Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Nafas Bayi Cepat: Penyebab, Tanda Berbahaya & Frekuensi Nafas Normal

Kinan   |   HaiBunda

Minggu, 04 Dec 2022 18:00 WIB

Ilustrasi Bayi Baru Lahir
Napas bayi cepat yang disertai gejala lain, seperti batuk dan demam/ Foto: Getty Images/iStockphoto/tacstef

Napas bayi cepat, terutama pada bayi baru lahir, kerap membuat para orang tua khawatir. Kondisi ini bahkan kadang terlihat saat Si Kecil sedang tertidur pulas, disertai dengan munculnya suara. 

Perlu diketahui bahwa kondisi ini dapat disebabkan oleh fisiologi bayi. Bayi memiliki paru-paru yang lebih kecil, otot yang lebih lemah, dan kebanyakan bernapas melalui hidung. 

Selain itu, bayi baru lahir juga masih dalam proses penyesuaian diri untuk bernapas di udara. Sebab saat masih di dalam kandungan, tali pusat memberikan pasokan oksigen langsung ke tubuhnya melalui darah.

Kendati demikian, pada beberapa kasus lain napas bayi cepat juga bisa menjadi tanda suatu gangguan medis.

Frekuensi napas normal bayi

Dikutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), cara menghitung napas anak yakni dengan meletakkan tangan orang tua atau pengasuh pada dada anak dan menghitung gerak napasnya dalam waktu 1 menit. 

Napas anak dikatakan cepat apabila frekuensinya:

  • Lebih atau sama dengan 60 kali permenit (pada anak berusia 0 bulan hingga 2 bulan) 
  • Lebih atau sama dengan 50 kali permenit (pada anak berusia 2 bulan hingga 11 bulan)
  • Lebih atau sama dengan 40 kali permenit (pada anak berusia 1 tahun hingga 5 tahun)

Bila napas anak cepat disertai dengan tarikan dinding dada ke dalam, dapat pula disertai dengan gejala kepala seperti mengangguk-angguk ketika bernapas dan/atau kebiruan pada bibir, maka bisa dikatakan anak mengalami sesak napas.

Penyebab napas bayi cepat

Dikutip dari Medical News Today, di luar efek fisiologis paru-parunya yang masih berkembang, napas bayi cepat juga bisa terjadi ketika ada sesuatu yang memengaruhi sistem pernapasannya.

Saat bayi beraktivitas, seperti saat merangkak atau menangis, ia membutuhkan lebih banyak oksigen, sehingga laju pernapasannya dapat meningkat. Ini biasanya tidak berbahaya selama pernapasan mereka kembali normal.

Berikut adalah beberapa alasan penyebab napas bayi cepat lainnya:

1. Transient tachypnea of the newborn

Transient tachypnea of the newborn (TTN) merupakan kondisi yang terjadi pada bayi baru lahir, terutama yang lahir sebelum 38-39 minggu.

Kondisi ini berkembang ketika ada keterlambatan dalam kemampuan bayi untuk membersihkan cairan dari paru-paru setelah lahir. Hal ini membuat bayi sulit mendapatkan oksigen yang cukup, sehingga dapat menyebabkan gangguan pernapasan.

Tidak seperti penyebab gangguan pernapasan lainnya, TTN biasanya hilang dengan sendirinya dalam waktu 3 hari setelah gejala pertama kali muncul.

Perawatan yang diberikan bergantung pada tingkat keparahan gejala dan berapa lama mereka bertahan. Bayi mungkin memerlukan perawatan intensif di rumah sakit dalam kondisi tertentu.

Apalagi penyebab napas bayi cepat yang perlu dipahami orang tua? Simak di halaman selanjutnya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga gejala sesak napas pada anak melalui video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



KAPAN NAPAS BAYI CEPAT PERLU DIPERIKSAKAN KE DOKTER?

Mother burp baby boy after eating breastfeeding

Napas bayi cepat yang disertai gejala lain, seperti batuk dan demam/ Foto: Getty Images/iStockphoto/comzeal

2. Menangis karena tak nyaman atau stres

Bayi terkadang bernapas lebih cepat saat mereka kesakitan atau tertekan. Misalnya, bayi mungkin bernapas lebih cepat saat rewel setelah disuntik vaksin, saat lapar atau ingin menyusu. 

Situasi ini bisa dikatakan aman apabila laju pernapasan kemudian kembali normal saat kebutuhannya terpenuhi.

Tetapi jika pernapasan bayi tidak melambat, atau jika tampaknya mengalami hiperventilasi atau kesulitan bernapas, mungkin ada masalah lain yang menyertai.

3. Suhu ruang terlalu panas untuk bayi

Bayi yang kepanasan juga dapat jadi bernapas lebih cepat. Suhu ruang yang terlalu panas misalnya, tak boleh disepelekan karena juga bisa menyebabkan dehidrasi dan masalah medis lainnya.

Bayi tidak dapat mendinginkan dirinya sendiri seperti anak yang berusia lebih tua atau orang dewasa, maka dari itu jauhkan bayi dari paparan sinar matahari langsung dan suhu ruang panas terlalu lama.

4. Gangguan pernapasan medis

Jika napas bayi cepat disebabkan oleh gangguan pernapasan secara medis, maka sebaiknya segera lakukan konsultasi ke dokter. Beberapa kondisi dapat menyebabkan gangguan pernapasan, termasuk:

  • Prematuritas: Paru-paru bayi yang lahir prematur seringkali kurang berkembang sehingga membuat mereka lebih sulit bernapas.
  • Infeksi dan penyakit: Penyakit tertentu dapat membuat sulit bernapas, misalnya infeksi paru-paru.
  • Menghirup cairan: Umumnya terjadi terutama pada bayi baru lahir, yang mungkin menyedot cairan selama kelahiran.
  • Cedera fisik: Kerusakan pada paru-paru bayi atau bagian lain dari sistem pernapasannya dapat menyebabkan mereka bernapas lebih cepat saat mencoba menghirup udara.

Kapan napas bayi cepat perlu diperiksa ke dokter?

Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang sedang dirasakannya, sehingga Bunda perlu memperhatikan perubahan tingkah laku dan kondisi fisik yang menyertainya. 

Termasuk jika bayi mendadak sulit tidur dan jadi menangis terus-menerus tanpa sebab. Perhatikan juga jika bayi mengalami batuk dan demam, ini bisa jadi gejala medis lainnya.

Jika napas bayi cepat dicurigai muncul karena gangguan pernapasan medis, beberapa tanda bahaya yang perlu mendapat pemeriksaan segera yakni:

  • Tampak bernapas lebih berat dari biasanya
  • Tulang rusuk jadi lebih terlihat saat bayi menarik napas
  • Tampak lesu atau gelisah
  • Ada perubahan perilaku
  • Demam
  • Perubahan warna kulit, bibir, lidah, atau kuku bayi
  • Muncul tanda dehidrasi

Demikian ulasan tentang kondisi napas bayi cepat. Ingatlah bahwa pada dasarnya pola napas bayi memang berbeda dari orang dewasa dan anak yang usianya lebih tua, tapi beberapa kondisi napas cepat tertentu seringkali memerlukan tindakan medis segera.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda