
menyusui
10 Faktor Risiko Penyebab Kanker Payudara, Termasuk Usia saat Pertama Kali Melahirkan
HaiBunda
Rabu, 03 Sep 2025 09:20 WIB

Daftar Isi
-
10 Faktor risiko penyebab kanker payudara
- 1. Riwayat keluarga kanker payudara
- 2. Riwayat pribadi kanker payudara
- 3. Memulai menstruasi di usia yang lebih muda
- 4. Menopause di usia yang lebih tua
- 5. Jaringan payudara padat
- 6. Bergender perempuan
- 7. Melahirkan anak pertama di usia yang lebih tua
- 8. Tidak pernah hamil
- 9. Bertambahnya usia
- 10. Terapi hormon menopause
- Ciri-ciri benjolan kanker payudara
- Kapan ke dokter?
- Cara mencegah kanker payudara
- Cara mengatasi kanker payudara
Kanker payudara menjadi risiko yang perlu diwaspadai. Kenali faktor risiko penyebab kanker payudara lebih lanjut, Bunda.
Setelah kanker kulit, kanker payudara merupakan tipe kanker paling umum yang didiagnosis pada perempuan di Amerika Serikat. Namun, kanker payudara tidak hanya terjadi pada perempuan saja. Mengingat setiap orang dilahirkan dengan jaringan payudara, siapa pun bisa berisiko terkena kanker payudara.
10 Faktor risiko penyebab kanker payudara
Risiko kanker payudara mungkin bersifat umum ya, Bunda. Tetapi, ada beberapa faktor-faktor tertentu yang bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Berikut ini di antaranya ya, Bunda:
1. Riwayat keluarga kanker payudara
Jika orang tua, saudara kandung, atau anak menderita kanker payudara, risiko Bunda terkena kanker payudara akan meningkat. Risikonya juga lebih tinggi jika keluarga memiliki riwayat kanker payudara di usia muda. Namun, kebanyakan orang yang didiagnosis kanker payudara tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini.
2. Riwayat pribadi kanker payudara
Jika Bunda pernah menderita kanker di salah satu payudara, Bunda tentunya memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker di payudara lainnya.
3. Memulai menstruasi di usia yang lebih muda
Bagi Bunda yang mengalami menstruasi lebih dini, biasanya faktor risiko kanker payudara lebih tinggi. Apalagi, menstruasi sebelum usia 12 tahun meningkatkan risiko kanker payudara seperti dikutip dari laman Mayo Clinic.
4. Menopause di usia yang lebih tua
Selain menstruasi yang dimulai lebih awal ternyata menopause yang terjadi setelah perempuan berusia 55 tahun juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
5. Jaringan payudara padat
Jaringan payudara terdiri dari jaringan lemak dan jaringan padat. Di dalam jaringan padat ini sedianya terdiri dari kelenjar susu, saluran susu, dan jaringan fibrosa. Jika Bunda memiliki payudara padat, Bunda memiliki lebih banyak jaringan padat daripada jaringan lemak di payudara Bunda. Sementara, memiliki payudara yang padat dapat mempersulit deteksi kanker payudara pada mammogram. Jika mammogram menunjukkan payudara padat, risiko kanker payudara pun meningkat.
6. Bergender perempuan
Terlahir sebagai perempuan, secara risiko memang membuat perempuan lebih mungkin terkena kanker payudara dibandingkan laki-laki. Tetapi, setiap orang dilahirkan dengan jaringan payudara, sehingga siapa pun dapat terkena kanker payudara.
7. Melahirkan anak pertama di usia yang lebih tua
Memiliki anak di usia yang lebih tua memang cukup berisiko ya, Bunda. Karenanya, melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
8. Tidak pernah hamil
Ada sebagian perempuan yang memiliki kesulitan untuk mendapatkan kehamilan. Kondisi ini pun sedianya bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker payudara.
9. Bertambahnya usia
Seiring bertambahnya usia, seseorang juga memiliki risiko terkena beragam masalah kesehatan termasuk risiko kanker payudara. Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia.
10. Terapi hormon menopause
Mengonsumsi obat terapi hormon tertentu untuk mengendalikan gejala menopause dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Risiko ini terkait dengan obat terapi hormon yang menggabungkan estrogen dan progesteron.
Ciri-ciri benjolan kanker payudara
Tidak semua perempuan mungkin menyadari adanya risiko kanker payudara. Bagi mereka yang memiliki risiko lebih besar, ada beberapa ciri-ciri benjolan kanker payudara yang bisa ditandai sebagai berikut:
1. Benjolan payudara atau area kulit menebal yang terasa berbeda dari jaringan di sekitarnya
2. Puting yang tampak rata atau melengkung ke dalam
3. Perubahan warna kulit payudara
4. Perubahan ukuran, bentuk, atau tampilan payudara
5. Perubahan pada kulit di atas payudara, seperti kulit yang tampak berlesung pipit atau seperti kulit jeruk
6. Pengelupasan dan pengerasan kulit pada payudara seperti dikutip dari laman Mayo Clinic.
Cara mendeteksi kanker payudara
Perubahan pada payudara sekalipun minor memang perlu jadi perhatian khusus. Termasuk, ketika Bunda melihat adanya perubahan pada payudara atau pembengkakan di ketiak, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan riwayat kanker payudara dalam keluarga.
Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, memeriksa kedua payudara dan kelenjar getah bening di ketiak serta di atas tulang selangka, seperti dikutip dari laman Cancervic.
Selain itu, dokter juga akan menjadwalkan beberapa tes pencitraan, seperti mammogram diagnostik atau ultrasonografi. Jika diperlukan, tindakan biopsi akan dilakukan. Terkadang, dokter juga melakukan tes tambahan seperti pemindaian MRI payudara.
Tes lebih lanjut juga mungkin direkomendasikan jika skrining mammogram menunjukkan sesuatu yang tidak biasa. Program The National BreastScreen Australia memberikan akses gratis ke tes skrining kanker payudara untuk semua perempuan di atas usia 40 tahun.
Kapan ke dokter?
Risiko kanker payudara tidak bisa dianggap ringan ketika seseorang terdeteksi adanya gangguan tersebut. Untuk itu, jika Bunda menemukan benjolan atau perubahan lain pada payudara, segera temui dokter.Â
Jangan menunggu pemeriksaan mammogram berikutnya untuk memastikan apakah perubahan yang ditemukan adalah kanker payudara atau bukan. Sebaiknya, laporkan setiap perubahan yang terjadi pada payudara, meskipun hasil mammogram terbaru menunjukkan tidak ada indikasi kanker payudara
Cara mencegah kanker payudara
Risiko kanker payudara menjadi hal yang sulit dicegah. Namun, Bunda dapat mengurangi risiko terjadinya gangguan kesehatan tersebut. Salah satu caranya yakni dengan melakukan pemeriksaan mandiri dan mammogram secara teratur yang membantu mendeteksi kanker payudara sejak dini, saat kanker lebih mudah diobati.
Memang, tidak ada cara pasti untuk mengurangi risiko kanker payudara. The American Cancer Society (ACS) memberikan saran berikut yang bisa dilakukan semua perempuan:
1. Mempertahankan berat badan yang sehat
2. Konsumsi makanan sehat
3. Menghindari daging merah dan daging olahanÂ
4. Aktivitas fisikÂ
5. Hindari minuman beralkohol
6. Lakukan skrining
7. Lakukan pemeriksaan mandiri secara teratur
Cara mengatasi kanker payudara
Operasi menjadi pengobatan utama kanker payudara. Beberapa jenis operasi tersebut meliputi mastektomi, lumpektomi, dan rekontruksi payudara. Tim medis juga dapat menggabungkan operasi dengan satu atau lebih pengobatan yakni kemoterapi, terapi radiasi, imunoterapi, terapi hormon, terapi target, dan lainnya.
Perlu diwaspadai, setiap pengobatan mungkin bisa mendatangkan efek samping pada sebagian orang. Secara umum, efek samping dari kemoterapi dan terapi radiasi ialah kelelahan, mual, dan muntah. Sementara pada terapi target, imunoterapi, dan terapi hormon memiliki efek samping yang serupa termasuk masalah gastrointestinal seperti sembelit dan diare.
Setiap orang bereaksi berbeda terhadap pengobatan kanker payudara. Jika Bunda sedang menjalani pengobatan, tanyakan kepada dokter bagaimana pengobatan dapat memengaruhi diri sendiri, termasuk bagaimana hal itu dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari. Tanyakan juga pada dokter mengenai perawatan paliatif yang membantu mengelola gejala kanker payudara dan efek samping pengobatan sehingga Bunda tetap nyaman selama menjalani pengobatan.
Â
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)ARTIKEL TERKAIT

Menyusui
Mpok Alpa Temukan Benjolan sejak Sebelum Hamil, Begini Cara Deteksi Kanker Payudara sejak Dini

Menyusui
Kisah Bunda 'Diselamatkan' Bayi yang Temukan Benjolan pada Payudara saat Menyusu

Menyusui
Apakah Kanker Payudara Bisa Sembuh Tanpa Operasi Pengangkatan?

Menyusui
Amankah Penderita Kanker Payudara Menyusui Bayi? Ini Kata Dokter

Menyusui
Benarkah Sayap Ayam Bisa Sebabkan Kanker Payudara? Ini Kata Dokter

Menyusui
Mengenal Penyebab dan Jenis Kanker Payudara Serta Pencegahannya
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda