menyusui

Mengenal Penyebab dan Jenis Kanker Payudara Serta Pencegahannya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 12 Aug 2022 13:50 WIB

Jakarta -

Kanker payudara menjadi momok menakutkan bagi perempuan. Kanker payudara berada di posisi pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia, Bunda.

Tak hanya itu, kanker payudara juga menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker. Mengutip laman Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menurut data Globocan tahun 2020, jumlah kasus kanker payudara mencapai 68.858 kasus dari total 396.914 kasus kanker di Indonesia.

Kanker payudara

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kanker payudara merupakan penyakit di mana sel-sel di payudara tumbuh di luar kendali. Jenis kanker ini dapat terjadi di berbagai bagian payudara, Bunda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Banner Perut Kedutan Saat Hamil

Payudara wanita terdiri dari tiga bagian utama, yakni:

  • Lobulus adalah kelanjar payudara yang menghasilkan ASI
  • Ducts atau saluran ASI yang bermuara ke puting
  • Jaringan ikat yang terdiri dari jaringan fibrosa dan lemak

Perlu diketahui, Bunda. Sebagian besar kanker payudara dimulai di saluran ASI dan lobulus. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker di saluran ASI terjadi sekitar 85 persen, sedangkan di lobulus adalah 15 persen.

Kanker payudara juga dapat menyebar melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Pada kondisi yang serius, kanker payudara dapat menyebabkan kematian.

"Seiring waktu, kanker stadium 0 dapat berkembang dan menyerang jaringan payudara di sekitarnya (kanker payudara invasif), kemudian menyebar ke kelenjar getah bening terdekat (metastasis regional) atau ke organ lain di dalam tubuh. Jika seorang wanita meninggal karena kanker payudara, maka itu bisa disebabkan karena metastasis yang meluas," kata WHO dalam laman resminya.

Jenis kanker payudara

concept healthcare and medicine. hand holding pink ribbon. breast cancer awareness. sign of hopeIlustrasi Pita Lambang Kanker Payudara/ Foto: Getty Images/iStockphoto/lovelyday12

Ada beberapa jenis kanker payudara yang dapat dialami seorang wanita. Melansir dari American Cancer Society, berikut jenis kanker payudara:

1. Ductal carcinoma in situ (DCIS)

Ductal carcinoma in situ (DCIS) dikenal juga dengan sebutan karsinoma intraduktal atau kanker payudara stadium 0.

Jenis kanker ini adalah kanker payudara non-invasif atau pra-invasif. Artinya, sel-sel yang melapisi saluran ASI telah berubah menjadi sel kanker tetapi belum menyebar ke jaringan payudara di sekitarnya.

Sekitar 1 dari 5 kanker payudara yang baru akan berubah menjadi DCIS. Hampir semua wanita dengan jenis kanker ini dapat sembuh.

2. Invasive breast cancer

Invasive breast cancer atau kanker payudara invasif merupakan kondisi di mana kanker telah menyebar ke jaringan payudara di sekitarnya. Kanker payudara yang umum pada kondisi ini adalah invasive ductal carcinoma (IDC) dan invasive lobular carcinom (ILC). Berikut penjelasannya:

Invasive ductal carcinoma (IDC)

IDC menjadi penyebab paling banyak kanker payudara. Jenis kanker ini dimulai dari sel-sel yang melapisi saluran ASI di payudara, Bunda.

Kanker kemudian menembus dinding saluran ASI dan berkembang di jaringan sekitarnya. Pada kondisi ini, kanker mungkin akan menyebar ke bagian tubuh lain melalui saluran getah bening dan aliran darah.

Invasive lobular carcinom (ILC)

Sekitar 1 dari 10 kanker payudara invasif adalah jenis invasive lobular carcinom (ILC). Kanker ini awalnya terjadi di kelenjar payudara (lobulus).

Kanker ini juga dapat menyebar ke anggota tubuh lainnya, Bunda. Dibandingkan jenis kanker lain, ILC cenderung memengaruhi kedua payudara.

3. Kanker payudara triple-negatif

Kanker payudara triple-negatif adalah jenis kanker payudara yang invasif. Pada kondisi ini, sel-sel kanker tidak memiliki reseptor estrogen atau progesteron dan juga tidak mampu memproduksi protein yang disebut HER2.

Kanker payudara triple-negatif menyumbang sekitar 15 persen dari semua kasus kanker payudara. Kanker ini juga kemungkinan sulit untuk diobati.

4. Kanker payudara inflamasi

Kanker payudara inflamasi adalah jenis kanker payudara invasif agresif dengan sel-sel kanker memblokir pembuluh getah bening di kulit. Kondisi tersebut menyebabkan payudara terlihat 'meradang'.

Kanker ini jarang terjadi dan menyumbang sekitar 1 hingga 5 persen dari semua kasus kanker payudara. Jenis kanker ini tidak seperti kanker pada umumnya, karena seringkali tidak menyebabkan benjolan dan sulit dideteksi dari mammogram. Sekitar 1 dari 3 kasus, kanker ini baru didiagnosis ketika sudah menyebar.

5. Penyakit paget payudara

Penyakit paget payudara adalah jenis kanker payudara langka yang terjadi di kulit puting dan areola. Penyakit ini biasanya hanya menyerang satu payudara.

Pada 80 sampai 90 persen kasus, penyakit paget payudara biasanya ditemukan bersamaan dengan DCIS atau kanker payudara invasif.

6. Angiosarcoma

Angiosarcoma adalah kanker langka yang dimulai dari sel-sel yang melapisi pembuluh darah atau pembuluh getah bening. Sering kali, kondisi ini merupakan komplikasi dari pengobatan radiasi yang sebelumnya dilakukan pada payudara.

Angiosarcoma dapat terjadi pada 8 sampai 10 tahun setelah mendapatkan pengobatan radiasi payudara. Angiosarcoma dapat menyebabkan perubahan kulit, seperti nodul berwarna ungu dan/atau benjolan di payudara.

7. Tumor phyllodes

Tumor phyllodes adalah tumor payudara langka yang dimulai di jaringan ikat payudara (stroma), bukan di saluran atau kelenjar payudara. Sebagian besar tumor phyllodes bersifat jinak dan hanya sebagian kecil yang bersifat ganas.

Tumor ini paling sering terjadi pada wanita berusia 40-an. Wanita dengan sindrom Li-Fraumeni, yakni kondisi genetik langka, berisiko tinggi terkena tumor phyllodes.

Penyebab dan faktor risiko kanker payudara

Kanker payudara bisa disebabkan beberapa hal yang juga merupakan faktor risiko. Dilansir NHS Inggris dan Cleveland Clinic, berikut faktor risiko yang memengaruhi terjadinya kanker payudara:

1. Usia

Risiko terkena kanker payudara bisa meningkat seiring bertambahnya usia. Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita di atas usia 50 tahun yang telah mengalami menopause. Sekitar 8 dari 10 kasus kanker payudara terjadi pada wanita di atas 50 tahun.

2. Riwayat keluarga

Riwayat keluarga juga bisa berkontribusi terhadap risiko terkena kanker payudara. Namun, karena ini adalah kanker yang paling umum terjadi pada wanita, kemungkinan hal itu bisa terjadi pada lebih dari satu anggota keluarga secara kebetulan.

Perlu diketahui, sebagian besar kasus kanker payudara tidak diturunkan di keluarga. Tetapi, faktor genetik yang dikenal sebagai BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko Bunda terkena kanker payudara dan kanker ovarium.

Selain itu, gen TP53 dan CHEK2 juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara pada wanita.

3. Gaya hidup tidak sehat

Penggunaan tembakau telah dikaitkan dengan berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara. Sementara itu, penggunaan alkohol juga bisa menyebabkan kanker ini, Bunda.

Penelitian menunjukkan bahwa minum alkohol dapat meningkatkan risiko untuk beberapa jenis kanker payudara.

4. Obesitas

Faktor risiko kanker payudara juga dapat dikaitkan dengan berat badan berlebih atau obesitas. Obesitas dapat meningkatkan faktor risiko kanker payudara dan kambuhnya kondisi ini.

5. Paparan radiasi

Seseorang yang pernah menjalani terapi radiasi bisa berisiko mengidap kanker payudara. terutama bila terapi dilakukan di area kepala, leher, atau dada.

6. Terapi hormon

Seseorang yang menjalani hormone replacement therapy (HRT) atau terapi penggantian hormon juga memiliki risiko lebih tinggi terdiagnosis kanker payudara.

Gejala kanker payudara

Asian woman checking her breast, self cancer examination conceptIlustrasi Gejala Kanker Payudara/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Doucefleur

Berikut gejala kanker payudara seperti mengutip laman Kemenkes:

1. Muncul benjolan

Gejala umum kanker payudara adalah munculnya benjolan di payudara. Seringkali benjolan ini tidak terasa nyeri, Bunda.

2. Perubahan tekstur kulit

Terdapat perubahan tekstur kulit payudara pada pengidap kanker payudara. Kulit tampak mengeras dengan permukaan seperti kulit jeruk.

3. Luka di payudara

Gejala kanker payudara juga bisa dilihat dari munculnya luka di bagian ini, Bunda. Perhatikan jika terdapat luka pada bagian payudara yang tidak bisa sembuh ya.

4. Keluar cairan dari puting

Bunda perlu waspada bila keluar cairan di puting ya. Kondisi ini bisa menjadi tanda atau gejala kanker payudara.

5. Terdapat cekungan di payudara

Gejala kanker payudara bisa dideteksi sendiri dengan melihat dan meraba payudara. Salah satu gejala lainnya adalah terdapat cekungan ataupun tarikan di kulit payudara.

Pengobatan kanker payudara

Menurut WHO, pengobatan kanker payudara bisa efektif sampai 90 persen bila penyakit ini diidentifikasi lebih awal. Pengobatan ini umumnya terdiri dari pembedahan dan terapi radiasi untuk pengendalian penyakit di area payudara, kelenjar getah bening.

Pengobatan lainnya adalah terapi sistemik, yakni pemberian obat anti-kanker melalui mulut atau intravena untuk mengobati dan/atau mengurangi risiko terjadinya kanker. Pengobatan ini juga bisa menurunkan risiko penyebaran kanker (metastasis).

Obat anti-kanker ini termasuk terapi hormon endokrin atau kemoterapi. Dalam beberapa kasus, terapi biologis dengan antibodi juga diperlukan.

Pencegahan kanker payudara

Pencegahan kanker payudara dapat dilakukan dengan deteksi dini dan mengubah gaya hidup.

Pencegahan SADARI

Pencegahan SADARI (perikSa payuDara sendiRi) yang dapat dilakukan untuk deteksi dini. Berikut 7 langkahnya:

  1. Tentukan batasan yang akan diperiksa, yakni payudara kiri atau kanan. Batasan ini termasuk batas atas, yaitu 2 jari di bawah tulang selangka dan batas tengah sepanjang garis tengah payudara. Sedangkan batas bawah, yaitu bagian bawah payudara yang melingkar, dan batas samping adalah sepanjang garis tengah ketiak.
  2. Bunda lalu bisa berdiri di depan cermin dengan lengan menjuntai ke bawah. Perhatikan apakah ada benjolan atau perubahan bentuk/ukuran payudara
  3. Angkat kedua tangan, sampai berada di belakang kepala. Perhatikan lagi payudara Bunda dari sisi samping tubuh. Pertama, dari sisi kanan, lalu lihat dari sisi kiri.
  4. Letakkan tangan di pinggul dengan kuat dan gerakan lengan serta siku ke depan sambil mengangkat bahu. Fungsinya untuk menegangkan otot payudara agar kita bisa melihat benjolan.
  5. Kemudian, angkat lengan kiri dan letakkan di bawah kepala. Bunda dapat meraba daerah tengah ketiak dan payudara (searah jarum jam) atau sebaliknya. Lakukan gerakan memutar dari atas ke arah ketiak pelan-pelan menuju tengah ketiak terus sampai ke bawah dan kembali ke atas. Lakukan gerakan memutar ini sampai ke puting.
  6. Lakukan pemencetan pada puting lalu perhatikan apakah keluar cairan. Apapun cairan yang keluar, segera konsultasi dengan dokter.
  7. Berbaring dengan tangan kiri di bawah kepala, letakkan bantal kecil di bawah bahu kanan. Lakukan perabaan pad payudara kiri dengan gerakan memutar seperti gerakan pijat dengan pelan. Ulangi cara yang sama pada payudara kanan.

Pencegahan dengan mengubah gaya hidup

Berikut beberapa perubahan gaya hidup yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah kanker payudara:

1. Menghindari makanan yang dibakar

Untuk mencegah kanker payudara, Bunda bisa menghindari konsumsi makanan yang dimasak dengan cara dibakar. Makanan yang dibakar akan membentuk heterocyclic amines (HCAs), yang berpotensi menyebabkan kanker payudara, kanker paru-paru, kanker kolon, dan kanker prostat.

2. Menghindari alkohol

Hindari konsumsi alkohol karena bisa meningkatkan risiko terkena kanker payudara ya, Bunda. Beberapa studi menemukan bahwa konsumsi alkohol bisa meningkatkan risiko wanita terkena kanker payudara.

3. Hindari daging yang diawetkan

Hindari daging yang diawetkan dengan cara pengasapan, pengasinan, atau pengalengan. Daging yang diolah dengan cara itu bisa menyebabkan kanker perut dan kanker payudara.

4. Susu tinggi lemak

Beberapa penelitian menemukan bahwa konsumsi susu tinggi lemak bisa memicu terjadinya kanker. Penyebabnya adalah kandungan hormon estrogen yang tinggi ditemukan dalam susu tinggi lemak. Beberapa jenis kanker payudara memiliki reseptor hormon ini, sehingga meningkatkan risikonya.

5. Gula dan karbohidrat olahan

Makanan manis dan karbohidrat olahan secara tidak langsung bisa meningkatkan risiko kanker payudara, Bunda. Misalnya, minuman manis, pasta, roti putih, nasi putih, dan sereal.

Berdasarkan studi, terlalu banyak gula bisa menyebabkan kenaikan insulin dalam tubuh. Insulin ini adalah promotor utama pada pertumbuhan tumor. Kadar insulin yang tinggi dalam darah juga bida meningkatkan hormon estrogen.

Menyusui dan risiko kanker payudara

MenyusuiIlustrasi Menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Menyusui ternyata dapat menurunkan risiko kanker payudara lho, Bunda. Dikutip dari Cancer Research UK, menyusui bisa menurunkan risiko terkena kanker payudara, terutama pada Bunda yang memiliki anak di usia muda.

Selain itu, durasi menyusui juga memengaruhi risiko kanker payudara, Bunda. Semakin lama Bunda menyusu, risikonya pun semakin menurun.

Nah, penurunan risiko ini mungkin terjadi karena ovarium akan lebih jarang memproduksi sel telur selama menyusui. Penyebab lainnya karena proses menyusui bisa mengubah sel-sel di payudara, sehingga memengaruhi perubahan yang mengarah pada kanker.

Penelitian menyusui dan kanker payudara

Sejauh ini, banyak peneliti mencoba mencari jawaban tentang kaitan menyusui dan penurunan risiko kanker payudara. Beberapa di antaranya menjelaskan alasan yang berbeda.

Berikut telah HaiBunda rangkum, 2 studi yang menjelaskan bahwa menyusui dapat menurunkan risiko kanker payudara:

Studi 1

Sebuah analisis pada sekitar 150.000 wanita dilakukan untuk meneliti kaitan menyusui dan kanker payudara. Mengutip Parents, penelitian ini diterbitkan di Lancet pada tahun 2002.

Hasil penelitian menemukan bahwa setiap 12 bulan menyusui, baik pada satu anak atau lebih, risiko kanker payudara akan menurun sebesar 4,3 persen. Hasil ini dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui sama sekali.

Studi 2

Penelitian tahun 2009 pada lebih dari 60.000 wanita pernah diterbitkan dalam Archives of Internal Medicine. Hasil penelitian menunjukkan, wanita dengan riwayat keluarga terkena kanker payudara akan berkurang risiko terkena penyakit ini sebelum menopause hingga hampir 60 persen bila mereka pernah menyusui.

Studi 3

American Institute for Cancer Research (AICR) dan World Cancer Research Fund (WCRF) merilis laporan terkait manfaat menyusui untuk mencegah kanker payudara pada tahun 2017. Berikut hasil penelitian:

  • Menyusui dapat mengurangi risiko wanita terkena kanker payudara pramenopause dan pascamenopause
  • Menyusui dapat menghambat waktu haid setelah melahirkan, sehingga dapat menurunkan paparan hormon estrogen yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
  • Selama menyusui, jaringan di payudara akan menyingkirkan sel-sel DNA rusak, yang dapat menyebabkan kanker.
  • Menyusui dapat mengubah ekskresi gen dalam sel payudara yang memberikan dampak 'jangka panjang' pada risiko perkembangan kanker.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga fakta menyusui yang bisa menurunkan risiko kanker payudara, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT