemudian beristirahatlah saat ia lelah. Cobalah untuk menyusui lagi setelah sekitar 15 menit. 

2. Cobalah pemberian susu dengan pipet

Jika bayi tidak dapat menyusu atau Bunda belum menghasilkan cukup ASI, cobalah berbagai cara untuk memberikan ASI. Pompa ASI lalu gunakan botol, pipet steril, atau sendok bayi kecil untuk memberikan susu kepada bayi dengan lembut.

Bahkan jika bayi yang disusui atau diberi susu formula muntah atau diare, teruslah berikan ASI atau susu formula secara teratur setidaknya sesering biasanya, jika tidak lebih sering jika ia dapat menerimanya.

Tunggu satu jam setelah bayi muntah, lalu tawarkan satu sendok teh cairan setiap 10 menit selama satu jam. Jika bayi dapat menelannya, Bunda dapat meningkatkan jumlah yang Bunda tawarkan secara bertahap seperti dikutip dari laman Whattoexpect.

Untuk bayi yang lebih besar yang sudah mulai makan makanan padat, air mungkin cukup dalam kasus ringan. Jika terjadi kehilangan cairan yang cukup banyak, terutama jika bayi mengalami kombinasi diare dan muntah, dokter anak mungkin juga merekomendasikan untuk menawarkan cairan pengganti elektrolit (misalnya minuman seperti Pedialyte) kepada bayi yang lebih besar untuk menggantikan natrium dan kalium yang hilang saat diare atau sejumlah kecil air.

Pastikan Bunda mengikuti saran dokter tentang bagaimana dan kapan memberikan perawatan ini kepada bayi Bunda yang mengalami dehidrasi. Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda