Jakarta -
Rumah yang berantakan sepanjang hari, anak yang lagi sering tantrum, pekerjaan rumah yang menumpuk, bisa saja bikin
ibu stres. Untuk mengatasi stres nggak harus dengan liburan yang mahal.
Seperti Agni Pratistha yang mengurus keperluan anak-anaknya sendiri, beberapa kali merasa stres, tertekan, dan rasanya ingin marah. Tapi dia selalu punya 'mantra' yang ia ucap untuk dirinya sendiri ketika si anak bandel dan rasanya ingin marah.
"Ada saatnya ketika saya marah terus nyesel dan kasihan gitu. Nah, dari situ saya suka nyari apa ya dari anak yang bisa bikin saya maklum dan nggak bikin saya murka. Saya suka ngomong ke diri sendiri kayak 'dia masih 3 tahun Agni, dia masih 3 tahun', jadi daripada ikut marah, saya yang tenang becandain Rudra," ungkap Agni yang ditemui pada kegiatan kegiatan 'Aku Dukung Posyandu' di Posyandu Anggrek 1 RW10 Rusun Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, baru-baru ini.
Namun tidak selamanya Agni bisa bertahan. Terkadang ada lho perasaan-perasaan tertekan yang sudah tidak terbendung.
"Pas saya lagi nggak kuat banget, saya bilang ke suami, 'boleh nggak aku butuh ngopi sebentar aja tanpa dengar manggil-manggil mama', kata suami boleh ya udah saya ngopi sejam nenangin diri nanti balik lagi kalau udah tenang," ungkap ibu dari Rudra dan Bhaga ini.
Baca juga:
Yang Bisa Dilakukan Suami Saat Istri Alami Depresi Pasca MelahirkanMenurut Agni, ibu-ibu rumah tangga atau yang punya anak rentan stres itu karena mereka nggak punya orang yang bisa diajak berkeluh kesah atau sekadar ngobrol. "Kadang ada orang yang diajak ngobrol, tapi orang itu malah menyepelekan dan menyalahkan hal lain gitu kayak 'ah hormon kamu aja itu' atau 'ah kamu postpartum depression kali itu'. Ya hal-hal kayak gitu sih yang menurutku bikin ibu-ibu seperti saya rentan stres," tutur Agni.
Terkadang para ibu rumah tangga (https://news.detik.com/adv-nhl-detikcom/d-3604047/ibu-bekerja-atau-ibu-rumah-tangga-semua-ibu-pasti-hebat) ini cuma ingin didengarkan. Sementara itu ada beberapa orang yang kurang paham bahwa depresi usai melahirkan itu nyata. Menurutnya kadang ada segelintir orang yang tidak menyadari hal tersebut, melainkan malah menyalahan hormon atau hal lainnya yang terjadi pada tubuh perempuan.
"Seakan-akan kalau kayak gitu tuh kita nggak punya perasaan yang bener dan itu menurut saya kurang ada sih diantara ibu-ibu di sini," papar Agni.
Karena itu fokus Agni ketika ada teman atau rekan dari suami yang melahirkan adalah ke sang ibu. Ia tahu semua mata pasti akan lebih tertuju pada sang bayi yang baru lahir sehingga perhatian ke sang ibu yang baru melahirkan dirasa hanya sedikit.
Baca juga:
Suami Memuji Perempuan Lain, Wajarkah Kalau Istri Cemburu?"Jadi kalau jenguk teman lahiran saya 'service' habis-habisan, kayak dia mau makan apa, saya kasih kado ke ibunya karena saya tahu rasanya pra dan pasca melahirkan itu rasanya seperti apa. Jadi saya empati banget untuk para ibu yang sudah berjuang melahirkan," sambung Agni.
Agni pun selalu berusaha untuk jadi ibu yang bisa berbagi dan mendukung ibu-ibu lainnya. Karena ia tahu banget rasanya kalau nggak ada teman yang bisa diajak berbagi dalam beberapa hal itu rasanya stres banget.
Dalam mengendalikan stres Agni punya cara sederhana untuk membuatnya bahagia, bukan ke mal atau beli barang mahal. "Saya selalu cari hal yang bikin saya seneng misal, saya suka menjahit, dan kadang saya suka kebangun jam 4 pagi gitu dan nggak bisa tidur lagi jadi ngejahit aja bikin sarung bantal, bikin celana. Itu bikin saya seneng banget karena saya ngerasa nyalurin sesuatu dan itu berguna apalagi dipakai jadi kayak kesenangan tersendiri gitu sih," tutur Agni.
Pada saat menjahit, Agni merasa bebannya sedikit berkurang. Menurut Agni, seorang ibu seenggaknya harus punya kesenangan yang bisa bikin beban di pundaknya hilang, nggak perlu mahal atau jalan keluar dari rumah yang mengeluarkan ongkos atau malah terjebak macet di luar.
Agni juga berpesan untuk para ibu-ibu, jangan malu untuk minta bantuan. Kadang ada beberapa ibu yang merasa bisa dan sanggup melaksanakan pekerjaan rumah tangganya sendiri. Apalagi ibu baru yang mungkin merasa 'jet lag' karena harus masak, beberes rumah, dan jaga anak.
"Misal ada temen nih yang hubungi saya, 'Ni bisa ke sini nggak bantuin gue masak, nggak kepegang nih anak, pembantu pada mudik' saya nggak masalah kok. Begitu juga untuk ibu-ibu di luar sana, jadi nggak usah malu minta bantuan," ungkap Agni.
Baca juga:
Meski Cuma di Rumah, Ibu Rumah Tangga Juga Rentan Stres (aml)