MENYUSUI
Durasi Menyusui Memengaruhi Perkembangan Sistem Pernapasan Bayi? Simak Faktanya
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Selasa, 03 Dec 2024 08:10 WIBSetiap Bunda yang menyusui memiliki kebiasaan berbeda satu sama lain ya, Bunda. Termasuk soal lama waktu menyusui. Lantas, benarkah durasi menyusui memengaruhi perkembangan sistem pernapasan bayi?
Menyusui dan sistem pernapasan bayi banyak dikaitkan satu sama lain ya, Bunda. Katanya, menyusui berkaitan dengan risiko mengi yang lebih rendah pada anak usia dini, tetapi efeknya di kemudian hari masih belum jelas.
Dalam sebuah studi longitudinal observasional yang melibatkan 110 anak prapubertas, informasi tentang durasi menyusui, mengi, dan asma dikumpulkan melalui kuisioner.
Pada usia 11 tahun, diukurlah parameter spirometri, volume paru-paru, kapasitas paru-paru yang terdifusi, dan oksida nitrat fraksional yang dihembuskan.
Dalam studi tersebut digunakan model regresi ogistik dan linier untuk memeriksa hubungan antara durasi menyusui dengan kemungkinan asma dan pengukuran fungsi paru-paru. Semua analisis multivariabel disesuaikan dengan jenis kelamin, merokok selama kehamilan, usia kehamilan saat lahir, anak kembar, dan cara persalinan.
Hasilnya, durasi menyusui dikaitkan dengan skor z FEV1 [β = 0,04, CI 95% (0,02–0,09)], skor z FEF75 [β = 0,06, CI 95% (0,03–0,09)], dan skor z FEV1/FVC [β = 0,03, CI 95% (0,00–0,07)], tetapi tidak dengan kapasitas paru-paru yang menyebar dan oksida nitrat fraksional yang dihembuskan. Tidak ada hubungan antara durasi menyusui dengan mengi pada anak usia prasekolah, pernah mengalami asma, dan asma saat ini yang terdokumentasi seperti dikutip dari laman Ncbi.
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa anak-anak yang disusui dalam jangka waktu yang lebih lama menunjukkan nilai z-skor FEV1, FEV1/FVC, dan FEF75 yang lebih tinggi pada usia 11 tahun dibandingkan dengan anak-anak yang disusui dalam jangka waktu yang lebih pendek, yang menunjukkan efek perlindungan dari menyusui pada saluran napas, dan bukan pada parenkim paru-paru (volume paru-paru dan membran kapiler alveolar) atau peradangan saluran napas akibat alergi. Efek positif dari durasi menyusui pada fungsi paru-paru menjadi dasar untuk semakin mempromosikan menyusui sebagai tindakan pencegahan yang efektif.
Ketahui manfaat menyusui
Dalam literatur, manfaat menyusui pada perkembangan psikofisik, nutrisi, dan sistem kekebalan anak telah banyak dibuktikan. Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia dan the American Academy of Pediatrics merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dan pemberian ASI parsial selama tahun pertama dan seterusnya.
Saat ini, dampak menyusui pada kesehatan pernapasan masih kurang jelas. Dugaan hubungan antara menyusui dan fungsi paru-paru dapat dijelaskan oleh efek epigenetik dan modulasi mikrobiota usus, pertumbuhan paru-paru, dan sistem imun.
Secara umum diketahui bahwa bayi yang disusui memiliki infeksi pernapasan yang lebih jarang dan kurang parah daripada bayi yang tidak disusui. Memang, ASI memberikan manfaat imunologis melalui perlindungan langsung terhadap komponen-komponen tertentu (laktoferin, lisozim, defensina, dan sitokin lainnya), dan melalui stimulasi sistem imun karena kandungan faktor pertumbuhan dan nukleotidanya yang tinggi.
Baru-baru ini, diduga bahwa menyusui juga dapat memiliki efek langsung pada pertumbuhan paru-paru. Diketahui bahwa efek menyusui pada sistem pernapasan mungkin merupakan hasil interaksi kompleks antara faktor imunoaktif pelindung dan efek mekanis. Yang terakhir terdiri dari isapan yang lebih lama di payudara dibandingkan dengan botol, yang dapat menentukan peningkatan kapasitas paru-paru pada anak-anak yang disusui dibandingkan dengan anak-anak yang diberi susu botol.
Tingkat menyusui yang lebih rendah didokumentasikan pada bayi prematur dibandingkan dengan anak-anak yang lahir cukup bulan, dan usia gestasi saat lahir dianggap sebagai prediktor kuat untuk inisiasi menyusui.
Di Italia, the Italian Health Institute melibatkan 3.235 bayi prematur dari 56 Unit Perawatan Intensif Neonatal, mengonfirmasi bahwa pemberian ASI eksklusif bergantung pada usia gestasi.
Selain itu, dalam penelitian sebelumnya, kami menunjukkan tingkat skor-z kapasitas difusi paru yang lebih rendah pada anak-anak yang sebelumnya prematur dibandingkan dengan anak-anak yang lahir cukup bulan di kemudian hari di masa kanak-kanak. Oleh karena itu, hubungan antara pemberian ASI dan hasil pernapasan lebih sulit diselidiki pada bayi prematur daripada kontrol yang sehat.
Sampai saat ini, penelitian yang menunjukkan efek pemberian ASI pada fungsi paru-paru telah melaporkan hasil yang kontras. Sebagian besar dari penelitian tersebut menemukan Forced Vital Capacity (FVC) atau volume ekspirasi paksa dalam 1 detik (FEV1) yang lebih tinggi pada anak-anak usia sekolah yang sebelumnya disusui.
Di sisi lain, dilaporkan juga adanya penurunan rasio FEV1/FVC pada 1.246 bayi yang disusui, khususnya pada anak-anak yang lahir dari ibu penderita asma, yang menunjukkan efek negatif dari pemberian ASI pada subkelompok ini.
Namun, belum ada penelitian yang meneliti hubungan durasi pemberian ASI dengan Diffusing capacity of the lung for carbon monoxide (DLCO) di kemudian hari pada masa kanak-kanak. Selain itu, beberapa penelitian dibatasi oleh beberapa masalah metodologis, seperti berbagai faktor pengganggu atau pengubah yang dipertimbangkan dan heterogenitas populasi penelitian.
Pemberian ASI dan parameter fungsi paru-paru
Dalam studi tersebut juga ditemukan bahwa pemberian ASI dikaitkan dengan parameter fungsi paru-paru di kemudian hari pada masa kanak-kanak, tergantung dosis. Hal terpenting bahwa anak-anak yang disusui dalam waktu yang lebih lama menunjukkan nilai z-skor FEV1, FEV1/FVC, dan FEF75 yang lebih tinggi pada usia 11 tahun dibandingkan dengan anak-anak yang disusui dalam waktu yang lebih singkat.
Selain itu, peneliti juga mengamati efek perlindungan dari pemberian ASI pada saluran napas, dan bukan pada parenkim paru-paru (volume paru-paru dan membran kapiler alveolar) atau peradangan saluran napas akibat alergi.
Efek positif dari durasi pemberian ASI pada fungsi paru-paru menjadi dasar untuk semakin mempromosikan pemberian ASI sebagai tindakan pencegahan yang efektif.
Temuan tersebut menegaskan bahwa pemberian ASI merupakan paparan di awal kehidupan yang dapat memengaruhi program perkembangan hasil pernapasan. Oleh karena itu, pemberian ASI harus didorong pada semua bayi untuk mencegah risiko penurunan fungsi paru-paru di kemudian hari.
Namun, beberapa masalah metodologis dan variabilitas biologis dalam ASI membatasi generalisasi hasil studi yang ada. Karenanya, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki lebih baik mengenai efek perlindungan dari menyusui terhadap fungsi paru-paru dan parenkim, serta peradangan saluran napas akibat alergi.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)
Simak video di bawah ini, Bun:
3 Penyakit Kronis yang Bisa Dicegah dengan Bunda Menyusui Bayi
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
6 Manfaat Menyusui, Salah Satunya Cegah Depresi Usai Melahirkan Bun
Tips Agar Bunda Selalu Fit Selama Menyusui
Waktu Ideal Lama Bayi Menyusu di Setiap Payudara
Menyusui Bisa Menghemat Rp 37 Juta dalam 6 Bulan Lho
TERPOPULER
Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini
Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya
Potret Luna Maya & Maxime Bouttier Hadiri Pernikahan Sahabat di Italia
Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi
Cerita Aline Adita Akhirnya Berhasil Hamil setelah 7 Th Jalani Promil
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Face Mist Terbaik untuk Lembapkan Kulit Wajah
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
5 Pilihan Tas Sekolah Anak TK-SD yang Bagus hingga Awet, Bisa Buat Perempuan & Laki-laki
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Cleansing Oil untuk Semua Jenis Kulit dari Berminyak dan Berjerawat
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Slow Cooker Terbaik, Solusi Masak MPASI untuk Bayi
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
Review Main Virtual Sport di VS Thrillix AEON Mall Tanjung Barat, Lengkap dengan Harga Tiket
Firli NabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Curhat Inul Daratista Usai Kabarkan Adam Suseno Sudah Boleh Pulang dari RS
Kenali Penyebab Hipertensi di Usia Muda & Cara Pencegahannya
Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi
Ciri-ciri Orang Cerdas, Kerap Ucapkan 20 Kalimat Ini
Idol K-Pop Hadiri Paris Fashion Week, Cha Eun Woo hingga Mingyu SEVENTEEN
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Terungkap, Pacar Berondong Olla Ramlan Diduga Teuku Ryan
-
Beautynesia
Saatnya Move On, Ini 3 Tanda Kamu Berjuang Sendirian dalam Hubungan
-
Female Daily
Mulai Menjamur, Body Mist Diprediksikan Bakal Jadi Tren di Tahun 2025!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
7 Gaya Kim Kardashian Dikritik bak Penunggu Rumah Bordil, Terlalu Seksi
-
Mommies Daily
Cara Efektif Menegur Anak dalam 1 Menit ala dr. Aisah Dahlan, Orangtua Harus Coba